COVID-19 Naik! KA Lhasa – Beijing Timbulkan Kepanikan, Warga Dibangunkan Pukul 03:00 untuk Jalani Karantina Hingga Ikan Sampai Udang Dites

Zhao Fenghua dan Wang Hui

Epidemi COVID-19 terus merebak di daratan Tiongkok. Pada 17 Agustus, otoritas Lhasa, Tibet mengumumkan rencana untuk memperpanjang waktu PPKM yang semula dijadwalkan berakhir pada 18 Agustus menjadi 21 Agustus pukul 03:00. Selain itu otoritas juga minta semua warga untuk menjalani tes asam nukleat dan tetap tinggal di rumah.

Sejak awal Agustus, epidemi terus menyebar di wilayah Tibet.

Pada 17 dan 18 Agustus, Kota Shijiazhuang, Tangshan, Hengshui, Cangzhou di Provinsi Hebei mengeluarkan pemberitahuan darurat untuk menemukan penumpang KA Z-22.

Dalam KA Z-22 jurusan Lhasa – Beijing yang melewati beberapa provinsi dan singgah di total 10 stasiun ini ditemukan beberapa penumpang yang positif terinfeksi COVID-19. Masalah tersebut menimbulkan kepanikan pihak berwenang karena penumpang ada yang turun di stasiun Cangzhou di Hebei, Jincheng dan Yuncheng di Shanxi, Zaozhuang di Shandong, dan Shijiangzhuang.

Pihak berwenang Tiongkok mewajibkan semua penumpang KA tersebut untuk melaporkan  rute perjalanan kepada pihak stasiun di tempat kedatangan. Ia juga mengklaim bahwa bagi penumpang yang tidak mau bekerja sama dengan pihak penyelidik akan dimintai pertanggungjawaban secara hukum.

Pada 17 Agustus, seorang warga di Kota Ruizhou, Guangdong dibangunkan petugas pukul tiga dini hari dan dibawa paksa untuk menjalani karantina.

Pada hari yang sama, di Kota Xiamen, Fujian, petugas berbaju APD mendapat cemooh dari netizen, karena minta nelayan membawa semua hasil laut tangkapan mereka seperti ikan, udang, kepiting untuk menjalani tes asam nukleat. 

Pada hari yang sama, setiap kendaraan dari Ordos, Mongolia Dalam menuju Kabupaten Wuchuan ditempeli segel.

Sedangkan di Hangzhou, Jiangsu, para petugas tes asam nukleat seenaknya mengubah kode kesehatan warga yang melakukan tes asam nukleat menjadi warna kuning hanya karena sudah jam pulang kerja. Hal itu menimbulkan kemarahan sejumlah warga.

Pencegahan epidemi yang ekstrem di daratan Tiongkok menimbulkan fenomena yang memalukan, kekacauan yang menyulut kemarahan, ejekan dan kebencian publik. (sin)