Jiang Zemin Telah Mati

Editorial

Pada 30 November, mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) Jiang Zemin meninggal dunia di Shanghai.

Kehidupan Zemin sangat memalukan.

Pemerintahannya menyeret bencana ke bangsa Tiongkok dan rakyatnya. Korupsi sebagai akibat dari pemerintahannya telah merajalela. Penganiayaan terhadap Falun Gong yang diprakarsainya menciptakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Jiang Zemin adalah pendosa, melawan bangsa dan sejarah, dan kejahatannya harus diadili.

Jiang adalah putra Jiang Shijun, dianggap oleh banyak orang sebagai pengkhianat negara. Selama Perang Tiongkok-Jepang Kedua, Jiang Shijun menjabat sebagai wakil direktur Departemen Propaganda negara boneka Kekaisaran Jepang rezim Wang Jingwei di Nanjing, Tiongkok timur. Setelah Jiang Zemin naik ke posisi puncak PKT mengikuti perannya dalam melakukan Pembantaian Lapangan Tiananmen 1989 yang berdarah, dia berusaha sekuat tenaga untuk mendorong bangsa Tiongkok ke jalan kehancuran moral.

Mantan pemimpin Tiongkok Jiang Zemin menghadiri Kongres Partai Komunis ke-18 di Beijing pada 14 November 2012. (Lintao Zhang/Getty Images)

Sebelum Jiang berkuasa, dengan sikap terbuka para pemimpin Hu Yaobang, Zhao Ziyang, dan Qiao Shi, kendali PKT atas masyarakat dilonggarkan, dan sistem hukum mulai membaik. Orang-orang menantikan fajar transformasi politik dan sosial menuju supremasi hukum.

Pada saat yang sama, latihan spiritual Falun Gong—yang didasarkan pada prinsip-prinsip Sejati, Baik, dan Sabar—mulai menyebar di Tiongkok. Praktik kuno ini bermanfaat bagi puluhan juta orang di seluruh Tiongkok yang telah mengikuti praktik tersebut. Akibatnya, masyarakat berada pada lintasan untuk kembali ke nilai-nilai moral dan kebaikan yang tinggi.

Namun, pada Juli 1999, karena kecemburuannya terhadap popularitas Falun Gong, Jiang meluncurkan penganiayaan kejam terhadap kelompok tersebut yang mana ketika itu diperkirakan ada 100 juta orang Tionghoa berlatih Falun Gong di seluruh negeri, sambil mengabaikan aspirasi publik dan umum serta penentangan pejabat di semua tingkatan, termasuk dari enam anggota Komite Tetap Politbiro.

Sejak saat itu, dia telah membawa malapetaka yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada bangsa Tiongkok.

Latihan spiritual seperti Falun Gong bermanfaat bagi negara dan rakyat. Bahkan konstitusi dan undang-undang PKT sendiri tak melarang seseorang untuk berlatih Falun Gong.

Untuk menindas Falun Gong, Jiang melewati sistem pemerintahan dan hukum normal Tiongkok, memanfaatkan sifat jahat dan mesin kuat PKT, dan mendirikan “Kantor 610” di luar hukum, serupa dengan gestapo Nazi Jerman, khususnya untuk terlibat dalam kampanye penganiayaan, yang telah sepenuhnya menghancurkan hak asasi manusia, sistem hukum, moralitas, dan ekonomi Tiongkok.

Penganiayaan ini menindas keyakinan lurus dari puluhan juta orang Tiongkok yang tak bersalah, dan memengaruhi kehidupan ratusan juta warga. Seluruh negeri dipengaruhi oleh kampanye penganiayaannya. Jutaan praktisi Falun Gong telah dipenjara secara ilegal di kamp kerja paksa, penjara, dan rumah sakit jiwa. Mereka disiksa dengan berbagai cara, dengan jumlah pengikut yang tak terhitung dibunuh untuk diambil organnya. Itu adalah kejahatan keji yang membuat langit dan bumi murka.

