Mantan Pejabat Departemen Organisasi Komite Pusat PKT Menuntut Klarifikasi Soal Pengusiran Hu Jintao dari Podium Pimpinan

NTD

Insiden Hu Jintao, mantan sekretaris jenderal Partai Komunis Tiongkok yang dipaksa meninggalkan podium pimpinan pada saat hari penutupan Kongres Nasional ke-20 masih terus memanas.

Beberapa hari yang lalu, Yan Huai, generasi kedua PKT yang mantan pejabat Departemen Organisasi Komite Pusat PKT mengirim surat terbuka kepada Xi Jinping, meminta pihak berwenang dapat secepatnya mengumumkan kondisi kesehatan Hu Jintao dan situasi dirinya saat ini untuk mengklarifikasi kebingungan yang terjadi di kalangan masyarakat.

Surat terbuka dari Yan Huai, mantan pejabat Departemen Organisasi Komite Pusat PKT kepada Xi Jinping baru-baru ini beredar di Internet, menarik perhatian banyak orang.

Yan Huai mengirim surat kepada Xi Jinping sebagai alumnus Universitas Tsinghua. Surat itu berbunyi : Dirinya masuk Universitas Tsinghua pada tahun 1964, bekerja di Departemen Organisasi Komite Pusat PKT pada tahun 1980-an, dan memiliki kontak bilateral yang erat baik dengan seniornya Hu Jintao maupun Xi Jinping alumni junior. Ia bingung ketika menyaksikan Hu Jintao harus dituntun untuk meninggalkan podium para pimpinan pada hari penutupan Kongres Nasional ke-20.

Yan Huai berharap Xi Jinping segera mengungkap fakta demi memadamkan rumor yang mengacaukan. “Jika Senior Hu meninggalkan rapat karena gangguan kesehatan, harap umumkan secara singkat kondisinya”. “Jika itu bukan faktor fisik, melainkan perilaku yang disebabkan oleh alasan psikologis” Tolong berikan juga penjelasannya.

Sejauh ini belum ada tanggapan dari Xi Jinping atau pejabat Partai Komunis Tiongkok lainnya.

Qin Peng, seorang komentator politik dan ekonomi yang juga alumnus Universitas Tsinghua, mengatakan bahwa nasihat Yan Huai kepada Xi Jinping untuk memperlakukan Hu Jintao dengan bijak sepertinya ingin meninggalkan pesan “Maafkan saja jika ia bersalah”.

Qin Peng mengatakan : “Ketika Yan Huai aktif di Departemen Organisasi Komite Pusat PKT, dia pernah memeriksa kader di eselon ketiga PKT, termasuk Xi Jinping. Setelah 4 Juni, dia keluar dari Tiongkok dan tinggal di luar negeri. Tidak diragukan lagi bahwa surat terbukanya sampai batas tertentu juga akan menimbulkan konsekuensi bagi PKT. Tapi apa yang terjadi, dia tidak ingin orang lain tahu. Akankah Xi bersedia membuat tanggapan resmi atas surat terbuka itu ? Saya rasa tidak. Xi Jinping mungkin akan membereskan urusan dengan Hu Jintao secara diam-diam”.

Pada 22 Oktober, pada hari penutupan Kongres Nasional ke-20, rekaman video tentang Hu Jintao dibawa keluar secara paksa dari podium sangat mengejutkan banyak orang.

Pada hari kejadian, media PKT menjelaskan di Twitter bahwa Hu Jintao “dipapah menuju ruang istirahat karena kesehatannya”.

Tetapi klaim yang disebutkan di atas memicu reaksi yang lebih besar dan lebih banyak spekulasi yang muncul.

Qin Peng mengatakan : “Pernyataan Kantor Berita Xinhua tidak dapat dibenarkan. Ketidakpedulian Xi Jinping dan tindakan orang-orang terkait tidak cukup kuat untuk menjelaskan hal itu. Karena video sebelumnya menunjukkan bahwa ada saat ketika Li Zhanshu yang tampaknya ingin mencoba membantu Hu Jintao, tetapi dilarang oleh Wang Huning yang berada di samping. Dan Hu Jintao juga tidak terlihat benar-benar ingin meninggalkan podium. Kemudian, dia berbicara dengan Xi Jinping dan menepuk bahu Li Keqiang sebelum berjalan meninggalkan podium pimpinan”.

Miles Maochun Yu, mantan penasihat kebijakan Tiongkok untuk Kementerian Luar Negeri AS, mengatakan bahwa insiden seperti itu jarang terjadi dalam sejarah PKT, tetapi juga logis karena terdapat banyak penjelasan yang dimungkinkan.

Pendukung protes Lapangan Tiananmen 1989 itu menjelaskan : “Sistem rotasi kepemimpinan PKT adalah yang paling tidak demokratis. Di masa lalu, jika Xi Jinping ingin terpilih kembali, ia harus mengandalkan bantuan dari beberapa petinggi PKT yang berperan menentukan atau petinggi yang mendekati status bos. Tapi sekarang di jajaran petinggi atas PKT, sudah tidak ada orang yang dapat memainkan peran itu. Sehingga satu-satunya orang yang bisa mendekati status bos adalah mantan sekjen Hu Jintao”.

Miles Yu mengatakan bahwa banyak pejabat PKT yang terlibat perebutan kekuasaan di internal partai takut untuk mengungkapkan ketidakpuasan mereka secara terbuka. Banyak pejabat di partai yang tidak puas dengan Xi Jinping, yang mungkin sudah disampaikan kepada Hu Jintao, dan mengharapkan Hu dapat menyuarakan isi hati mereka.

Mantan pejabat Senior Kemenlu AS itu juga menuturkan,  sangat mungkin Xi Jinping khawatir menemui situasi yang memalukan di saat putaran pemungutan suara dengan mengacungkan tangan tanda setuju, lalu Hu Jintao “memveto”. Karena itu akan merusak reputasi Xi Jinping, jadi Hu dibawa pergi untuk menghindari kejadian itu. Barangkali ini adalah keadaan yang terpaksa. 

Miles Yu mengatakan bahwa adegan yang muncul pada Kongres Nasional ke-20 ini telah menunjukkan suatu kenyataan bahwa konflik internal di PKT berlangsung sangat kejam.

Akhirnya Xi Jinping memenangkan masa jabatan yang ketiga melalui Kongres Nasional ke-20, dan membentuk kekuasaannya dengan menunjuk sejumlah besar orang-orang yang lebih diutamakan kesetiaannya terhadap Xi Jinping ketimbang kemampuan. Karena kebanyakan dari mereka adalah para yes man dan mengabaikan mata pencaharian masyarakat, ditambah lagi ada sebagian besar pentolan polisi dan kepala mata-mata yang dipentaskan kembali, sehingga dunia luar melihat Xi Jinping lebih cenderung memimpin negara ini dengan “meminjam tangan polisi” dan “meminjam tangan agen mata-mata”. (sin)