Kemelut Perang Nuklir  : Inventaris Senjata Nuklir Berbagai Negara di Dunia

Shen Zhou

Untuk membalikkan kemerosotannya di medan perang Ukraina, Rusia telah mengeluarkan ancaman penggunaan senjata nuklir. Tahun 1945, AS (Amerika Serikat) menjatuhkan sebuah bom nuklir pertama di dunia yakni “Little Boy” di Hiroshima, Jepang, ekuivalen dengan 15.000 ton bom, saat ini pada umumnya bom nuklir ukuran besar yang dimiliki oleh masing-masing negara ekuivalen antara 450.000~500.000 ton bom. Dimulainya perang nuklir akan berarti kemusnahan massal sejumlah kota-kota besar, dan polusi nuklir yang tak pernah berakhir, sangat mungkin akan menimbulkan hari kiamat umat manusia.

AS dan Rusia adalah dua negara nuklir super di dunia yang masing-masing memiliki kemampuan untuk saling menghancurkan; Inggris, Prancis, dan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) sudah sejak lama termasuk negara pemilik senjata nuklir, dan dapat memengaruhi arah pergerakan perang nuklir; India, Pakistan, Israel, serta Korea Utara juga telah bergabung dalam klub senjata nuklir.

Dua Negara Nuklir Super

Hulu ledak nuklir yang masing-masing dimiliki oleh AS dan Rusia, jumlahnya berkali-kali lipat lebih banyak dari jumlah hulu ledak nuklir dari negara lain, juga merupakan kunci untuk saling memeriksa dan menyeimbangkan satu sama lain.

1. Cadangan Hulu Ledak Nuklir Rusia Paling Banyak

Persediaan hulu ledak nuklir milik Rusia sekitar 6.000, melebihi milik AS yang memiliki sekitar 5.500. Berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, mereka masing-masing hanya diperbolehkan menempatkan 1.550 buah dalam persiapan perang, tapi sisanya sewaktu-waktu dapat dimasukkan ke dalam persiapan perang.

Rusia memiliki sekitar 320 unit sistem rudal balistik antar benua, yang terbaru adalah dapat membawa multi hulu ledak nuklir yang setara dengan 500.000 ton bom, dengan jumlah total mencapai 1.182 hulu ledak nuklir. Angkatan Laut Rusia memiliki 11 kapal selam nuklir rudal balistik dalam layanan aktif, yang dapat membawa 176 rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam dan maksimum dapat membawa 672 hulu ledak nuklir. Angkatan Udara Rusia memiliki 67 pembom strategis, yang mungkin dapat mengangkut 200 bom nuklir. Kendaraan senjata nuklir trinitas Rusia dapat melontarkan maksimal hingga 2.100 hulu ledak nuklir.

Untuk bersaing melawan Amerika, Rusia selalu menggunakan dana yang terbatas untuk diprioritaskan pada senjata nuklir, tapi tidak mampu bersaing dalam hal kapal selam nuklir strategis dengan AS, hanya dapat mengandalkan senjata nuklir strategis berbasis darat, yang relatif sulit untuk disembunyikan, juga sulit untuk mencegah dihancurkan oleh pihak lawan.

Senjata nuklir Rusia terutama membidik AS, juga termasuk negara-negara NATO, selain itu harus mewaspadai RRT, bahkan India, Pakistan, dan Korea Utara serta negara pemilik senjata nuklir lainnya serta Jepang dan Korea Selatan. Begitu Rusia mengobarkan perang nuklir, mungkin mempertimbangkan menyerang sasaran yang berbeda di berbagai arah, di saat yang sama juga harus menghadapi serangan balasan nuklir dari AS, Inggris, dan Prancis, tingkat kesulitan yang sungguh besar dalam penanganan di medan perang.

Rusia memiliki sistem peringatan radar yang cukup mumpuni, namun kemampuan hadang atau intersepsi rudalnya masih terbatas, di sekitar Moskow telah ditempatkan sistem anti rudal balistik A-135; selain itu ada pula sistem anti udara S-300 dan S-400, tapi kinerjanya terbukti kurang baik dalam perang riil melawan Ukraina.

