Kesepakatan Gas Israel-Eropa Akan Mengubah Geopolitik dan Keamanan Energi Eropa

oleh James Gorrie

Minggu ini, Israel secara resmi menempatkan dirinya sebagai pemasok energi ke Eropa, salah satu pasar terbesar di dunia.

Pengumuman kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Israel, Mesir, dan Uni Eropa pada 15 Juni di Forum Gas Mediterania Timur. Kesepakatan ini menjadi yang terbesar bagi Eropa dan Israel. Dorongan Eropa untuk mencari sumber alternatif gas alam sebagai akibat dari invasi Rusia ke Ukraina.

Kesepakatan Besar untuk Eropa dan Israel

Selama beberapa dekade, Eropa  mengandalkan gas alam Rusia, dan sumber daya Rusia, untuk energi. Akan tetapi, Moskow  berulang kali mematikan pasokan gas ke negara-negara Eropa sesuka hati, sebagai cara untuk mempengaruhi kebijakan.

Ketika mendapatkan akses baru dari  gas alam Israel, memungkinkan Eropa  menjauh dari Rusia sebagai sumber energinya, terutama untuk pasokan gas alam.

Langkah ini merupakan kemajuan besar bagi Israel, karena memanfaatkan ladang gas alam Leviathan di lepas pantainya di Mediterania Timur sebagai hidangan pembuka ke pemasok energi global. Rencana transportasinya sederhana, dan akan memungkinkan ekspor gas dimulai lebih cepat dari yang diperkirakan banyak orang.

Perubahan Rencana

Awalnya, rencana jangka panjang adalah membangun jaringan pipa dari ladang gas di Mediterania Timur ke Siprus, kemudian ke Yunani, dan terus ke Eropa Barat. Rencana tersebut  ditentang oleh Turki, yang mengklaim kepemilikan gas alam. Turki juga mengklaim hak teritorial untuk setiap pipa yang mengalir melalui Siprus atau melintasi garis maritim yang diklaim Turki dan Libya ada di antara kedua negara mereka.

Tetapi menurut perjanjian terbaru, tidak ada jaringan pipa baru yang perlu dibangun. Sebaliknya, rencananya adalah menggunakan jaringan pipa yang ada, mengalir dari Israel dan Yordania ke fasilitas gas alam cair Mesir. Dari sana, gas alam cair (LNG) akan diangkut langsung ke pasar Eropa melalui jalur pelayaran yang ada ke pelabuhan Eropa dalam beberapa tahun.

Israel Untung, Rusia Buntung

Ketika ekspor LNG ke Eropa meningkat selama beberapa tahun ke depan, Israel akan memperoleh aliran masuk pendapatan yang luar biasa dari pelanggan Eropanya dengan mengorbankan Rusia. Saat ini, Eropa bergantung kepada Rusia dengan sekitar 40 persen pasokan gas alamnya. 

Kantor pusat perusahaan Gazprom Germania, unit Jerman dari perusahaan gas alam Rusia Gazprom, di Berlin, pada 30 Maret 2022. (Sean Gallup/Getty Images)

Pada tahun 2021,  mewakili $ 119 miliar pendapatan tahunan yang mengalir dari Eropa ke Rusia. Aliran pendapatan akan lebih tinggi karena harga energi terus meningkat. Gas alam tidak lain adalah aset strategis, karena merupakan bagian terbesar dari perdagangan Rusia-Eropa, yang mana terdiri dari 36 persen dari total anggaran negara.

Kemenangan Diplomatik di Dunia Arab

Kesepakatan ini lebih dari sekadar rejeki nomplok bagi Israel. Ini juga menunjukkan seberapa baik Israel dan mitra Arabnya, Mesir, dapat bekerja sama untuk keuntungan ekonomi bersama mereka.

Pesan kerjasama serta saling menguntungkan  akan terlihat dan terdengar dengan lantang dan jelas di seluruh dunia Arab. 

Bukan sekedar angan-angan belaka bahwa kerjasama Mesir akan menarik lagi negara-negara Arab lainnya, untuk bisa mendapatkan keuntungan dari hubungan yang lebih baik dengan Israel.

Lebih jauh lagi, ketika pengiriman gas alam cair mulai tiba di Eropa, maka secara fundamental akan mengubah keseimbangan kekuatan antara Rusia dan Eropa.

Berita Buruk untuk Rusia

Ini menjadi kabar baik bagi Eropa dan Israel, tapi  kabar buruk bagi Rusia dan Vladimir Putin. Dari sudut pandang ekonomi, dampak Eropa meninggalkan Rusia sebagai pemasok minyak dan gas alam, akan menjadi bencana besar bagi perekonomian Rusia.

Rusia mungkin harus segera menemukan pasar baru. 

Perlu dicatat bahwa Tiongkok sudah membeli energi Rusia, memberkani Rusia pendapatan yang menyaingi pasar Eropa, bahkan dengan harga diskon—tetapi  mungkin tidak bertahan selamanya.

Tetapi, kesepakatan gas Israel-Eropa, juga sangat bermasalah bagi Rusia dari perspektif geopolitik. Tanpa kekuatan untuk mempengaruhi atau menghukum Eropa dengan ancaman menahan pasokan gas alam, Rusia hanya memiliki sedikit hal lain yang dapat digunakan untuk mempengaruhi kebijakan Eropa.

Memang, Moskow memahami hal ini sebaik siapa pun, yang menambahkan tingkat kerumitan tertentu, jika bukan risiko, pada perjanjian baru.

Bagaimana Reaksi Moskow?

Bagaimana, misalnya, akan atau dapatkah Moskow bereaksi terhadap perkembangan ini?

Seperti dicatat,  bisa dianggap sebagai ancaman bagi Rusia, jika bukan tindakan perang ekonomi. Ini tentu saja bukan kekurangan energi atau makanan, tetapi efek bersihnya bisa serupa.

Moskow dapat menafsirkan perjanjian gas alam baru dalam konteks bahwa Uni Eropa dan Israel (dua kritikus terkemuka invasi Ukraina) bekerja sama—jika tidak berkonspirasi—untuk merampas pasar terpenting Rusia.

Itu benar. Dan, bisa menyebabkan Rusia menderita kesulitan ekonomi yang besar. Selain itu, pengaruh geopolitik Rusia di Eropa dan seluruh dunia juga akan berkurang.

Akankah Moskow mengambil sikap menunggu dan melihat terhadap Israel dan Uni Eropa, dengan harapan dapat meyakinkan salah satu pihak untuk tidak melanjutkan kesepakatan?

Atau akankah  menggunakan blokade angkatan laut atas pengiriman gas alam ke Eropa untuk melindungi kepentingan ekonominya?

Banyak yang mungkin bergantung pada keadaan hasil perang Rusia melawan Ukraina, yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Tetapi begitu Eropa bebas dari gas Rusia, Eropa tidak akan lagi menjadi sandera pemerasan Rusia, meskipun masih berisiko diganggu oleh Moskow secara militer.

Alasan yang sama juga berlaku untuk Israel, dan sangat menyadari kehadiran militer Rusia di perbatasan utaranya. Lebih banyak lagi perang dari Rusia atas terjadinya kesepakatan ini. 

Setelah semuanya, kartu apa lagi yang akan dimainkan Rusia? (asr)