Seoul Abaikan Tekanan Beijing Tetap Lanjutkan Pengoperasian Pangkalan THAAD Bulan Ini

oleh Chi Qianli, Zhang Ruizhen, Han Fei, Jin Yan 

Setelah Menteri Luar Negeri Tiongkok bertemu dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan, secara sepihak Menlu Tiongkok mengklaim bahwa Korea Selatan berjanji untuk membatasi penyebaran sistem anti-rudal THAAD, tetapi dengan cepat dibantah oleh Korea Selatan. Kementerian Luar Negeri Tiongkok diam-diam merevisi pernyataannya di situs resminya semalam.

Pejabat dari Kantor Kepresidenan Korea Selatan pada 11 Agustus menegaskan kembali bahwa THAAD adalah alat pertahanan diri untuk melindungi kehidupan dan harta benda rakyat Korea Selatan, dan bahwa THAAD dapat menahan serangan bersenjata dari Korea Utara dan tidak dapat menjadi subjek negosiasi.

Reporter New Tang Dynasty Han Fei mengatakan : “Setelah pertemuan menteri luar negeri kedua negara, Menlu Tiongkok secara sepihak mengumumkan apa yang disebut ‘Tiga Tidak Satu Larangan’, tetapi pemerintah Korea Selatan dengan nada tegas membantah pernyataan ingin berkompromi dengan Tiongkok dan mengumumkan bahwa THAAD anti-sistem rudal akan tetap dioperasikan secara normal”.

Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong-sub dalam tanggapannya terhadap isu tersebut pada Jumat 12 Agustus mengatakan bahwa ia tidak akan membatalkan kebijakan normalisasi pangkalan THAAD karena mendapat pertentangan dari Beijing. Kantor Kepresidenan Korea Selatan menyatakan bahwa pangkalan THAAD sedang beroperasi dan diharapkan sudah kembali berfungsi normal pada akhir bulan Agustus ini.

Apa yang dikehendaki Beijing dengan “Tiga Tidak Satu Larangan” mengacu pada tidak meningkatkan penyebaran THAAD, tidak membentuk aliansi militer antara Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan, tidak berpartisipasi dalam sistem pertahanan rudal AS. Dan satu larangan adalah mengoperasikan kembali THAAD yang ada.

Masyarakat Korea Selatan mengatakan bahwa penyebaran THAAD adalah untuk kepentingan nasional.

Mr. Lee, seorang warga negara Korea Selatan mengatakan : “Negara memiliki pendiriannya sendiri di urusan THAAD, meskipun negara lain juga memiliki sikap terhadap hal itu. Negara kita harus berpendirian demi kepentingan pertahanan negara kita, bukan mengikuti sikap negara lain. Pendirian bagaimana yang menguntungkan negara kita ?”.

Mr. Park, seorang warga negara Korea Selatan mengatakan : “THAAD harus dikerahkan, karena Korea Utara telah menyatakan sikap yang sangat kuat, jadi penyebaran THAAD itu sudah tepat”.

Demi mengurangi ancaman rudal Korea Utara, pada tahun 2016 Korea Selatan mengerahkan sistem pencegat rudal darat – udara bantuan Amerika Serikat. Pada November 2017, pemerintah Moon Jae-in menangguhkan impor peralatan THAAD tambahan karena mendapat tekanan dari Beijing.

Mr. Kuan, warga Korea Selatan mengatakan : “Karena negara kita saat ini terpisah antara Utara dan Selatan, maka kita saling waspada, sangat penting untuk menyebarkan THAAD. Saya harap hal ini berjalan dengan lancar”.

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS mengatakan pada 11 Agustus bahwa kecaman atau tekanan Beijing itu tidak pantas dilakukan. (sin)