Shenzhen Perintahkan 100 Kawasan Perusahaan Teratas Ditutup, Perusahaan Asing Hengkang

Yu Ting – NTD

Epidemi di Shenzhen telah menyebar luas dan kontrol pihak berwenang ditingkatkan selangkah demi selangkah, memerintahkan 100 perusahaan teratas di Shenzhen untuk tutup dan tidak beroperasi.

Menurut laporan, Biro Industri dan Teknologi Informasi Kota Shenzhen mengeluarkan pemberitahuan untuk mengawasi 100 perusahaan industri teratas di Shenzhen termasuk Huawei, ZTE, SMIC, BYD, Foxconn, CNOOC, Mindray, dan DJI. Mulai 24 Juli, kawasan perusahaan akan ditutup untuk operasi selama 7 hari, karyawan harus mempunyai sertifikat tes COVID-19 negatif yang berlaku 24 jam sebelum mereka dapat bekerja.

Pengumuman berbunyi: “Harap jaga jarak satu meter dan buka pengujian rutin kode asam nukleat Guangdong.”

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa pemerintah Shenzhen tidak menanggapi. Data resmi yang dirilis Senin (25/7) menunjukkan 21 kasus terkonfirmasi dalam sehari, 13 di antaranya adalah infeksi tanpa gejala.

Pengumuman berbunyi: “Anda telah memasuki area pemindaian, harap pindai kode terlebih dahulu untuk diperiksa.”

Ketika Shanghai menutup kota pada awal tahun ini, beberapa perusahaan juga mencoba mempertahankan operasional melalui model “operasi tertutup”, tetapi banyak perusahaan menyatakan kesulitan.

Zheng Yuhuang, seorang profesor di Universitas Tsinghua, pernah mengungkapkan bahwa pada paruh pertama tahun ini, 460.000 perusahaan di seluruh negeri ditutup, dan jumlah industri dan komersial rumah tangga individu yang dibatalkan mencapai lebih dari 3 juta (3,14 juta).

Peng Dingding, seorang penulis lepas di Beijing mengatakan: “Komite Pusat Partai akan mengatakan bahwa akan melakukan apa pun (Dinamis COVID Zero), karena tidak mungkin bagi pemerintah diktator untuk menimbang dan mempertimbangkan, tugasnya adalah cara memerintah, dan yang terkena dampaknya adalah rakyat biasa yang menanggungnya.”

Selain itu, menurut survei oleh Imperial Data Bank of Japan, pada Juni tahun ini, jumlah perusahaan Jepang di Tiongkok mencapai titik terendah baru 12.706 perusahaan dalam 10 tahun terakhir, dan di antara kota-kota yang dievakuasi, Shanghai menduduki puncak daftar perusahaan. (menurun 272 perusahaan dari survei sebelumnya).

Peng Dingding mengatakan: “Epidemi dan pemisahan komunitas internasional, terutama kebijakan keseluruhan pemisahan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, rantai pasokan yang terbentuk selama bertahun-tahun sekarang telah banyak rusak.”

Di bawah kebijakan “Zero Dinamis COVID’, ekonomi Tiongkok mengalami penurunan yang parah, data resmi juga menunjukkan tren penurunan Arah masa depan ekonomi tidak optimis. (hui)