Ribuan Orang di Tunisia Turun ke Jalan Saat Krisis Ekonomi Memicu Ketidakpuasan

Central News Agency via NTD.com

Ribuan warga Tunisia  di ibukota Tunis pada 15 Oktober turun ke jalan. Mereka mengkritik Presiden Kais Saied karena merebut kekuasaan dan menuntut seseorang bertanggung jawab atas krisis ekonomi dalam jangka panjang di negara itu.

Kais Said meluncurkan perebutan kekuasaan yang dramatis pada Juli tahun lalu, diikuti oleh amandemen konstitusi dan karier pemerintahan satu orang. Para kritikus mengatakan ini berarti kembalinya Tunisia, satu-satunya negara yang menegakkan demokrasi selama Musim Semi Arab, gelombang revolusi Arab.

Kantor berita Agence France-Presse melaporkan bahwa para demonstran di Tunisia pada 15 Oktober meneriakkan slogan “Mundur! Mundur!”, “Revolusi melawan diktator Said” dan “Kudeta harus dikalahkan” dan slogan-slogan lainnya.

Pawai  diselenggarakan oleh koalisi oposisi Front Keselamatan Nasional,  juga termasuk partai Ennahdha. Partai Baath Islam, sebuah partai yang diilhami Islam, mengadakan Kongres sampai Said membubarkannya.

Beberapa pengunjuk rasa menyebut meningkatnya keputusasaan rakyat di bawah pukulan ganda kemiskinan dan pengangguran. Jika Said tidak pergi, “Tunisia tidak memiliki masa depan”.

Front Keselamatan Nasional telah mengumumkan bahwa mereka akan memboikot pemungutan suara Desember untuk memilih Kongres yang baru namun terbatas.

Partai Free Destourian, saingan ideologis terbesar dari Partai Baath Islam, juga melancarkan demonstrasi di ibu kota. Beberapa orang berusia 60-an mengatakan bahwa Saeed “tidak melakukan apa-apa dan situasinya semakin buruk dari hari ke hari”.

Kementerian dalam negeri Tunisa mengatakan kepada AFP bahwa sekitar 1.500 orang menanggapi protes yang dipimpin oleh partai Baath Islam; demonstrasi itu dihadiri oleh hampir 1.000 orang. (hui)