Nilai Tukar RMB Terhadap USD yang Jatuh Tembus 7,2 Melemahkan Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok

 oleh Zhou Qi

Pada 28 September, nilai tukar RMB dalam negeri Tiongkok ditutup pada 7,2458, turun 878 poin dari perdagangan hari sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya sejak Februari 2008 turun menembus angka 7,2. Pada hari yang sama, nilai tukar RMB lepas pantai turun sampai di bawah angka 7,26, jatuh lebih dari 800 poin dalam satu hari, juga mencatatkan angka terendah dalam perdagangan.

Sejak Federal Reserve menaikkan suku bunga secara tajam untuk mengurangi tingkat inflasi tertinggi di Amerika Serikat dalam 40 tahun, nilai tukar RMB terhadap USD terus mengalami depresi dan turun dari RMB. 6,9 menjadi RMB. 7,2 per USD. 1,-. Analis United Overseas Bank bahkan memperkirakan bahwa nilai tukar renminbi lepas pantai akan terus turun sampai di bawah angka 7,3 per 1 dolar AS.

Meskipun devaluasi renminbi menguntungkan ekspor Tiongkok. Namun para ekonom percaya bahwa depresiasi renminbi akan membawa banyak kerugian, termasuk merangsang arus keluar modal dalam jumlah besar, meningkatkan biaya layanan utang dari pinjaman mata uang asing, meningkatkan biaya pinjaman mata uang asing juga menaikkan biaya impor barang.

Frank Tian Xie, ​​​​seorang profesor di Aiken School of Business, University of South Carolina menjelaskan : “Makanan, minyak, energi serta obat-obatan harus diimpor oleh Tiongkok. Jika nilai renminbi terdepresiasi, maka biaya impornya akan meningkat secara signifikan. Jelas, penurunan nilai yang begitu cepat tidak diinginkan oleh pemerintah Tiongkok.”

Untuk mempertahankan agar nilai tukar RMB terhadap USD tidak turun secara drastis, Bank Sentral Tiongkok pada awal bulan September tahun ini mengumumkan, bahwa mulai 15 September, rasio cadangan devisa lembaga keuangan akan diturunkan sebesar 2 poin persentase, menurun dari 8% menjadi 6%. Ini adalah kedua kalinya bank sentral menurunkan rasio cadangan devisa pada tahun ini.

Selain itu, pada 26 September, Bank Sentral Tiongkok juga memperketat pembatasan teknis, sehingga mempersulit pedagang untuk menjatuhkan nilai tukar renminbi. Sejak 28 September, otoritas menaikkan rasio cadangan risiko valuta asing dari bisnis penjualan valuta asing forward dari 0 menjadi 20%.

Namun, masih masih perlu dipantau apakah langkah-langkah tersebut dapat secara efektif mengekang renminbi dari kejatuhannya yang cepat. (sin)