Kaum Ekstrem Kiri Kulit Putih Sedang Menenggelamkan Kapalnya Sendiri

Shi Shan

Sambil mengendarai mobil dalam perjalanan ke Manhattan, penulis mendengarkan radio yang menyiarkan iklan. Iklan tersebut menghimbau para perempuan di setiap negara bagian jika menemui hambatan dalam melakukan aborsi, dipersilakan datang ke New York.

Ini bukanlah iklan bisnis, melainkan adalah iklan politik, dan ditilik dari isinya, mungkin adalah iklan dari pemerintah Negara Bagian New York, atau dari Partai Demokrat. Iklan itu menyatakan bahwa Negara Bagian New York akan memberikan bantuan kepada kaum perempuan di negara bagian di mana aborsi dilarang atau dibatasi.

Iklan tersebut tidak memiliki angka yang kongkrit, tidak diketahui berapa banyak bantuan yang akan mereka berikan. Tapi hal ini tidak penting, yang penting adalah isi iklannya mengintegrasikan isu aborsi dengan isu politik Partai Demokrat, maka dari itu menurut saya ini lebih seperti iklan politik.

Faktanya, Aborsi adalah Isu yang Dapat Menumbangkan Partai Demokrat Amerika Serikat

Kebijakan yang dipromosikan oleh pemerintahan Biden dalam dua tahun terakhir sedang menggerogoti peringkat dukungan Partai Demokrat AS di antara para pemilih. Baik itu inflasi yang tinggi, maupun melonjaknya harga energi, dan banyak lagi, kekesalan rakyat Amerika terhadap pemerintahan Biden terus meningkat.

Jajak  pendapat  terbaru  menunjukkan  peringkat dukungan terhadap Biden menurun hingga 33 persen, menciptakan point terendah dalam beberapa dekade ini di Amerika Serikat. Faktanya, jajak pendapat terbaru menemukan bahwa kepercayaan publik Amerika pada Kongres, sistem peradilan, dan media, semuanya telah turun secara signifikan.

Para ahli memperkirakan bahwa Partai Demokrat mungkin mengalami kemunduran besar dalam pemilihan paruh waktu pada November tahun ini.

Saat ini, Partai Demokrat berharap untuk menggunakan kontroversi yang disebabkan oleh putusan baru Mahkamah Agung tentang aborsi untuk menarik lebih banyak warga AS mendukung Partai Demokrat. Ini adalah latar belakang iklan yang saya dengar saat mengemudi.

Minggu ini (akhir Juli), Walikota New York City, Eric Adams mengadakan konferensi pers yang menyerukan kepada pemerintah Biden untuk memberikan subsidi ke Kota New York guna membantu mereka mengatasi meningkatnya pemukiman kembali imigran ilegal dari Amerika Selatan.

Menurut pendapatnya, lebih dari 2.800 imigran gelap baru-baru ini sedang mengajukan  permohonan penempatan di sistem penampungan tunawisma (homeless shelter system) New York. Sistem ini biasanya dirancang untuk memberikan bantuan jangka pendek kepada para tunawisma di New York City. New York memiliki masalah perumahan yang serius, dan sekarang ada sekitar 50.000 penduduk sementara dalam sistem penempatan tempat tinggal darurat.

Untuk tinggal di sistem penampungan tunawisma, Anda biasanya perlu membuktikan bahwa Anda memang tunawisma, dan ada serangkaian prosedur identifikasi, seperti memberikan alamat dan bukti masa lalu. Sekitar 95 persen orang dalam sistem tersebut berasal dari New York City, jumlah penduduk di luar New York sangat sedikit sekali, hanya sekitar beberapa ratus orang saja.

Oleh karena itu, ketika 2.800 imigran gelap dari Amerika Selatan tiba-tiba datang di New York dan meminta untuk dimasukkan ke dalam sistem pemukiman kembali tunawisma, tentu saja, itu membawa tekanan besar kepada pemerintah Kota New York.

Walikota Adams menuduh imigran gelap dari Amerika Selatan ini dikirim oleh pemerintah Texas dan Arizona. Tapi tuduhan New York tidak memiliki bukti, dan gubernur Texas dan Arizona telah membantunya. Menurut beberapa laporan media New York, para migran dari Amerika Selatan mengatakan bahwa mereka dibantu oleh “organisasi nirlaba” tertentu untuk tiba di New York. Salah satu lembaga non- profit tersebut adalah Miles4Migrants, yang menggunakan sumbangan Mileage Poin Tiket dari maskapai penerbangan untuk membeli tiket guna membantu para migran terbang ke tempat yang mereka inginkan. 

Isu imigrasi ilegal di Amerika Serikat juga menjadi isu politik dalam negeri. Sekitar empat atau lima tahun lalu, Partai Demokrat menemukan bahwa isu imigrasi ilegal dari Amerika Selatan bisa memukul Presiden Trump.