Rusia juga memiliki sarana anti-satelit, tapi fungsi dari sistem GPS satelit GLONASS dan satelit militer milik Rusia lainnya sepertinya tidak sesuai dengan harapan dalam perang di Ukraina. Jika Rusia mendahului menyerang dengan senjata nuklir, yang lebih dulu dihancurkan mungkin justru adalah Rusia sendiri.

2. AS Berikan Payung Perlindungan Nuklir Bagi Semua Sekutunya

Persediaan hulu ledak nuklir milik AS agak lebih sedikit bila dibandingkan Rusia, namun AS memiliki kemampuan peringatan dini, balasan, dan pertahanan yang lebih unggul.

Senjata nuklir strategis AS mengandalkan kapal selam nuklir rudal balistik sebagai kekuatan utamanya, dibantu dengan rudal balistik berbasis darat dan bomber jarak jauh. 14 unit kapal selam nuklir strategis kelas Ohio yang disiagakan saat ini, dilengkapi dengan 1.090 hulu ledak nuklir, mencakup 70,32% dari jumlah keseluruhan. Sekitar 400 rudal strategis berbasis darat yakni Minuteman III, membawa 400 hulu ledak nuklir, yang mencakup 25,81% dari jumlah total. Sisanya sebanyak 60 hulu ledak nuklir, melengkapi pesawat bomber B-2 dan juga B-52, yang mencakup 3,87% dari jumlah keseluruhan.

Senjata nuklir strategis AS yang didominasi kapal selam mudah untuk disembunyikan dan menghindar dari serangan lawan, serta mampu segera melakukan serangan balasan. Kapal selam nuklir kelas Ohio mampu membawa 24 rudal balistik jenis Triden II yang dapat diluncurkan dari kapal selam, jarak tembaknya lebih dari 12.000 km, dan mampu melakukan serangan dari samudera dimana pun di seluruh pelosok dunia. Setiap rudal mampu membawa 8 hulu ledak nuklir yang setara dengan 455.000 ton bom, atau paling banyak 14 buah hulu ledak nuklir yang ekuivalen 90.000~100.000 ton bom, serta dapat membawa pula hulu ledak nuklir taktis dengan ekuivalen rendah 5.000~7.000 ton bom.

AS memiliki sekitar 675 buah rudal balistik berbasis darat, yang telah ditempatkan dalam perang riil sekitar 400 buah rudal Minuteman III, jarak tembak lebih dari 13.000 km, dan setiap buah membawa sebuah hulu ledak nuklir.

Pesawat bomber strategis AS, meliputi 20 unit bomber B-2 dan 40 unit bomber B-52 yang bisa menjatuhkan bom nuklir. Bomber B-1 terutama menjalankan misi rutin, juga dapat membawa rudal nuklir taktis jarak jauh.

Bomber dan jet tempur AS dapat membawa bom nuklir ekuivalen rendah yang dapat disesuaikan, dan dapat menembus bunker bawah tanah, bomber dapat membawa bom nuklir dengan ekuivalen terbesar mencapai 1,2 juta ton bom. Bomber siluman B-2 membuat AS memiliki kemampuan serangan mendahului lawannya.

AS mempunyai sistem peringatan dini satelit tercanggih di dunia, juga memiliki sistem penghadangan rudal yang paling sempurna, termasuk sistem THAAD untuk penghadangan di garis depan, RIM-161 Standard Missile 3 untuk penghadangan garis tengah, dan rudal MIM-104 Patriot untuk penghadangan garis belakang. AS bisa segera mengetahui pergerakan senjata nuklir yang tidak normal dari negara lain, melacak jejak rudalnya dan menghadangnya, lalu dengan cepat melakukan serangan balasan.

