Pejabat AS Menghendaki Putin Menyadari : Menggunakan Senjata Nuklir Berarti Bunuh Diri

oleh Cheng Wen – Secretchina.com

Beberapa pejabat senior AS yang masih aktif maupun mantan mengatakan bahwa tidak seorang pun di Rusia yang memberitahukan Presiden mereka Vladimir Putin bahwa dia melakukan sesuatu yang salah andaikata sampai dia melanggar batas dengan menggunakan senjata nuklir di medan perang Ukraina. Karena hal itu akan menimbulkan konsekuensi serius, yakni berupa bencana bagi Rusia. Mereka ingin Putin bisa mendengar pesan yang diberikan AS kepadanya, yakni menggunakan senjata nuklir berarti bunuh diri.

Menurut berita “Capitol Hill”, sejumlah pejabat AS yang masih aktif dan mantan mengatakan pada Minggu 2 Oktober, bahwa meskipun tak seorang pun di Rusia yang dapat mencegah Presiden Vladimir Putin untuk menggunakan senjata nuklir di medan perang Ukraina. Tetapi langkah itu pasti akan menjanjikan tanggapan bencana dari Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya kepada Putin dan Rusia.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan kepada CNN pada hari Minggu : “Perlu jelas bahwa orang yang membuat keputusan ini, maksud saya, seseorang. Tidak ada seseorang yang melakukan pemeriksaan apa pun terhadap Tuan Putin. Sama seperti halnya ia membuat keputusan yang tidak bertanggung jawab untuk menyerang Ukraina. Anda tahu, dia masih bisa membuat keputusan lain (yang tidak bertanggung jawab)”.

Namun, Austin juga menambahkan bahwa dia ‘belum melihat apa pun” yang berarti bahwa Putin jelas telah membuat keputusan (menggunakan senjata nuklir) seperti itu.

HR. McMaster, mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih di era pemerintahan Trump mengatakan pada Minggu bahwa Putin “di bawah tekanan luar biasa setelah kegagalan pasukannya di medan perang dan frustrasi dengan mobilisasi ratusan ribu tentara cadangan dari dalam negeri untuk dikirim ke medan perang”.

HR. McMaster dalam acara “Face the Nation” yang disiarkan CBS mengatakan : “Saya pikir perlu memberikan informasi (Putin) bahwa jika ia menggunakan senjata nuklir. Itu adalah senjata bunuh diri. Tanggapan dari NATO dan AS belum tentu senjata nuklir”.

Pekan lalu Putin memperingatkan bahwa Moskow akan mengerahkan persenjataan nuklirnya yang luas untuk melindungi wilayah Rusia atau rakyatnya. Setelah itu, Rusia secara resmi mengumumkan pencaplokan 4 wilayah Ukraina pada Jumat 30 September.

“Ini bukan gertakan. Mereka yang mencoba memeras kami dengan senjata nuklir harus tahu bahwa penunjuk arah angin dapat diputar dan diarahkan ke mereka”, demikian Putin menyerukan dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi Rusia.

Baik pejabat Ukraina dan AS mengatakan bahwa mereka menganggap serius ancaman itu, tetapi tidak akan terintimidasi. Selain itu, Pasukan Ukraina akan terus berjuang untuk mengusir Rusia dari wilayah Ukraina yang dinyatakan sebagai wilayahnya yang baru dicaplok.

Perintah mobilisasi Putin untuk merekrut sebanyak 300.000 orang tentara cadangan telah disambut dengan protes di seluruh Rusia. Ribuan pria usia militer Rusia melarikan diri dari negara itu untuk menghindari panggilan tersebut.

Tetapi para ahli mengatakan, bala bantuan yang tidak terlatih tidak mungkin mengubah arah perang. Dan, mereka juga khawatir Putin bisa menjadi orang yang semakin membahayakan jika Rusia terus menderita kekalahan perang yang membuat kerugian besar dalam keuangan, belum lagi perasaan malunya.

Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) William Burns mengatakan kepada CBS pada Selasa lalu (27 September) bahwa pasukan cadangan yang tidak terlatih hanya akan menjadi sasaran tembak artileri dan tidak mungkin mengubah kekalahan Putin di medan perang.

Burns menambahkan, bahkan jika dia (Putin) dapat memobilisasi pasukan sebanyak 300.000 orang, dia juga perlu berpikir panjang apakah mereka akan dikirim ke garis depan yang hanya menjadi umpan meriam. Banyak orang yang baru direkrut itu belum terlatih dengan baik, mereka tidak memiliki peralatan yang dibutuhkan, dan mereka tidak memiliki logistik yang dibutuhkan. 

HR. McMaster mengatakan pada Minggu 2 Oktober, bahwa tanggapan terbaru Presiden Vladimir Putin adalah “satu-satunya getaran yang tersisa, yaitu, Anda tahu, ancaman senjata nuklir”.

Jenderal Angkatan Darat David Petraeus, mantan Direktur CIA mengatakan pada hari Minggu bahwa jika Rusia menggunakan senjata nuklir, Amerika Serikat akan memimpin NATO untuk merespons dengan kekerasan.

Petraeus mengatakan pada program ABC hari Minggu bahwa aliansi NATO “akan menghabisi semua pasukan konvensional Rusia yang dapat kita lihat dan identifikasi di medan perang Ukraina, Krimea dan Laut Hitam”.

Ia menambahkan : “(Putin) mencoba untuk mengungkapkan ancaman ini dengan cara yang dia bisa, menunjukkan ancaman langsung untuk coba menjatuhkan Eropa. Dia pikir dirinya bisa membuat Eropa sengsara, jika Anda mau mengakuinya”.

Tetapi Jenderal Petraeus mengatakan : “Saya tidak berpikir dia akan mampu membuat Eropa sengsara. Eropa akan mengalami kesulitan dalam melewati musim dingin ini, pasokan gas akan berkurang secara drastis, tetapi mereka akan melewatinya, dan saya tidak berpikir bahwa mereka akan frustasi untuk mendukung Ukraina”.

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini di CBS yang ditayangkan pada Minggu 25 September, bahwa dia telah mengatakan kepada para pejabat Rusia untuk “menghentikan pembicaraan bertele-tele tentang senjata nuklir”, tetapi juga memperingatkan bahwa di internal Kremlin kurang pengawasan terhadap Putin.

“Rusia dalam masalah karena tidak ada seorang pun dalam sistemnya yang dapat secara efektif memberitahu Putin bahwa dia melakukan sesuatu yang salah”, kata Blinken di acara CBS itu.

Blinken juga menyampaikan bahwa hal yang tidak kalah penting adalah Moskow perlu mendengarkan saran kami untuk mengetahui dari kami bahwa konsekuensinya sangat mengerikan. 

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan juga mengatakan pekan lalu bahwa AS akan “menanggapi dengan tegas” setiap penggunaan senjata nuklir Rusia. Ia juga mengatakan bahwa pejabat AS dalam pembicaraan tingkat tinggi dengan pejabat Rusia telah menjelaskan secara rinci apa artinya konsekuensi itu. 

“Biarlah saya luruskan ini, yaitu melewati garis tersebut berarti bencana bagi Rusia”, kata Sullivan. (sin)