Praktisi Falun Gong mengadakan acara penyalaan lilin untuk menghormati kehidupan orang-orang di Tiongkok yang telah dipukuli dan disiksa hingga meninggal dunia di Washington, DC pada 19 Juli 2001. (Alex Wong/Getty Images)

Untuk menganiaya Falun Gong, Jiang benar-benar menghancurkan sistem hukum Tiongkok dan hak asasi manusia yang dimilikinya, membalikkan perubahan yang menjanjikan dari masyarakat Tiongkok, membawa perubahan bersejarah pada nasib Tiongkok, dan benar-benar menghancurkan masa depan PKT.

Untuk melakukan penganiayaan yang keterlaluan ini, Jiang terlibat dalam pemerintahan dengan korupsi dan kecabulan, menghancurkan budaya tradisional Tiongkok dengan mendorong keserakahan dan kejahatan, mempromosikan pejabat yang tidak bermoral dan korup,  bahkan mengubah jumlah anggota Komite Tetap Politbiro untuk membayangi penggantinya.  Hu Jintao, hanya untuk mempertahankan penganiayaan ini. Sejak dimulainya penganiayaan, Falun Gong telah menjadi pusat perputaran politik Tiongkok.

Praktisi Falun Gong mengambil bagian dalam nyala lilin, mengenang para korban penganiayaan selama 22 tahun di Tiongkok di Monumen Washington pada 16 Juli 2021. (Samira Bouaou/The Epoch Times).

Penganiayaan telah begitu luas dan berlangsung begitu lama sehingga moralitas sosial Tiongkok anjlok dan kekacauan merajalela, menyebabkan orang-orang Tiongkok menjadi tak berperasaan dan tak bermoral hingga tingkat yang mengejutkan.

Untuk mempertahankan penganiayaan, Jiang, melalui Kantor 610, membuat perintah secara internal bahwa “kematian praktisi Falun Gong akibat pemukulan bukanlah apa-apa dan akan dihitung sebagai bunuh diri;” mengarang kebohongan yang tak terhitung jumlahnya tentang Falun Gong, termasuk tipuan bakar diri terkenal yang dipentaskan di Lapangan Tiananmen; membanjiri TV, radio, surat kabar, majalah, buku teks, dan media sosial Tiongkok dengan propaganda kebencian untuk membingungkan publik agar menyebarkan kebencian terhadap Falun Gong di antara penduduk; dan memaksa ratusan juta orang Tionghoa yang tidak bersalah untuk ikut serta dalam penganiayaan.

Untuk mempertahankan penganiayaan ini, politik, ekonomi, diplomasi, dan pendidikan PKT dirancang untuk menganiaya Falun Gong, membuat masyarakat Tiongkok secara bertahap semakin menjauh dari kemanusiaan, akibatnya sekarang muncul di Tiongkok.

Jiang terus mempertahankan penganiayaan menggunakan mesin jahat PKT dan penjahatnya sampai ajalnya.

Ratusan praktisi Falun Dafa atau Falun Gong menggelar malam nyala lilin sebagai rangka memperingati berlangsungnya 19 tahun penindasan terhadap praktisi Falun Gong di Lapangan Puputan Denpasar, Bali, Minggu 15 Juli 2018 (Foto : Wayan Diantha/Istimewa)

Namun demikian, dampak penganiayaan ini jauh tak terbatas di Tiongkok.

Jiang secara langsung menyebarkan kebohongan dan mengekspor penganiayaan ke seluruh dunia. PKT mengeksploitasi pasar dan ekonomi Tiongkok untuk memaksa kekuatan dunia, kelompok keuangan, dan media agar tutup mulut tentang pelanggaran hak asasi manusia yang paling mengerikan dan terbesar serta kejahatan pengambilan organ secara massal dari praktisi Falun Gong yang masih hidup.

Jiang Zemin telah mati, tetapi kejahatannya tak bisa dihapus.