AS memberikan payung perlindungan nuklir bagi negara-negara NATO serta Jepang dan Korea Selatan. Inggris dan Prancis adalah negara sekutu AS, juga akan bersatu dengan AS melawan Rusia. Sistem rudal THAAD yang ditempatkan AS di Korea Selatan dapat sewaktu-waktu memonitor pergerakan di RRT, Rusia, dan Korea Utara. Kapal perang Aegis milik AS baru saja melakukan latihan perang pertahanan rudal dengan Jepang dan juga Korea Selatan, sejumlah negara NATO juga memiliki sistem pertahanan rudal AS.

Di masa Perang Dingin, Barat sempat sangat mencemaskan pemimpin Uni Soviet akan kehilangan akal sehatnya dan mengobarkan perang nuklir, Perjanjian Kepastian Saling Menghancurkan (Mutual Assured Destruction atau MAD, red.) senjata nuklir antara AS dengan Uni Soviet, telah mencegah terjadinya perang nuklir. Setelah Uni Soviet runtuh, risiko perang nuklir pun turun ke titik terendah, tapi deterensi nuklir tetap dapat memerankan fungsinya.

Probabilitas Pengaruh Jangka Panjang Negara Yang Memiliki Senjata Nuklir

Inggris pada 1952, telah melakukan uji ledak nuklir; pada 1960, ia menyusul Prancis melakukan uji ledak nuklir; RRT juga melakukan uji ledak nuklir 4 tahun kemudian pada 1964. Saat ini RRT memiliki hulu ledak nuklir hingga kisaran 350, Prancis sekitar 290 dan Inggris sekitar 225.

1. RRT Ngebet Perbesar Gudang Nuklir

Kemenhan AS menilai, PKT (Partai Komunis Tiongkok) sedang dengan cepat melakukan ekspansi senjata nuklir, mungkin hingga 2027 akan memiliki 700 hulu ledak nuklir, dan hingga 2030 mungkin akan mencapai 1.000 hulu ledak nuklir. RRT juga sedang membangun pangkalan peluncuran rudal balistik antar benua yang baru.

Laporan Kemenhan AS menyebutkan, saat ini PKT mungkin akan menghindari perang nuklir dengan negara yang lebih unggul, dan sedang memprioritaskan untuk dapat menyimpan kekuatan nuklirnya dari serangan pertama, agar dapat melakukan serangan balasan berulang kali.

Beijing sedang mengembangkan kendaraan angkut nuklir yang berfungsi three in one, namun masih didominasi rudal balistik berbasis darat, termasuk rudal DF-31/A dan DF-31/AG masing-masing sebanyak 62, lalu DF-41 sekitar 24, dan DF-5/A dan DF-5/B masing-masing 20, dengan total keseluruhan 106 buah; dari 50 hulu ledak nuklir yang telah ditempatkan diperkirakan sekitar 250, sasaran utamanya adalah AS. Sebagian rudal jarak menengah RRT juga dapat membawa hulu ledak nuklir, mungkin membidik India, Jepang, Rusia, Korea Utara, Korea Selatan, dan Pakistan.

Kapal selam nuklir strategis yang dimiliki RRT sebanyak 7 unit, total dapat membawa rudal berbasis kapal selam tipe JL-2 sebanyak 84, jarak tembak terjauh 8.000 km, jika tidak bisa memasuki Samudera Pasifik, tidak akan mampu mengancam wilayah AS. Pesawat bomber RRT yang dapat membawa bom nuklir adalah H-6K/N sebanyak 104 unit, tapi jarak terbang terbatas, hanya secara teori dapat mengancam Pulau Guam.

Beijing juga sedang mengembangkan sistem peringatan dini rudal, dan memiliki sejumlah sistem penghadangan rudal asal Rusia yakni S-300 dan S-400. PKT juga mengklaim telah sukses melakukan uji coba penghadangan fase menengah, hingga kini belum bisa dibuktikan, tapi PKT telah berulang kali melakukan uji coba rual anti satelit. Teknologi senjata nuklir RRT awalnya meniru Uni Soviet, teknologi rudalnya juga berasal dari Rusia atau mantan Uni Soviet, tapi tidak bisa mendapatkan teknologi kapal selam nuklir Rusia, kemampuan dan kualitas senjata nuklir RRT dikhawatirkan tidak seperti Rusia.

