Gempa Kuat Melanda Sichuan, Tiongkok Memakan Korban Jiwa, Orang-orang Berlarian, Bangunan Rusak Hingga Komunikasi Terputus

Li Enzhen

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,8 terjadi di Kabupaten Luding, Prefektur Ganzi, Sichuan, Tiongkok pada  Senin(5/9) pukul 12:52 waktu setempat.  Saat ini, komunikasi di pusat gempa terputus, jalanan terputus, dan rumah rusak parah. Laporan media daratan Tiongkok menyebutkan menewaskan 13 orang.

Menurut laporan media daratan Tiongkok, dampak gempa membuat terputusnya komunikasi  di Kota Moxi dan Kota Yanzigou yang merupakan di pusat gempa di Sichuan.  Tanah longsor dan kerusakan rumah di Kota Detuo juga serius, dan jalan-jalan di Kota Lengqi terputus. Longsor terjadi di Jalan Nasional 318 menuju pusat gempa dan jalanan pun terputus. Saat ini, orang-orang hanya diperbolehkan keluar dari area tersebut. Sedangkan orang lain tidak diperbolehkan masuk.

Menurut laporan, getaran gempa dirasakan dalam jangkauan yang luas dan intensitas yang kuat pada sejumlah daerah. Jangkauan yang dirasakan terutama terkonsentrasi di Provinsi Sichuan. Ada juga laporan gempa bumi dirasakan di Chongqing, Provinsi Yunnan, Provinsi Shaanxi, Provinsi Guizhou dan tempat-tempat lain.

Beberapa netizen mengatakan bahwa bangunan di dekat pusat gempa rusak, dinding retak, furniture tergeser, jalanan hancur, gunung longsor dan rumah ambruk.

Pukul 18:00 pada (5/9) gempa dilaporkan menewaskan 13 orang di Kabupaten Shimian, Kota Ya’an, dan beberapa kota telah terdampak dengan berbagai tingkat, menurut CCTV, media resmi Partai Komunis Tiongkok. Jalan Raya Nasional Domestik 108 dan Jalan Raya Provinsi 217 terputus. Dampak gempa juga membuat jalan di Kota Wanggangping, Kotapraja Caoke, dan Kotapraja Xinmin, Kabupaten Shimian terputus. Bahkan sarana komunikasi, beberapa jalur utama dan jaringan lokal juga rusak, dan 79 stasiun pangkalan terputus dan dihentikan. Selain itu,  pasokan listrik juga kena dampaknya. Beberapa aliran listrik terputus dan gardu induk listrik tidak berfungsi.

“China News Weekly” melaporkan bahwa staf pusat komando 120 di Prefektur Ganzi mengatakan bahwa ambulans telah dikirimkan ke Kabupaten Luding. Media itu melaporkan situasinya, “Saat ini masih serius.”

Video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa ada tanah longsor di Kabupaten Luding. Longsoran tanah dan batu terus berjatuhan dan debu mengepul.

Menurut laporan singkat dari Jaringan Gempa Tiongkok, pada  (5/9), gempa bumi terjadi di Luding, Ya’an dan tempat-tempat lain di Sichuan. Statistik menunjukkan bahwa total 7 kali  gempa dengan kekuatan beragam.  Gempa berkekuatan 2,8 atau lebih terjadi dalam waktu satu jam.

Gempa  terasa di kawasan perkotaan Chengdu, dan dirasakan di Ganzi, Aba, Liangshan, Ya’an dan tempat lainnya. Warga di Yunnan, Shaanxi dan tempat lainnya juga merasakan gempa.

“Jimu News” melaporkan dari keterangan seorang warga.  Ia mengatakan kediamannya berada di lantai 32, dan merasakan bergoyang pada saat itu. Sedangkan, Du, seorang penduduk dari sebuah komunitas di Distrik Weiyang, Xi’an, Provinsi Shaanxi, mengatakan bahwa sekitar pukul 12 siang pukul 17.00, tiba-tiba dia merasa tidak bisa berdiri saat berjalan di sekitar rumah. Ia merasa sedikit pusing setelah duduk.

Seorang warga Kabupaten Luding mengatakan bahwa ketika gempa melanda, dia sedang melakukan pengujian tes PCR di alun-alun dan merasakan getaran yang kuat dalam waktu singkat. Banyak orang-orang berlarian ke alun-alun untuk menghindari gempa.

Netizen daratan menuliskan pesan di medsos, “Gempanya terlalu dahsyat. Saat sedang menonton TV di ruang tamu, tiba-tiba terjadi gempa. Pertama-tama getarannya masih lemah dan kemudian tiba-tiba mulai bergetar hebat. Ia tinggal di apartemen lantai 28. Semakin tinggi tempat tinggal, semakin parah goncangannya. Ia langsung lari ke kamar mandi. Butuh waktu dua menit getaran baru berhenti . Ini pertama kalinya ia merasakan tempat tinggalnya akan runtuh.  Ia telah berjuang untuk waktu yang lama apakah akan lari atau tidak. Chengdu sedang ditutup karena pengendalian epidemi, hanya ada pilihan, apakah ia akan tertular karena COVID-19 sampai mati atau  terguncang sampai mati jika ia tidak melarikan diri. 

Netizen lainnya juga menuliskan, “Dalam obrolan gempa bumi Sichuan, ia menerima tiga informasi.  Ia merasakan hal yang bertolak belakang ketika ia menerimanya : “Membuka pintu dan berlari ke bawah dari gedung bangunan, satu lagi adalah “bayangkan kondisinya lebih baik sekarang” dan pernyataan manajemen properti yang mengatakan : “Jangan berlari!””

Ada juga yang menuliskan, ada orang yang dikarantina di rumah, dipasang sensor pintu, dan alarm akan berbunyi ketika dia keluar rumah. Tepat setelah gempa, orang itu merasa bergoyang  di lantai 32. Dia ingin lari, tapi  takut dikarenakan dia terancam akan dipenjara.”

Netizen juga menuliskan : Inilah gempa bumi,  saya masih bertanya apakah saya bisa lari, tapi saya tidak boleh lari, mana yang diutamakan dalam situasi gempa dan epidemi?”

Netizen juga menyebutkan, “Sudah dilanda suhu tinggi, kekeringan, pemadaman listrik, kebakaran hutan, epidemi, gempa bumi, sungguh sulit bagi orang-orang Sichuan pada tahun ini! Menyaksikan perubahan di dunia dan berada di dalamnya. Manusia hanyalah setitik debu di alam semesta yang indah, dan begitu juga dengan bumi ini.” (hui)