Mike Pompeo : Usai Berbicara dengan Saya, Kim Jong-un Langsung Ditelepon Xi Jinping

NTD

Mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo baru-baru ini mengatakan bahwa partai Komunis Tiongkok dan Xi Jinping masih terus mengendalikan secara ketat arah pergerakan rezim Pyongyang demi mencegah Korea Utara melakukan denuklirisasi.

Menurut laporan United Press International (UPI), pada 13 Juli, Mike Pompeo mengatakan pada pertemuan para pemimpin Asia di Seoul, Korea Selatan bahwa Partai Komunis Tiongkok masih terus mengendalikan apa yang dilakukan Kim Jong-un, sehingga kebebasannya sangat terbatas.

Pompeo mengatakan, Beijing tidak ingin Korea Utara merealisasikan denuklirisasi. Dikarenakan rezim Beijing dapat mengambil keuntungan dari status Korea Utara yang merupakan negara memiliki senjata nuklir. Bagi Tiongkok, Korea Utara adalah penyangga keamanan penting yang mengalihkan perhatian Amerika Serikat, supaya Amerika Serikat memobilisasi sumber daya ekstra guna melawan senjata nuklir Korea Utara.

Sebagai mantan direktur CIA dan menteri luar negeri, Pompeo telah berulang kali bertemu dengan Kim Jong-un selama pemerintahan Trump dan memiliki keterlibatan yang cukup dalam interaksi antara kedua negara.

Pompeo mengatakan Kim sendiri sangat “cerdik” dan tertarik untuk menghentikan pengembangan senjata nuklirnya dengan imbalan keuntungan ekonomi yang lebih besar, tetapi pemerintah Tiongkok melakukan intervensi langsung guna mencegah Korea Utara merealisasikan denuklirisasi.

Pompeo mengatakan bahwa setiap kali Kim Jong-un bertemu dengan Amerika Serikat, dia akan bertemu dengan Xi Jinping terlebih dahulu.

Pompeo juga menyebutkan : “Ada beberapa kali ketika saya melakukan percakapan serius dengan Ketua Kim, tetapi saya menemukan bahwa setelah saya pergi, telepon Xi Jinping langsung masuk dan mengatakan : ‘Beraninya Anda begitu dekat berhubungan dengan Menlu (AS) itu ? ‘ “

Pompeo tidak mengungkapkan mengenai dari mana sumber panggilan telepon Xi.

Meskipun Beijing secara terbuka seolah-olah menyatakan dukungan untuk denuklirisasi Korea Utara, hal inilah yang disebut sebagai hambatan terbesar bagi denuklirisasi Korea Utara. Apalagi teknologi senjata nuklir Korea Utara masih terbelakang, sehingga semua orang tahu bahwa pencapaian Korea Utara tak terlepas dari dukungan teknologi senjata nuklirnya Tiongkok.

Sebagaimana yang diketahui masyarakat, bahwa pada 8 Mei 2018, Kim Jong-un terlebih dahulu bertemu dengan Xi Jinping di Kota Dalian Tiongkok, padahal pada 12 Juni tahun yang sama Presiden Trump berencana untuk bertemu muka dengan Kim Jong-un untuk pertama kalinya.

Suami istri Kim Jong-un melakukan kunjungan ke Beijing selama 4 hari dari 7 hingga 10 Januari 2019 dengan naik kereta api kepresidenan. Perjalanan tersebut diatur sedemikian rupa sehingga terjadi sebelum rencana bertemu muka untuk kedua kalinya dengan Presiden Trump yang dijadwalkan dari 27 hingga 28 Februari tahun yang sama. (sin)