PKT telah melakukan kejahatan terhadap rakyat dan bangsa Tionghoa. Dan, telah melakukan kejahatan besar terhadap dewa dan Buddha. PKT tak ada harapan. Wabah yang saat ini terjadi di Tiongkok ditujukan pada Partai Komunis.

Pawai di kegiatan Car Free Day (CFD) di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Bali, Minggu 15 Juli 2018 (Foto : Wayan Diantha/Istimewa)

Sebagai pemimpin PKT saat ini, Xi Jinping bukanlah orang yang memprakarsai penganiayaan. Alih-alih melanjutkan penganiayaan, dia harus mengakhirinya dan tak menjadi orang yang disalahkan atas kejahatan Jiang. Xi juga tak boleh mencoba mempertahankan partai jahat yang pasti akan jatuh ini. Segala upaya untuk melindungi partai tak hanya akan sia-sia, tetapi juga akan membawa konsekuensi yang tak terbayangkan bagi diri sendiri.

Sejumlah besar pelaku yang menargetkan Falun Gong telah menerima pembalasan. Kematian Jiang menandakan percepatan disintegrasi PKT. Mereka yang masih berusaha mempertahankan penganiayaan sebaiknya segera mengenali situasi saat ini, berhenti menganiaya dan menebus dosa-dosa mereka.

Pada 16 Juli 2021, di Washington DC, ibu kota Amerika Serikat, beberapa praktisi Falun Gong dari Amerika Serikat bagian timur berkumpul di Monumen Washington untuk berkabung dengan malam nyala lilin. (Li Sha/The Epoch Times)

Masyarakat Tiongkok saat ini sedang mengalami perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya. PKT telah berakhir dan akan dilenyapkan oleh langit. Sebagai hasil dari gerakan “mundur dari PKT” yang dipicu oleh seri editorial “Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis” yang diterbitkan oleh The Epoch Times pada 2004, lebih dari 405 juta orang Tiongkok telah secara terbuka mundur dari partai.

Seperti yang dinyatakan The Epoch Times pada 12 Januari 2005 di situs web Pengunduran diri dari PKT:

“Kepada khalayak ramai rakyat Tiongkok : Ajal  Partai Komunis sudah menjelang. Namun dalam sejarahnya, partai (ajaran) iblis ini telah melakukan suatu kejahatan yang amat besar terhadap dewa dan umat kehidupan, yang mana dewa tentu akan memperhitungkan dosa kejahatannya.”

“Suatu hari, bila dewa menunjuk seorang untuk membuat perhitungan dengan partai komunis, maka  tidak akan melepaskan siapapun yang tersangkut paut maupun para pengikut partai komunis. Kami secara serius mengumumkan : Siapa saja yang pernah ikut bergabung dengan Partai Komunis dan segala organisasinya (telah mendapat cap teraan iblis ini) , segeralah mengundurkan diri, hapuslah cap teraan iblis tersebut. Begitu seseorang membuat perhitungan dengan ajaran iblis ini, catatan yang disimpan oleh The Epoch Times dapat dijadikan sebagai bukti pengunduran diri mereka dari Partai Komunis dan segala organisasinya.” 

“Jaring Langit bermata besar-besar, baik buruk terlihat jelas; Laut derita ada batasnya, hidup mati hanyalah selintasan saja. Bagi orang-orang yang pernah dibohongi oleh ajaran iblis yang paling jahat dalam sejarah manusia ini, orang-orang yang pernah mendapatkan cap teraan dari iblis jahat ini, pergunakanlah kesempatan baik yang hanya sekelabatan ini!

Kami menyerukan kepada Xi Jinping untuk segera menghentikan penganiayaan, membebaskan semua praktisi Falun Gong yang ditahan, dan meminta pertanggungjawaban para pelaku. Kami berharap lebih banyak orang Tiongkok akan melihat PKT apa adanya, mundur dari PKT, dan memilih masa depan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri di tengah situasi kritis dalam sejarah.