Media AS : Latihan Militer Gabungan AS – Korea Selatan di Agustus Meliputi Program Pemenggalan Kepala Kim Jong-un

oleh Li Zhaoxi

Bulan lalu, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengumumkan rencana pemulihan latihan militer gabungan berskup besar yang sudah ditangguhkan. Baru-baru ini, media AS “The Daily Beast” mengungkapkan bahwa latihan militer gabungan AS – Korea Selatan tahun ini akan mencakup pelatihan untuk “memenggal kepala” pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Latihan gabungan ini akan dimulai pada Agustus, dengan nama “Perisai Kebebasan Ulchi” (Ulchi Freedom Shield) dan akan diganti namanya menjadi “Perisai Kebebasan” mulai tahun depan.

Menurut laporan “Daily Beast”, latihan militer AS – Korea Selatan tahun ini akan mengadakan pelatihan mencekik leher. Pasukan Amerika Serikat dan Korea Selatan akan memperkuat apa yang disebut personel militer sebagai “rantai pembunuhan” (kill chain) yang menargetkan fasilitas rudal dan nuklir Korea Utara, serta pangkalan yang diperlukan untuk memasok, mengisi bahan bakar, dan mempersenjatai kembali.

Ankit Panda dari Carnegie Endowment for International Peace mengatakan bahwa latihan militer gabungan AS – Korea Selatan tahun ini, dapat melibatkan jumlah pasukan yang besar. 5 Tahun silam, latihan serupa telah melibatkan sekitar 50.000 orang tentara Korea Selatan dan hampir 20.000 orang tentara AS.

Ankit Panda lebih lanjut menjelaskan bahwa, “rantai pembunuhan” (kill chain) adalah sumbu pertama dari “rencana pertahanan tiga sumbu” Korea Selatan yang berfokus pada “kemampuan intelijen dan serangan untuk mendeteksi dan mendahului peluncuran rudal Korea Utara”. Kedua adalah “Hukuman dan Pembalasan Massive Korea Selatan”, atau KMPR, yang merupakan puncak dari operasi pemenggalan, di mana pasukan khusus membunuh target Kim Jong-un dalam serangan kejut yang dikoreografikan dengan baik. Ketiga adalah pertahanan udara dan rudal.

“Pemenggalan kepala adalah misi untuk menangkap atau membunuh target bernilai tinggi, seperti berburu”, kata pensiunan Kolonel Pasukan Khusus Angkatan Darat AS David Maxwell kepada The Daily Breast. David pernah berpartisipasi dalam latihan militer gabungan AS – Korea Selatan. Ukuran keberhasilan dinilai dari kemampuan untuk menangkap atau membunuh target  (yakni Kim Jong-un), katanya.

“Pemenggalan kepala mirip dengan serangan terhadap kekuatan nuklir Korea Utara, Anda harus menetapkan lokasi target, memperdetil lokasi, dan mengidentifikasi amunisi yang digunakan”, kata Bruce Bennett, seorang analis senior di RAND Corporation, sebuah think tank AS. Misi pertama bisa dilakukan dengan drone atau pesawat pengintai, tetapi Seoul juga telah memutuskan untuk membuat brigade pasukan khusus untuk membantu fungsi ini”.

AS belum secara resmi atau dalam agenda resmi mengumumkan tindakan pemenggalan tersebut. Analis telah memperingatkan bahwa penyebutan pemenggalan kepala saja akan membuat marah Kim Jong-un, yang sudah terintimidasi oleh konsep “rantai pembunuhan”. Kim Jong-un dilaporkan telah meningkatkan keamanan karena takut dibunuh ketika ketidakpuasan di antara warga miskin melonjak.

Salah satu ketakutan terbesar Kim Jong-un adalah diserang secara tiba-tiba oleh pesawat tak berawak ketika berada di depan umum, mirip dengan pembunuhan pemimpin al-Qaeda Ayman al-Zawahri di rumahnya di Kabul pada hari Minggu. Menyadari bahwa ia kemungkinan akan menjadi target utama dari setiap serangan “pre-emptive”, Kim Jong-un telah membuat dirinya sangat sulit ditemukan, beroperasi hanya pada malam hari, dengan kendaraan yang berbeda, dan dikawal oleh belasan petugas.

Evans Revere, pensiunan diplomat senior AS yang terus menaruh perhatian terhadap isu Korea Utara selama bertahun-tahun, mengatakan bahwa dirinya ingin mengingatkan semua orang untuk tidak mengatakan secara terbuka bahwa “memenggal kepala” pemimpin Korea Utara bisa menjadi prasyarat untuk latihan apa pun. Korea Utara memahami kemampuan Amerika Serikat dan Republik Korea dan apa yang mungkin mereka coba lakukan jika terjadi konflik, jadi tidak perlu menampar muka Pyongyang dalam kenyataan pahit ini.

Choi Jin-wook, ketua Pusat Studi Strategis dan Budaya Seoul, percaya pemenggalan kepala adalah kunci kemenangan. Kepada The Daily Breast Choi Jin-wook mengatakan bahwa ini adalah strategi terbaik untuk memenangkan perang dengan menyingkirkan seorang diktator. (sin)