Warga Lansia yang Hidup Sendirian Tewas Kelaparan Dalam Rumah Akibat Lockdown Kota Shanghai

NTDTV.com

Ketika COVID-19 menyebar dan pihak berwenang Tiongkok mulai menerapkan pembatasan ketat terhadap kegiatan masyarakat di Wuhan pada tahun 2020, tragedi warga lansia yang hidup sendirian meninggal dunia karena kelaparan sudah terdengar. Saat ini tragedi tersebut kembali terjadi di Shanghai yang juga melakukan hal yang sama, yakni lockdown secara ketat. Sehingga harga bahan kebutuhan pangan melejit dan kosong di pasaran, dan seorang lansia yang hidup sendiri di Shanghai menemui ajal karena kelaparan.

Pada 30 Maret, beredar di Internet dalam akun obrolan ‘Kelompok Bantuan Bersama Pencegahan dan Pengendalian Epidemi’ yang menyebutkan bahwa di Perumahan Huaxin di Distrik Xuhui, Shanghai ada seorang warga lansia yang hidup sendirian mati kelaparan dalam rumahnya yang bernomor 601 dari gedung 62 karena lockdown kota. Baru saja terlihat ada mobil ambulans yang membawa jenazahnya keluar dari kediamannya.

Pelapor bahkan melampirkan foto petugas yang mengenakan pakaian pelindung saat mereka masih berada di lantai bawah.

Foto Internet

Netizen setempat mengabarkan bahwa dokter forensik yang datang telah mengkonfirmasi kematian warga lansia tersebut.

 Ada beberapa orang yang bertanya, bukankah pejabat setempat mengklaim bahwa akan ada kiriman makanan bagi warga lansia yang hidup sendirian ? Namun, seseorang yang mengetahui masalah ini mengatakan, kepala tim gedung tempat warga lansia itu tinggal sudah melaporkan situasinya kepada pihak atasan yang memiliki kewenangan, tetapi tidak ada yang mengurusnya, bahkan untuk tes asam nukleat warga lansia itu pun belum juga diatur.

Kasihan, warga lansia yang hidup sendirian harus menemui ajal akibat kelaparan dalam rumahnya, keluh netizen setempat di akun media sosial.

Penerapan lockdown ketat di sejumlah kota di Tiongkok sering kali mendorong warga lansia yang tinggal sendirian ke dalam situasi ekstrem, putus asa atau menghadapi jalan buntu. Karena materi yang distribusi oleh pihak berwenang sering kali tidak pada tempatnya, tidak teratur, sedangkan warga lansia tidak mengerti cara belanja secara online, mereka sering harus menghadapi risiko kelaparan. Sejak lockdown Kota Wuhan diterapkan, sudah beredar rumor bahwa beberapa warga lansia mati kelaparan.

Beberapa waktu yang lalu, walikota Changchun, Provinsi Jilin memerintahkan agar seluruh pasar ditutup bagi masyarakat yang mau belanja. Sebuah rekaman video (di bawah) menunjukkan seorang pria tua yang tidak mengerti belanja online terpaksa mengetuk pintu, mengemis pemilik untuk dibukakan pintu supermarket karena ia ingin membeli makanan. 

Setelah video tersebut beredar, pejabat setempat menanggapi dengan mengatakan bahwa warga lansia itu memiliki tiga orang anak yang biasanya bergiliran untuk merawatnya, tetapi karena lockdown ketat, sehingga anaknya tidak bisa datang, ia terpaksa hidup sendirian. Pada hari kejadian, dia telah berulang kali pergi ke komunitas dan supermarket untuk meminta bantuan. tetapi tidak juga bisa membeli makanan untuk mengisi perut. (sin)