Militer Rusia Mengumumkan Rencana Penarikan Pasukan dari Kherson, Ukraina

NTD

Pada 9 November, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyetujui usulan Jenderal Sergey Surovikin, komandan Grup Operasi Militer Khusus Rusia di Ukraina yang akan menarik pasukan Rusia dari Kherson dan ditempatkan di sepanjang tepi kiri Sungai Dnieper demi pertahanan.

Jenderal Sergey Surovikin secara blak-blakan mengatakan bahwa karena pasokan dan bantuan militer untuk Kherson sulit dipertahankan, maka pilihan yang paling masuk akal adalah membangun kembali garis pertahanan di sepanjang tepi timur Sungai Dnieper.

Kherson adalah satu-satunya ibu kota regional Ukraina yang berhasil direbut Rusia sejak invasinya yang dilancarkan pada bulan Februari tahun ini. Tindakan ini mengartikan bahwa semua pasukan Rusia di tepi barat Sungai Dnieper akan ditarik, dan ini juga merupakan kekalahan besar bagi Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pada September tahun ini, Putin mengumumkan “integrasi permanen” terhadap Kherson, Zaporozhye, Donetsk dan Luhansk ke dalam wilayah Rusia. Putin juga mengklaim bahwa serangan tentara Ukraina terhadap keempat wilayah itu dianggap sebagai invasi ke Rusia, tetapi tetap tidak dapat menghentikan tekad tentara Ukraina untuk mendapatkan kembali wilayah milik mereka.

Angkatan bersenjata Ukraina telah meluncurkan serangan balik strategis sejak bulan September, berturut-turut merebut kembali sebagian besar wilayah negara yang diduduki oleh tentara Rusia, dan melancarkan serangan kuat terhadap wilayah Donbas timur, wilayah Kherson dan Zaporozhye.

Meskipun serangan balasan Ukraina telah melambat dalam beberapa pekan terakhir, namun beberapa jembatan yang melintas di atas Sungai Dnieper telah dihancurkan oleh rudal Ukraina, sehingga semakin sulit bagi pasukan Rusia untuk mengangkut pasokan melintasi Sungai Dnieper.

Mengingat tentara Rusia terus terpukul di medan perang Ukraina, menyebabkan pasokan dan sumber daya perangnya terus menyusut, ditambah lagi dengan meningkatnya suara anti-perang di dalam negeri. Sehingga pemerintah Rusia terpaksa menyatakan kesediaannya untuk merundingkan perdamaian dengan Ukraina. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada 8 November bahwa Ukraina terbuka untuk negosiasi dengan Moskow, tetapi dengan syarat memulihkan kondisi perbatasan Ukraina.

Pada 9 November, penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak menekankan bahwa terlalu dini untuk berbicara tentang penarikan pasukan Rusia. Sebelum bendera Ukraina berkibar kembali di udara Kherson, tidak ada artinya berbicara tentang penarikan pasukan Rusia. Tetapi tentara Ukraina akan melanjutkan pekerjaannya sebagaimana yang sudah direncanakan. (sin)