Ribuan Orang Kaya Beremigrasi ke Irlandia, Lebih dari 90 % dari Daratan Tiongkok

oleh Li Yu

Selama 10 tahun Republik Irlandia meluncurkan program imigrasi investasi, telah menarik ribuan orang kaya dari dunia untuk berpindah hidup ke negara yang terletak di bagian barat laut Eropa dengan musim panasnya yang tidak begitu panas dan musim dinginnya juga tidak terlalu dingin. Di mana lebih dari 90% adalah orang kaya dari daratan Tiongkok. Program imigrasi melalui investasi yang diusung pemerintah Republik Irlandia ini dalam beberapa tahun terakhir mendapat kritikan karena berpotensi digunakan untuk menutupi pencucian uang atau untuk menyembunyikan hasil penipuan.

Program imigrasi investasi secara resmi diluncurkan oleh pemerintah Irlandia pada tahun 2012 untuk mendorong orang-orang kaya dari wilayah non-Uni Eropa untuk berinvestasi di infrastruktur lokal, seperti panti jompo dan perumahan umum. Orang kaya di luar negeri dapat berinvestasi dengan imbalan mendapatkan hak tinggal secara permanen dan mengajukan permohonan kewarganegaraan Republik Irlandia setelah memenuhi persyaratan.

Orang kaya asal daratan Tiongkok berinvestasi di Republik Irlandia setidaknya EUR. 2 juta 

Menurut data terbaru yang diungkapkan oleh media lokal “Newstalk” pada 14 Oktober, ada sebanyak 1.400 orang miliarder dari seluruh dunia telah mengikuti program imigrasi investasi di Republik Irlandia, namun, 94% dari pelamar yang berhasil diterima adalah orang kaya asal daratan Tiongkok.

Sebaliknya, hanya sekitar 1% investor yang berasal dari Amerika Serikat, dengan 9 orang lainnya berasal dari Vietnam, 5 orang dari Arab Saudi, 3 orang investor dari Rusia, tetapi setelah meletusnya perang Rusia – Ukraina, Kementerian Kehakiman mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan lagi menerima aplikasi dari warga Rusia.

Tren ini sesuai dengan data yang sebelumnya dirilis oleh Kementerian Kehakiman Republik Irlandia. Angka pemerintah menunjukkan bahwa dari tahun 2018 hingga 2021, investor dari daratan Tiongkok menyumbang sekitar 93% dari pelamar yang disetujui untuk mengikuti program termaksud.

Program imigrasi investasi mengharuskan pelamar memiliki karakter yang baik, tidak memiliki catatan kriminal, dan kekayaan bersih minimal EUR. 2 juta. Melalui program imigrasi investasi, investor biasanya dalam waktu 6 bulan memperoleh hak tinggal permanen, dan dapat membawa pasangan dan anak-anak mereka yang berusia di bawah 25 tahun, baik untuk bekerja atau pun bersekolah di Irlandia. Mereka hanya perlu tinggal di Irlandia selama 24 jam setahun untuk memenuhi persyaratan untuk mengajukan imigrasi setelah lima tahun.

Menurut jawaban tertulis dari pihak Kehakiman Irlandia ketika ditanya oleh anggota parlemen pada bulan Mei tahun ini, tercatat jumlah investasi yang disetujui antara tahun 2012 hingga 2021 berjumlah EUR. 1,05 miliar. Dimana pada tahun 2019 mencapai EUR. 200 juta, namun mengalami penurunan pada tahun 2020 dan 2021 hingga menjadi EUR 180 juta akibat merebaknya COVID-19.

Data juga menunjukkan bahwa lebih dari setengah investor memilih menginvestasikan EUR. 1 juta dalam bisnis Irlandia yang ditunjuk dan mempertahankan investasi setidaknya selama tiga tahun. Selain itu, investor dapat memilih untuk menginvestasikan EUR. 2 juta dalam REIT (Real Estate Investment Trust) atau dana investasi lahan yasan, selain itu, dapat pula dengan menyumbangkan minimal EUR. 400.000,- untuk yayasan amal.

