Risiko Perang Rusia – Ukraina Membesar, Biden – Putin Gelar Pembicaraan Telepon

oleh Zhang Ting

Meningkatnya risiko perang Rusia – Ukraina, Presiden Amerika Serikat pada Sabtu 12 Februari pukul 11:04 Waktu Amerika Bagian Timur mengadakan pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pada hari yang sama, Amerika Serikat dan Rusia juga mengadakan panggilan telepon dengan menteri luar negeri dan menteri pertahanan mereka. Negara- negara Barat mendesak warganya untuk segera meninggalkan Ukraina karena khawatir dengan serangan Rusia ke Ukraina yang dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan

Pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa pembicaraan telepon antara kedua kepala negara berakhir pada Sabtu pukul 12:06. Biden melakukan panggilan telepon itu dari Camp David. Gedung Putih mentweet bahwa Presiden Biden menjelaskan dalam panggilan telepon dengan Putin bahwa jika Rusia menginvasi Ukraina, “Amerika Serikat dan sekutu kita akan membuat Rusia segera membayarnya dengan harga yang mahal”. 

Presiden Biden mendesak Presiden Putin untuk meredakan situasi dan menempuh jalur diplomatik.

Biden menegaskan bahwa agresi Rusia ke Ukraina, akan menyebabkan penderitaan yang meluas bagi manusia dan melemahkan posisi Rusia.

Gedung Putih menambahkan bahwa Biden menjelaskan kepada Presiden Putin, bahwa meskipun Amerika Serikat sudah siap menempuh jalur diplomatik dalam koordinasi penuh dengan sekutu dan mitra untuk membantu peredaan ketegangan, tetapi Amerika Serikat secara bersamaan juga siap dengan skenario lainnya.

Yury Ushakov, seorang pembantu presiden Putin mengatakan bahwa pembicaraan antara Biden dan Putin itu cukup berimbang dan pragmatis, tetapi ia mengatakan, Amerika Serikat dan NATO telah gagal dalam mengatasi masalah keamanan utama yang dihadapi Rusia.

Menurut pandangan Ushakov, Biden mengatakan kepada Putin bahwa “Dirinya berkomitmen pada jalur diplomatik dan menyajikan serangkaian pertimbangan yang dia yakini akan mengatasi banyak kekhawatiran Rusia.”.

Tapi, Ushakov mengatakan bahwa Putin mengaanggap Barat telah mengabaikan masalah keamanan utama Rusia, presiden mengatakan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya terus “memberi semangat” kepada Ukraina dengan senjata baru dan mendorong pasukan Ukraina untuk melakukan provokasi di wilayah Donbas dan Krimea.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada wartawan setelah usai pembicaraan telepon antara kepala negara AS dan Rusia bahwa meskipun kedua kepala negara telah melakukan pembicaraan yang substantif, namun situasi ketegangan yang telah berlangsung selama beberapa minggu terakhir tidak mengalami perubahan yang mendasar.

Pejabat itu mengatakan : “Kedua presiden sepakat bahwa dalam beberapa hari mendatang tim kita akan terus terlibat. Bagaimanapun, Rusia dapat memutuskan untuk mengambil tindakan militer. Yang jelas, itu sangat mungkin terjadi”.

Seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri AS mengatakan kepada wartawan yang menemani Menteri Luar Negeri Blinken bahwa, dalam panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada hari Sabtu, Blinken telah memberi penekanan bahwa Amerika Serikat cukup khawatir dengan serangan Rusia ke Ukraina yang dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan. Menlu juga mengharapkan menteri luar negeri Rusia untuk memberikan rincian atas tanggapan ini.

Kedua menteri luar negeri berbicara selama sekitar 35 menit. Lavrov mengatakan bahwa Rusia masih menyelesaikan tanggapannya terhadap dokumen yang diberikan oleh Amerika Serikat dua minggu lalu. Tanggapan Rusia harus diberikan kepada Presiden Putin untuk persetujuannya.

Blinken kembali memperingatkan Lavrov bahwa jika Rusia sampai memutuskan untuk menyerang Ukraina, maka “Rusia akan menghadapi tanggapan yang tegas, berskala besar dan terpadu dari transatlantik.”

Blinken mengatakan, opsi untuk menyelesaikan ketegangan di kawasan itu melalui saluran diplomatik tetap terbuka. Namun, ini akan membutuhkan “diskusi yang tulus” dari pihak Moskow.

Menurut informasi yang dirilis oleh Pentagon, bahwa Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah berbicara dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu pada hari Sabtu. Kedua pihak membahas topik mengenai peningkatan militer Rusia di sekitar Krimea dan Ukraina.

Pada Sabtu 12 Februari Pentagon mengumumkan bahwa, pihaknya telah memutuskan untuk menarik sebagian pasukan AS dari Ukraina, selain itu juga memerintahkan evakuasi sebagian besar staf kedutaan besarnya di Ukraina di tengah meningkatnya kekhawatiran terjadinya serangan pasukan Rusia ke Ukraina dalam beberapa hari mendatang. (sin)