Pemimpin PKT takut operasi pemenggalan kepala, dan tidak akan berani gegabah mengobarkan perang nuklir, tapi tidak tertutup kemungkinan bila kalah dalam perang di Selat Taiwan, pada saat rezim berkuasa mulai terancam, ada kemungkinan PKT akan menggunakan senjata nuklir saat terdesak. Jika Rusia mengobarkan perang nuklir, kecil kemungkinan PKT akan membantu Rusia, tapi tidak tertutup kemungkinan akan mengail di air keruh. AS dan Rusia ada kemungkinan mempertimbangkan akan bersamaan menyerang RRT.

2. Semua Senjata Nuklir Inggris Berada di Bawah Laut

Inggris memiliki sekitar 225 hulu ledak nuklir, yang ditempatkan dalam posisi perang sekitar 160, semuanya ditempatkan pada 4 unit kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir kelas Vanguard; setiap unit kapal selam memiliki 16 buah tabung peluncuran rudal, yang dapat membawa 8~16 rudal AS jenis Trident II, setiap buah maksimal dapat membawa 8 hulu ledak nuklir.

Kapal selam nuklir strategis milik Inggris adalah satu-satunya cara untuk membalas serangan nuklir strategis yang dimiliki saat ini, juga sangat tersembunyi dan lincah. Inggris tidak memiliki rencana untuk menambah jumlah hulu ledak nuklir, dan lebih memfokuskan mengembangkan kapal selam nuklir generasi berikutnya, juga meng-upgrade dan memperpanjang usia hulu ledak nuklir yang ada saat ini, untuk menjaga kemampuan deterensi nuklir yang lebih canggih.

Inggris adalah sahabat dan sekutu AS yang paling setia, dan mengizinkan AS menempatkan senjata nuklir taktis di negaranya, yang dapat dibawa dengan pesawat tempur F-15E.

Rusia seharusnya merupakan sasaran utama senjata nuklir Inggris. Jika Rusia mengobarkan perang nuklir, mungkin juga bersamaan akan menyerang Inggris, dan Inggris akan bekerjasama dengan AS melakukan serangan balasan terhadap Rusia.

3. Senjata Nuklir Prancis

Tahun 1996, setelah menghapus instalasi rudal balistik berbasis daratnya, Prancis juga beralih ke metode serangan balasan nuklir dengan didominasi kapal selam rudal balistik. Prancis memiliki 4 unit kapal selam nuklir strategis kelas Triomphant, dan setiap unit mampu membawa 16 rudal balistik jenis M45 atau M51, jarak tembak rudal M51 adalah 8.000~10.000 km, dapat membawa 6~10 hulu ledak terpisah (MIRV).

Prancis semestinya memiliki sekitar 290 hulu ledak nuklir, yang ditempatkan dalam persiapan tempur nyata adalah sebanyak 175 buah. Prancis menyisakan sebagian kecil hulu ledak nuklir yang dibawa rudal udara ke darat, yang dapat ditembakkan dari pesawat tempur. Prancis juga tidak memiliki rencana memperluas gudang senjata nuklirnya.

Prancis pernah menjual Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) kepada Beijing, sekarang RRT sudah mampu meniru teknologi Prancis dalam membangun PLTN sendiri, juga mengimpor unit PLTN dari Rusia.

Senjata nuklir Prancis juga terutama mengincar Rusia. Prancis adalah negara sekutu AS, juga adalah salah satu negara di bawah payung perlindungan nuklir NATO, jika Rusia mengobarkan perang nuklir, Prancis mungkin juga akan diserang bersamaan, Prancis akan bekerjasama dengan AS dan Inggris melakukan serangan balasan terhadap Rusia.

