Surat Pernyataan FBI Menggeledah Rumah Trump Menyimpan Rincian, Hakim : Sebagian akan Dibuka

Jin Shi dan Paul 

Sejak petugas FBI melakukan penggerebekan tempat tinggal mantan Presiden Donald Trump di Mar-a-Lago pada 18 Agustus, seorang hakim federal mengatakan bahwa pernyataan tertulis yang diajukan oleh FBI sebelum operasi, sebagian isinya akan dibuka. Tetapi apakah masyarakat dapat memahami keseluruhan cerita dari operasi tersebut masih perlu pengamatan lebih jauh.

Reporter NTDTV Paul mengatakan : “Hari ini, di gedung pengadilan yang hanya berjarak 4 mil dari Mar-a-Lago, seorang hakim mengatakan bahwa dia dapat membuka sebagian isi dokumen kunci (surat pernyataan dari FBI) yang digunakan Kementerian Kehakiman untuk meyakinkan pengadilan mengapa tempat tinggal Trump itu sampai mengalami penggeledahan”.

Kementerian Kehakiman sebelumnya telah menyuarakan penentangannya terhadap membuka blokir surat pernyataan tertulis FBI, dengan alasan bahwa jika rincian rahasia itu dipublikasikan, maka itu akan merusak penyelidikan yudisial yang sedang berlangsung dan dapat mencegah pemerintah menarik lebih banyak saksi untuk bekerja sama.

Hakim Bruce Reinhart mengatakan bahwa dirinya berencana untuk mendengar seberapa besar Kementerian Kehakiman ingin merahasiakan pernyataan tertulis dan minta waktu seminggu untuk menyerahkan versi surat pernyataan tertulis yang telah diedit (redacted affidavit).

Sebelumnya, beberapa media, termasuk The New York Times, The Wall Street Journal, CNN dan lain-lain meminta pengadilan untuk membuka blokir surat pernyataan tersebut. Media-media tersebut menyebutkan bahwa hak publik untuk mengetahui dan memahami signifikansi historis dari pihak berwenang melakukan penggeledahan demi menyelidiki suatu kasus, lebih penting daripada menjaga dokumen itu tetap tidak terbuka (untuk umum).

Deanna Shullman, seorang pengacara yang mewakili media mengatakan : “Yang perlu diketahui adalah, ini selain merupakan hak media juga hak publik untuk mengetahui, dan inti dari kekuasaan atau hak ini adalah kemampuan untuk mengawasi jalannya pemerintahan”.

Mantan Presiden Trump melalui media sosial “Truth Social” meminta pengadilan untuk merilis versi lengkap dari pernyataan tertulis tanpa edit.

Pekan lalu, FBI menggerebek Mar-a-Lago. Media mengungkapkan bahwa penggeledahan dilakukan di tempat tinggal Trump itu karena setelah Trump meninggalkan kantor Gedung Putih, ia membawa serta beberapa file kepresidenan dan dokumen rahasia ke Mar-a-Lago alih-alih diserahkan ke Arsip Nasional. Sehingga menimbulkan dugaan pelanggaran hukum. Tetapi Trump mengatakan bahwa stafnya selama itu telah melakukan koordinasi dengan pihak Arsip Nasional untuk menyerahkan dokumen relevan sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Undang-Undang Arsip Kepresidenan tahun 1978.

Sebelumnya, surat perintah penggeledahan dan daftar barang yang disita dalam penggeledahan FBI telah dipublikasikan, menunjukkan bahwa para penyelidik FBI mengambil 20 kotak barang dari kediaman pribadi Trump dengan beberapa kotak di antaranya yang dilabeli tulisan “sangat rahasia”. Namun, Trump mengatakan bahwa materi itu sudah pernah  dideklasifikasi sebelumnya.

“Dalam kasus seperti ini, pengadilan perlu menyeimbangkan antara kerahasiaan dengan perhatian publik”, kata Jonathan Turley, seorang profesor di Fakultas Hukum Universitas George Washington. “Ini adalah suatu penggerebekan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menyebabkan kebingungan publik. Jutaan warga Amerika Serikat mempertanyakan apa motif Kementerian Kehakiman melakukan hal ini”. (sin)