Puluhan Drone Rusia Menyerang Ukraina, Uni Eropa akan Tingkatkan Bantuan

oleh Zhang Qiling 

Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tidak perlu melakukan serangan besar-besaran ke Ukraina. Namun, baru beberapa  hari pernyataan itu dikeluarkan, ibu kota Ukraina Kyiv kembali mengalami serangan bertubi-tubi lewat drone Rusia pada 17 Oktober pagi, sehingga banyak bangunan rusak dan setidaknya 1 orang diketahui tewas.

Di pusat Kota Kyiv, rudal anti-pesawat ditembakkan, tetapi gagal menghentikan sejumlah besar serangan drone bunuh diri. Pada 17 Oktober pagi beberapa ledakan terjadi di Distrik Shevchenkivskyi, Kyiv, ibu kota Ukraina.

Walikota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan : “Tujuan Rusia adalah menghancurkan semua infrastruktur di Ukraina, menghancurkan infrastruktur di tanah air kita, membiarkan rakyat kita kedinginan di musim dingin, dan membiarkan rakyat kita hidup tanpa aliran listrik. Pada saat yang sama menghancurkan bangunan-bangunan ini”.

Melalui akun di Twitter Walikota Kyiv Vitali Klitschko menyampaikan bahwa ada sebanyak 28 unit drone yang terbang ke Kyiv pada Senin 17 Oktober pagi. Meskipun sebagian besar drone berhasil ditembak jatuh, tetapi terjadi 5 kali ledakan, mengakibatkan kerusakaan beberapa rumah penduduk, seorang wanita tewas, 3 orang warga sipil lainnya dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan, dan 1 orang lagi terkubur di bawah reruntuhan yang masih dicari untuk diselamatkan. Beberapa media telah memotret puing-puing pesawat tak berawak yang ditemukan di lokasi ledakan.

Juru bicara Angkatan Udara Ukraina Yuriy Ihnat mengatakan : “Kami telah memastikan bahwa kami berhasil menembak jatuh 37 kamikaze drone milik Rusia. Mereka semua datang dari arah selatan. Data awal yang kami peroleh menunjukkan bahwa setidaknya 85% hingga 96% (dari drone) dihancurkan oleh sistem pertahanan udara kami”.

Selain itu, Rusia sedang membentuk pasukan gabungan dengan tentara Belarusia. Kementerian Pertahanan Belarusia mengatakan pada 16 Oktober bahwa 9.000 tentara Rusia akan ditempatkan di Belarus untuk melindungi perbatasan Belarusia. Namun, dunia luar khawatir bahwa pasukan Belarusia dapat bergabung dengan tentara Rusia untuk secara bersama menyerang Ukraina.

Menteri Luar Negeri Denmark Jeppe Kofod mengatakan : “Hal yang sangat penting adalah kita perlu membentuk satu Korps Pelatihan Militer Uni Eropa yang dikirim ke Ukraina dan mengeluarkan lebih banyak dana guna memasok Ukraina dengan senjata dan sistem persenjataan untuk membantu mereka mempertahankan diri dari serangan yang kita lihat sekarang”.

Pada Senin 17 Oktober, para menteri luar negeri Uni Eropa mengadakan pertemuan di Luksemburg. Tampaknya, Uni Eropa akan meloloskan resolusi untuk memberikan Ukraina tambahan bantuan militer sebesar EUR. 500 juta. Dan, sebuah misi yang bertugas untuk melatih 15.000 orang tentara Ukraina. Beberapa diplomat yakin bahwa misi tersebut akan mulai beroperasi bulan depan. (sin)