Begitu perang nuklir meletus, AS, Inggris dan Prancis akan berada di garis yang sama, besar kemungkinan Beijing tidak akan membantu Rusia, dan Rusia akan menghadapi tiga lawan sekaligus. RRT mungkin akan berupaya menyerang AS; pihak AS akan memanfaatkan situasi itu membalas menyerang RRT, bahkan mungkin akan mendahului melumpuhkan lawan.

Keanggotaan Klub Senjata Nuklir Sedang Meluas

Tahun 1998, India melakukan uji ledak hulu ledak nuklir yang dipersenjatai sepenuhnya, dan resmi diakui telah memiliki senjata nuklir, saat ini hulu ledak nuklir yang dimiliki India sebanyak 160. India terus melakukan uji peluncuran rudal balistik serial Agni, rudal balistik antar benua Agni-5 memiliki jarak tembak 8.000 km, dan mampu membawa beberapa hulu ledak sekaligus.

Kapal selam rudal balistik nuklir kelas Arihant milik India yang telah beroperasi ada 2 unit; mampu membawa 4 rudal K-4, dengan jarak tembak 3.500 km, atau 12 rudal K-15 dengan jarak tembak 750 km. Jet tempur India juga mampu membawa bom nuklir jenis gravitasi. Senjata nuklir India terutama mengincar RRT dan juga Pakistan.

Berkat bantuan Beijing dan Korea Utara, Pakistan menyusul ketat India melakukan uji coba senjata nuklir, pada saat ini telah memiliki 165 hulu ledak nuklir. Pakistan memiliki rudal jelajah berbasis darat dan rudal kapal-ke-darat, dengan jarak tembak ratusan kilometer, mampu membawa hulu ledak nuklir, India adalah sasaran utamanya.

Kalangan luar pada umumnya menilai, Israel telah memiliki senjata nuklir sejak era 1980-an, pada saat ini memiliki 90 hulu ledak nuklir, dan memiliki alat angkut senjata nuklir 3 in 1, tapi Israel menolak mengakuinya. Senjata nuklir Israel terutama digunakan untuk mendeterensi negara-negara di sekitarnya.

India, Pakistan, dan Israel tidak akan mudah terlibat dalam perang nuklir, namun Korea Utara telah diakui sebagai pemilik senjata nuklir yang paling berbahaya.

Kalangan luar memperkirakan Korea Utara memiliki setidaknya 20 hulu ledak nuklir, Korea Utara terus menguji coba peluncuran berbagai jenis rudal, saat ini jarak tembak terjauhnya mampu mencapai Guam. AS, Jepang, dan Korea Selatan adalah sasaran utama senjata nuklir Korut, tapi tidak tertutup kemungkinan juga mengincar RRT dan Rusia, kalangan luar memperkirakan bahwa Korea Utara sedang membantu Iran mengembangkan senjata nuklir. Di bawah hasutan Beijing, Korea Utara dapat menimbulkan kekacauan, tapi pemimpin Korea Utara juga takut akan dipenggal, senjata nuklirnya mungkin hanya dijadikan alat untuk membela diri.

Kesimpulan 

Setelah Krisis Rudal Kuba pada 1962, dunia sekali lagi menghadapi kemungkinan perang nuklir. Semua negara pemilik senjata nuklir menyadari bahwa proses dan hasil akhir dari perang nuklir akan sulit diprediksi, terus menerus mempertahankan deterensi nuklir barulah kebijakan terunggul.  

Kini, Rusia yang dirugikan dalam perang konvensional di Ukraina, mengancam akan menggunakan senjata nuklir, dan probabilitas melancarkan perang nuklir lebih mungkin dari sebelumnya. Namun, para pemimpin Kremlin masih khawatir tentang keselamatan diri mereka sendiri, tindakan pemuda Rusia yang lari menghindari dinas militer menunjukkan bahwa sebagian besar orang Rusia tidak mau menjadi umpan meriam; dunia luar seharusnya berharap bahwa pencegahan/deterensi Amerika Serikat, Inggris dan Prancis dapat mencegah tindakan gegabah Moskow, dan juga berharap bahwa orang Rusia yang rasional mencegah terjadinya perang nuklir. (sud)