Pembicaraan Telepon Antara Xi dan Biden Lebih dari 2 Jam, Gedung Putih : Kami Berbicara Banyak Hal

Li Mei dan Lin Yi – NTD

Presiden AS Joe Biden dan pemimpin Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping melakukan panggilan telepon kelima pada Kamis (28/7), yang berlangsung selama lebih dari dua jam. Kedua pihak mengeluarkan pernyataan masing-masing setelah pembicaraan tersebut, di mana isu Taiwan menjadi salah satu fokusnya.

Pada Kamis 28 Juli, Presiden AS Joe Biden dan Xi Jinping berbicara di telepon untuk kelima kalinya. 

Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan pada konferensi pers berikutnya bahwa kedua pemimpin berbicara selama 2 jam dan 17 menit, lebih dari 110 menit yang mereka bicarakan pada Maret.

Mengenai situasi Taiwan, yang paling dikhawatirkan oleh dunia luar, Jubir gedung Putih Karine Jean-Pierre, berulang kali mengatakan bahwa Biden menekankan bahwa kebijakan AS akan tetap tidak berubah.

Jean-Pierre berkata : “Presiden Biden menekankan pada masalah Taiwan bahwa kebijakan AS tidak berubah, dan AS sangat menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo atau merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.”

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kedua negara setelah pembicaraan, keduanya menyebutkan situasi di Taiwan, tetapi ekspresinya sangat berbeda.

Pernyataan Gedung Putih menekankan bahwa Amerika Serikat sangat menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo atau merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Media Xinhua mengklaim bahwa Biden menegaskan kembali bahwa kebijakan “satu Tiongkok” Amerika Serikat tidak berubah dan tidak akan berubah, dan Amerika Serikat tidak mendukung kemerdekaan Taiwan.

Seorang reporter bertanya apakah Presiden Biden mengangkat masalah asal usul virus corona  dengan Xi Jinping.

Jean-Pierre menjawabnya dengan mengatakan mengenai asal mula virus corona, kedua pemimpin memang membahas masalah kesehatan dan keselamatan, dan transparansi adalah bagian terpenting. Seperti yang telah kami katakan berulang kali, Tiongkok dalam hal berbagi data dan informasi, tidak memenuhi norma ilmu pengetahuan dan kesehatan masyarakat.

Jean-Pierre mengatakan Gedung Putih telah berulang kali menyebutkan bekerja dengan mitra internasional untuk memaksa Beijing berbagi informasi sepenuhnya.

Jean-Pierre juga mengatakan bahwa Biden juga berbicara tentang masalah obat fentanyl selama pembicaraan. Ia berharap Beijing akan terus memperhatikan dan menyelesaikan masalah perdagangan narkoba ilegal ke Amerika Serikat.

“Kami menyambut baik peningkatan fokus Tiongkok dalam menangani perdagangan obat-obatan terlarang dan bahan kimia prekursor,” ujarnya.

Gedung Putih mengungkapkan Presiden Biden juga meminta Xi antara lain untuk menyelesaikan beberapa kasus warga AS yang ditahan.

Jean-Pierre juga menuturkan, Presiden Biden mengangkat kebutuhan untuk menangani kasus-kasus warga AS yang ditahan atau dilarang meninggalkan negara daratan Tiongkok, serta kekhawatiran lama tentang hak asasi manusia.”

Biden berbicara mengangkat genosida  dan kerja paksa dengan Xi, menyerukan diakhirinya pelanggaran hak asasi manusia yang sedang berlangsung di seluruh Tiongkok.

Mengenai rumor kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan, Gedung Putih mengatakan bahwa Biden percaya bahwa Pelosi harus membuat keputusannya sendiri.

Jean-Pierre menuturkan,  “Anda tidak memberi tahu anggota parlemen ke mana mereka bisa atau tidak bisa pergi. Dia pikir terserah mereka untuk memutuskan.”

Gedung Putih juga menekankan bahwa menjaga saluran komunikasi terbuka sangat penting karena AS dan Tiongkok telah berselisih mengenai penanganan Taiwan selama lebih dari 40 tahun. (hui)