Media arus utama kiri dan media sosial meluncurkan gelombang demi gelombang serangan opini publik. Mereka pergi ke Meksiko untuk melaporkan secara ekstensif situasi tragis orang-orang yang bersiap untuk menyelundup ke Amerika Serikat, beberapa orang mengkoordinasi barisan mobil, beberapa lainnya menyediakan makanan dan air dan lain sebagainya, dengan tujuan menentang Kebijakan imigrasi Trump—yang ditandai dengan membangun tembok besar di perbatasan selatan, yang disasar adalah kebijakan America First (Amerika diutamakan).

Setelah Presiden Biden menjabat, hal pertama yang harus dilakukannya adalah menghentikan pembangunan tembok, lalu menghentikan kebijakan penyaringan in-situ Trump, yaitu pengungsi yang mencari suaka perlu mengajukan permohonan dan disaring di luar negeri (bukan di dalam negeri AS). Kebijakan ini tentu saja menimbulkan berbagai macam kekacauan. Saat ini, media arus utama kiri dan media sosial yang dikendalikan oleh perusahaan teknologi besar tidak terlihat, tentu saja, berpura-pura tidak melihat. Karena tugas mengusir Trump telah usai, mereka sekarang memiliki hal-hal yang lebih penting untuk dilakukan. Semua jenis imigran ilegal di Texas dan  Arizona serta New Mexico adalah masalah serius, dan di bawah peraturan federal yang baru, mereka dapat dibebaskan tanpa syarat sambil menunggu pemeriksaan.

Sebagian besar dari orang-orang ini akan memilih untuk tinggal di negara bagian yang mana. Tapi masalahnya pasti akan menyebar. New York menerima 2.800 imigran, sudah tidak tahan lagi. Jumlah migran yang melintasi perbatasan AS-Meksiko pada 2021 adalah 1,6 juta, sebagian besar tinggal di berbagai negara bagian barat daya, dan Anda dapat membayang kan tekanan di Texas dan Arizona.

Kebijakan imigrasi pemerintahan Biden, terutama yang diterapkan di beberapa negara bagian barat daya, telah menjadi isu politik utama di Amerika Serikat. Gubernur Texas, Greg Abbott dan Gubernur Arizona, Doug Ducey sangat tidak puas dengan kebijakan laissez-faire Gedung Putih, mereka semua menggunakan sumber daya negara bagian untuk mengirim sebagian imigran ilegal ke Washington DC untuk “membawa Gedung Putih lebih dekat kepada masalah yang mereka timbulkan”.

Texas mulai mengirim orang ke Washington pada Mei tahun ini, hingga Juli, Texas telah mengirimkan 65 bus imigran ke Washington, D.C., dan Arizona juga telah mengirimkan 14 bus imigran, dengan jumlah total lebih dari 2.500 emigran.

Menurut laporan media Texas, pemerintah negara bagian sedang mempersiapkan untuk menggunakan 900 bus besar guna mengangkut orang-orang yang dengan sukarela mau pergi ke Washington DC, 900 bus, memuat sekitar 30.000 orang. Perlu diketahui bahwa populasi Washington DC sendiri kurang dari 600.000 jiwa, tiba-tiba digeruduk imigran yang mencapai 5% dari populasi, tekanannya pasti sangat besar.

Baik Texas maupun Arizona yang memerintah adalah Partai Republik, mereka sangat tidak puas dengan kebijakan imigrasi politik Partai Demokrat dan ingin mengirim sejumlah imigran ke tempat-tempat mereka.

Masalah lain yang sekarang dihadapi oleh orang Amerika adalah harga minyak yang tinggi. Hal ini erat kaitannya dengan kebijakan energi baru dari Partai Demokrat. Setelah Biden menjabat, dia menghentikan pipa Keystone dan pengeboran minyak dan minyak serpih baru di atas tanah federal, sangat sejalan dengan apa yang disebut kebijakan energi baru dari faksi kiri Eropa.

Amerika Serikat meluncurkan apa yang disebut kebijakan energi bersih, memberlakukan pembatasan yang lebih besar pada industri petrokimia, dan meningkatkan hukuman, yang mengakibatkan pengurangan signifikan dalam investasi baru di industri petrokimia dalam dua tahun terakhir.

Amerika Serikat adalah negara yang memiliki minyak, selain minyak serpih, masih ada ladang minyak di Alaska dan Lingkaran Arktik, namun malahan mengikuti strategi energi baru Eropa, yang cukup sulit dinalar.

Faksi kiri Baru modern muncul pertama kali di Eropa, terutama di Jerman dan Prancis. Pada era 1990- an, Jerman menutup semua pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayahnya dan melakukan segala upaya untuk mengembangkan apa yang disebut sistem energi baru seperti energi matahari, tenaga angin, dan bio- energi. Akibatnya, dalam menghadapi perang Rusia- Ukraina, Eropa ingin memberikan sanksi kepada Rusia, dan gas alam Rusia pun menjadi senjata melawan sanksi. Negara-negara Eropa, termasuk Jerman, juga diam-diam membeli minyak Rusia melalui India.