Uni Eropa menyerukan pemeriksaan yang ketat terhadap latar belakang investor

Mirip dengan Irlandia, banyak negara Eropa juga menawarkan program serupa untuk menarik investasi, tetapi dalam beberapa tahun terakhir ada seruan dari Uni Eropa untuk melakukan pemeriksaan lebih ketat terhadap latar belakang investor yang ketat, terutama terhadap keluarga pelamar dan mengenai sumber dana. Anggota parlemen atau kelompok terkait telah mengkritik negara-negara anggota karena pemeriksaan latar belakang yang tidak memadai pada pelamar, karena mereka khawatir para investor ini kemudian menjadi pintu belakang bagi geng kriminal atau pejabat pemerintah untuk mencuci uang atau menghindari pajak.

Pada Maret tahun ini, mayoritas anggota parlemen Eropa, termasuk 13 anggota parlemen Irlandia, lewat pemilihan suara sepakat jika negara-negara anggota mencabut program “paspor emas” dan menuntut agar latar belakang pemohon untuk program “visa emas” diperiksa secara ketat. Ini bukan pertama kalinya organisasi Uni Eropa mengkritik atau berusaha untuk mengakhiri program tersebut. Pada awal tahun 2019, Komisi Eropa mengeluarkan laporan yang meminta negara-negara anggota untuk memperkuat pemeriksaan terhadap latar belakang warga negara non-Uni Eropa yang memperoleh paspor melalui investasi.

Menurut dokumen latar belakang yang dirilis Uni Eropa pada bulan Maret tahun ini disebutkan bahwa 12 negara Uni Eropa, termasuk Republik Irlandia, memiliki program investasi untuk mendapatkan hak tinggal yang dikenal sebagai “visa emas”. Sedangkan program “paspor emas” mengacu pada memperoleh kewarganegaraan melalui investasi. “Paspor emas” ini sebelumnya ditawarkan oleh tiga negara Eropa yakni Siprus, Malta, dan Bulgaria.

Al Jazeera mengungkapkan pada tahun 2020 bahwa orang kaya daratan Tiongkok adalah peminat terbesar kedua program “visa emas” Siprus, yang memperoleh lebih dari 500 buah paspor UE. Taipan terkenal seperti Yang Huiyan, bos wanita perusahaan pengembang properti “Country Garden”, Tang Yong, chairman BUMN China Resources Power, serta beberapa anggota CPPCC provinsi dan perwakilan dari Kongres Rakyat Nasional termasuk di antara mereka yang memegang “paspor emas”. Seorang wartawan yang menyamar sebagai pengusaha Tiongkok yang dijatuhi hukuman karena kasus pencucian uang, tetapi masih dijanjikan oleh pejabat tinggi negara dan perusahaan yang mengurus paspor bahwa “paspor emas” tetap bisa diperoleh sepanjang berduit.

Laporan investigasi membuat Siprus menangguhkan program “paspor emas” pada tahun 2020, dan secara berturut-turut menarik paspor banyak orang kaya, termasuk orang kaya asal daratan Tiongkok, dan keluarga mereka dalam dua tahun berikutnya. Bulgaria membuat undang-undang untuk mengakhiri program ini. Malta saat ini adalah satu-satunya negara Uni Eropa yang masih “menjual” paspor.

Partai oposisi Irlandia Sinn Fein pada bulan Juni tahun ini meminta pemerintah Irlandia untuk menangguhkan program investasi untuk memperoleh hak tinggal. Proposal tersebut diajukan tak lama setelah media “Times” mengungkapkan bahwa dinas intelijen Inggris MI5 menemukan Li Zhenju yang pernah membawa rombongan investor dari Tiongkok datang menemui pejabat Kehakiman Irlandia setelah program berlaku adalah seorang “mata-mata” partai komunis Tiongkok.  (sin)