Pentagon : Pertempuran Mengalami Stagnan, Semangat Tempur Tentara Rusia Menurun

oleh Wang Xiang

Pada Selasa 22 Maret Pentagon menyebutkan bahwa invasi militer Rusia yang telah berlangsung selama 4 pekan saat ini berada dalam situasi stagnan akibat gigihnya perlawanan pasukan Ukraina, dan menurunnya kekuatan tempur tentara Rusia sampai sedikit di bawah 90% dari persiapan awalnya

Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan kepada media bahwa, menurut penilaian mereka, kekuatan tempur yang tersedia dari militer Rusia sekarang mungkin berada sedikit di bawah 90% dari perkiraan kekuatan tempur yang disiapkan pada awalnya.

Pejabat tersebut menambahkan bahwa ini bukan penilaian terhadap seluruh kekuatan militer Rusia. Rusia telah menempatkan 150.000 orang tentara di perbatasan Ukraina sebelum melakukan invasi pada Februari.

Pejabat keamanan terus memperingatkan bahwa Putin mungkin sedang mencari tambahan pasukan yang akan dikirim ke Ukraina untuk membantu dalam perang, tetapi pasukan tempur Rusia tetap stagnan di seluruh Ukraina.

Terlepas dari laporan bahwa Putin telah merekrut pejuang dari negara-negara seperti Suriah, tetapi hanya sedikit bukti adanya pejuang asing pergi ke Ukraina untuk berperang demi kepentingan Rusia.

Pejabat senior pertahanan ini mengatakan bahwa ada indikasi bahwa Moskow sedang melanjutkan diskusi untuk menambah bala bantuan untuk berperang di garis depan, tetapi sejauh ini belum ada keputusan pelaksanaannya.

Para ahli memperkirakan bahwa jika Kremlin benar-benar mengerahkan bala bantuan, pertama-tama ia akan menarik pasukan tempurnya yang ditempatkan di luar perbatasan sebelum menggunakan pasukan cadangan yang ada dalam negeri.

Pejabat senior pertahanan itu menjelaskan bahwa karena dalam invasi ke Ukraina, Putin hanya menggunakan sekitar 75% kekuatan tempur dari batalyon-batalyon taktis di seluruh Rusia, “Maka kami mengasumsikan bahwa dia (Putin) akan terlebih dahulu menarik kekuatan tempur yang berada di luar perbatasan”, katanya.

Pasukan Ukraina terus melawan invasi Rusia. Meskipun pengeboman telah berlangsung selama beberapa pekan, tetapi pasukan Rusia gagal membuat kemajuan yang signifikan dalam upaya menguasai ibukota Kyiv.

Pejabat senior pertahanan AS ini menambahkan : “Kami melihat bukti bahwa pasukan Ukraina selain melakukan pertahanan yang bagus — bertahan dari lokasi-lokasi untuk melindungi diri, mereka bahkan mencoba untuk merebut kembali daerah yang sementara dikuasai lawan”.

Sebuah laporan yang pro-pemerintah Rusia mengutip informasi dari Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan bahwa,  9.861 orang tentara Rusia tewas dalam pertempuran minggu ini dan 16.000 orang lainnya terluka.

Laporan itu kemudian ditarik kembali, sehingga Pentagon tidak dapat memverifikasi keabsahan data militer Rusia.

Pejabat tinggi pertahanan AS ini mengatakan, hambatan yang dihadapi militer Rusia selain karena jumlah tentaranya yang tewas terus bertambah.

“Mereka menghadapi masalah. Kami menemukan bahwa ada indikasi beberapa unit pasukan lumpuh akibat kedinginan sehingga harus dibawa keluar medan pertempuran, Mereka juga dihadapkan pada masalah logistik dan pasokan yang berkelanjutan,” kata pejabat tersebut. 

Sejak awal invasi pasukan Rusia terus menjadi pecundang, tidak hanya karena militer Rusia gagal dalam  perencanaan logistik perang juga pasokan pangan buat tentara yang bertempur di garis depan. Namun, perlawanan keras dari pasukan Ukraina juga merupakan hal yang tidak dapat diremehkan, kata pejabat pertahanan AS tersebut. (sin)