Aksi Protes di Pos Penjagaan Guangzhou, Tiongkok, Meletus, Polisi Balas Main Tembak dan Lukai Massa

Zheng Gusheng/Lin Qing

Sejumlah video diunggah secara online pada Senin (14/11/2022) menunjukkan demonstrasi meletus di desa-desa perkotaan seperti Desa Dataang dan Desa Kangle di Distrik Haizhu Guangzhou, serta di beberapa komunitas di Distrik Tianhe.

Desa Chengzhong di Distrik Haizhu adalah pemukiman para pekerja migran. Karena wabah semakin parah, daerah tersebut telah ditutup selama berhari-hari. Bahkan, membuat situasi sulit bagi pekerja migran. Pada hari itu, banyak pekerja lokal yang tidak puas dengan blokade brutal dan menerobos pos pemeriksaan atau merobohkan tembok pemisah. Massa kemudian bergerak ke jalan untuk berdemonstrasi dan memprotes serta menghadapi aparat kepolisian.

Ada juga video menunjukkan beberapa pengunjuk rasa mulai menghancurkan pos penjagaan pencegahan epidemi. Pada malam hari, protes meletus di banyak tempat pos penjagaan. Beberapa orang melemparkan benda ke pejabat setempat atau petugas pencegahan epidemi. Bahkan ada yang bergabung untuk menggulingkan mobil polisi. Ada juga video yang memperlihatkan orang-orang menerobos masuk ke Pemerintah Distrik Haizhu.

Video tindak lanjut menunjukkan bahwa pihak berwenang menerjunkan aparat kepolisani untuk menindak dengan kekerasan.  Banyak demonstran ditangkap.

Sebuah video menunjukkan polisi dan pengunjuk rasa saling berhadapan di seberang gerbang komunitas, dan polisi menggunakan meriam air.

Selain itu, video mengerikan juga diposting di Internet yang menunjukkan bahwa beberapa staf medis sedang menyelamatkan orang yang terluka di jalanan.  Darah dari orang yang terluka mengalir dari gedung ke jalanan dan lukanya serius. 

Beberapa netizen lokal menyampaikan kabar bahwa ini adalah pengunjuk rasa yang menyerbu pemerintah kabupaten dan ditembak oleh polisi dengan peluru tajam. Menurut laporan, pria yang ditembak telah meninggal dunia.

Video lain menunjukkan seorang pejabat lokal dan pengunjuk rasa menyela pidatonya selama negosiasi, menuduh polisi “memukul orang”. Setelah penyangkalan pejabat tersebut, para pengunjuk rasa membalas, “Kami memiliki video, (polisi) menembak orang.”

Selama negosiasi, pejabat dan pengunjuk rasa juga menyebutkan masalah seperti antrian panjang untuk pengambilan sampel asam nukleat, dan pemilik bangunan tak mempedulikan apakah si penyewa hidup atau meninggal dunia.

Alasan lainnya tentang meletusnya aksi demonstrasi disebabkan pemerintah setempat awalnya mengiklankan bahwa persediaan gratis, tetapi para pekerja akhirnya harus membayar untuk membelinya, dan petugas pencegahan epidemi menjual kembali persediaan tersebut untuk mendapatkan keuntungan.

Diduga  pasukan siber Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah mulai mengaitkan protes tersebut dengan “pekerja migran Hubei yang tidak puas dengan masyarakat lokal Guangzhou”. Otoritas mencoba mengalihkan perhatian dengan menghasut konfrontasi regional.

Epidemi di Distrik Haizhu terus meledak. Penguncian lokal telah diperpanjang sebanyak dua kali, tidak ada harapan bagi penduduk desa untuk mencabut penguncian yang sudah diterapkan. (hui)