Taiwan Menarik Garis Merah untuk Mendefinisikan Kembali “Serangan Pertama” dari Perang Lintas Selat

 oleh Chen Yue

Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng pada Rabu 5 Oktober dalam pertemuan dengan Legislatif Yuan mengatakan bahwa Taiwan telah menganggap masuknya pesawat atau drone militer Tiongkok ke wilayah udara Taiwan sebagai definisi untuk melakukan “serangan pertama” dari  perang lintas belah. Pada saat yang sama, Kementerian Perekonomian Taiwan juga menyatakan bahwa dalam menanggapi krisis Selat Taiwan, pihaknya setiap bulan melakukan stock opname bahan persediaan.

Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan di Legislatif Yuan bahwa situasi lintas selat saat ini telah berubah secara drastis, dan Taiwan perlu mendefinisikan kembali mengenai “serangan pertama”.

“Mereka (Partai Komunis Tiongkok) menggunakan drone, dan lain-lain, kemudian kami juga perlu mengadakan penyesuaian, pesawat yang terbang, saya akan menganggapnya sebagai serangan pertama”, kata Chiu Kuo-cheng.

Legislator Taiwan Lo Chih-Cheng bertanya : “Jika jet tempur mereka terbang ke wilayah udara kita, apakah itu termasuk serangan pertama ?”.

Chiu Kuo-cheng menjawab : “Benar !”

Chiu Kuo-cheng mengatakan bahwa Garis Tengah Selat Taiwan telah dilanggar oleh militer komunis Tiongkok. Sejak Ketua DPR-AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pada bulan Agustus tahun ini, Tiongkok telah melakukan pelecehan militer yang intensitas di sekitar Taiwan selama beberapa hari dan berulang kali melintasi Garis Tengah Selat, tindakan mereka secara serius mengancam keamanan internasional dan regional.

Chiu Kuo-cheng mengatakan : “Di masa depan, akan menjadi semakin normal bagi pesawat dan kapal militer komunis Tiongkok untuk memasuki zona identifikasi pertahanan udara negara kita dan melintasi garis tengah selat. Tentara Nasional Taiwan menghadapi lebih banyak tantangan daripada di waktu-waktu sebelumnya”.

Pada hari yang sama, Chen Zhengqi, Wakil Menteri Luar Negeri dari Kementerian Urusan Ekonomi Taiwan mengatakan bahwa Taiwan setiap bulan akan melakukan inventarisasi dan mencukupi persediaan utama yang dibutuhkan untuk menghadapi pecahnya perang dengan komunis Tiongkok yang setiap saat bisa terjadi.

“Mengenai kemungkinan konflik militer, kami memang mempersiapkan makanan dan energi serta pasokan utama termasuk pasokan manufaktur. Kami memiliki sistem di mana kami melakukan inventarisasi setiap bulan”, kata Chen Zhengqi.

Selain mengamankan pasokan seperti makanan dan energi, Taiwan juga akan mengambil langkah-langkah keamanan nasional dan memperkuat kontrol ekspor terhadap Tiongkok.

“Termasuk melindungi rahasia dagang kami, melindungi teknologi utama negara kami. Melindungi bakat kami dari perburuan ilegal. Dalam hal kontrol ekspor, produk kami tidak dapat digunakan untuk militer Tiongkok”, tambahnya. (sin)