Kekeringan di Lembah Sungai Yangtze Membuat Foto Satelit Danau Poyang dan Danau Dongting Menakutkan

oleh Chen Huimo dan Zhang Qiling

Suhu tinggi dan kekeringan jangka panjang telah membuat Sungai Yangtze di Tiongkok ke musim kemarau sebelum waktunya. Danau air tawar terbesar di Tiongkok “Danau Poyang” dan “Danau Dongting” yang berdekatan juga menyusut lebih dari 60%.

Daerah Aliran Sungai Yangtze di Tiongkok mengalami kekeringan. Danau Poyang, danau air tawar terbesar di Tiongkok, telah berubah menjadi padang rumput, dan “Luoxing Dun”, yang awalnya setengah tersembunyi di bawah sungai, sepenuhnya terbuka.

Staf Luoxingdun pada 24 Agustus mengatakan  pada tahun ini, telah kering selama satu setengah hingga dua bulan. Secara historis waktu air kering danau itu adalah pertengahan September, ia tidak tahu kenapa pada tahun ini saat pertengahan Juli sudah kering. Ia belum mengetahui hal seperti itu untuk waktu yang lama. “

Pada  24 Agustus, media Tiongkok “The Paper” merilis serangkaian foto satelit, menunjukkan bahwa dalam sebulan terakhir, luas Danau Poyang telah berkurang sekitar 66%. Luas perairan Danau Dongting, danau terbesar ketiga di Tiongkok, juga sekitar 62% lebih kecil dari rata-rata untuk periode yang sama dalam 10 tahun terakhir. Ketinggian air di bagian Sungai Yangtze Wuhan juga mencapai rekor terendah untuk periode yang sama sejak pencatatan hidrologi dimulai.

Kekeringan juga memukul produksi pangan pada musim gugur dengan keras.

Seorang petani di Chongqing, pada 19 Agustus menuturkan, tanaman tidak bisa tumbuh lagi, tetapi suhunya tinggi, dan seperti dipanggang. Pelan-pelan akan dipanggang dan akan dipanggang sampai mati. 

Bloomberg melaporkan bahwa enam wilayah yang dilanda kekeringan, Sichuan, Chongqing, Hubei, Henan, Jiangxi dan Anhui, menyumbang hampir setengah dari produksi beras Tiongkok pada tahun 2021.

Petani di Chongqing, mengatakan  mereka menanam beberapa sayuran untuk dimakan, blustru, mentimun, dan pare.  Beberapa di antaranya sudah kering sampai mati.”

Kementerian Pertanian Tiongkok juga mengatakan suhu tinggi dan kurangnya hujan sejak Juli menimbulkan “tantangan serius” bagi produksi biji-bijian musim gugur, yang mempengaruhi produksi beras jangka menengah dan jagung pada musim panas.

Seorang Petani di Chongqing, menuturkan tanamannya sudah mati karena terpanggang matahari, tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang. (hui)