Eropa saat ini mengalami musim panas yang terik, dan musim dingin tahun ini mungkin akan menghadapi musim dingin yang ekstrem, kebutuhan energi akan meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, negara-negara besar Eropa berharap Ukraina dan Rusia dapat mencapai kompromi, bahkan jika Ukraina kehilangan Krimea dan Donbass juga tidak masalah. Semuanya ini adalah akibat dari kebijakan faksi kiri Eropa.

 Harga minyak akan terus naik, setidaknya akan tetap tinggi, itu sudah pasti. Penyebab terbesar adalah kebijakan energi Amerika Serikat dan Eropa, yang membuat negara-negara penghasil minyak Timur Tengah mulai “sentrifugasi”. Perjalanan Presiden Biden ke Timur Tengah pada dasarnya tidak membuahkan hasil di Arab Saudi dan tidak mencapai hasil apa pun. Dia meminta OPEC untuk meningkat kan produksi minyak, tetapi Arab Saudi menolak, selain itu OPEC, Rusia, dan negara-negara lain juga tengah membentuk OPEC PLUS. 

Semua orang diuntungkan dari harga minyak yang tinggi, mengapa pula harus membantu kebijakan negara-negara ini yang akan merusak industri minyak di masa depan? Ada seorang ahli yang  telah pernah memberitahu penulis dan saya pun yakin, bahwa satu-satunya jalan keluar bagi umat manusia untuk mengatasi krisis energi adalah tenaga nuklir. Miniaturisasi dan upaya keamanan fasilitas energi nuklir sebenarnya telah mencapai terobosan dalam bidang teknologi, tetapi mereka telah sepenuhnya ditekan di bawah pencitraan rasional dari faksi kiri. Penulis memperkirakan bahwa setelah gejolak kesulitan ini, reaktor nuklir bentuk kecil akan membawa perubahan haluan.

Partai Demokrat di Amerika Serikat selalu termasuk kapital- isme moderat. Pada 2020, dalam pemilihan pendahuluan internal Demokrat, Sanders  yang  menjadi favorit adalah seorang sosialis standar serta memiliki hubungan dekat dengan para pemimpin Kuba dan Venezuela di Amerika Selatan, akibatnya dia tidak terpilih dalam pemilihan awal interen Partai Demokrat. Tentu saja Sanders, cukup retoris tentang ini, ia berpikir bahwa ada orang bermain curang.

Dalam situasi seperti itu, Partai Demokrat meluncurkan politisi veteran seperti Biden. Namun, kebijakan internal partai sudah mulai didominasi oleh kaum progresif radikal.

Partai Demokrat telah tergelincir ke kiri, tentu saja juga mendapat bantuan dari media sayap kiri, dan manipulasi di belakang layar oleh beberapa perusahaan iptek besar.

Saya sebenarnya tidak menentang faksi kiri. Karena kiri atau kanan sebenarnya relatif, kuncinya adalah keseimbangan, bukannya harus kiri atau harus kanan.

Dalam   masyarakat   modern mereka yang menghargai manfaat total dari pertumbuhan sosial mungkin adalah faksi kanan, sedangkan mereka yang menghargai keseimbangan pendapatan mungkin adalah faksi kiri.

Jika dilihat dari sudut pandang ilmu psikologis, teori psikologi yang menentukan perilaku manusia terdapat dua faksi besar, salah satu faksi mementingkan keinginan, dan faksi lainnya mementing-kan rasa aman, kelompok pertama terkait dengan keinginan pengem- bangan diri sendiri, dan kelompok terakhir berhubungan dengan ketakutan umat manusia.

Hal ini mirip dengan teori Yin dan Yang dari Tiongkok, Yin dan Yang tidak dibedakan baik atau buruk, hanya ada jalan dari keseim- bangan. Yin dan Yang bergabung menciptakan semua mahluk.

Disarungkan ke dalam teori pengembangan sosial modern, pertumbuhan total manfaat sosial dan peningkatan rasa aman masyarakat secara keseluruhan juga terkait dengan Yin dan Yang. Sama seperti orang berjalan, sehabis kaki kiri melangkah, diikuti oleh kaki kanan, kuncinya terletak pada keseimbangan.

Tapi masalah ekstrem faksi kiri sekarang terletak pada, mereka menolak untuk menoleransi faksi kanan, mereka ingin semuanya dihabisi. Hal ini sangat berbau Partai Komunis, orang yang tidak setuju dengan pandangan saya adalah musuh dan harus dilenyapkan. Hal ini sangat-sangat bertolak belakang dengan prinsip-prinsip liberalisme tradisional, padahal prinsip-prinsip liberalisme tradisional ini telah menjadi dasar pendirian Amerika dan juga menjadi dasar kemakmuran Amerika Serikat.

Untungnya, masyarakat Amerika belum merosot ke sistem otokrasi, masih ada  ruang  untuk  perubahan dalam  sistem.  Dalam  pemilihan paruh waktu pada November nanti, dipastikan bakal muncul perubahan besar di Amerika Serikat. (lie)