Pasar Khawatir Lonjakan Indeks PPI November Dorong The Fed Naikkan Suku Bunga

oleh Gao Shan

Pada Jumat (9 Desember) Kementerian Tenaga Kerja AS melaporkan, bahwa harga grosir dari sejumlah barang-barang kebutuhan di November telah mengalami kenaikan yang lebih tinggi dari perkiraan. Hal mana telah memupuskan harapan sebelumnya bahwa inflasi sudah bisa menurun.

PPI (Producer Price Index) atau indeks harga produsen, adalah indikator untuk mengukur pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan dari produk yang dihasilkan. Indeks tersebut pada November telah naik 0,3%, jadi naik sebesar 7,4% dari tahun lalu. Ini adalah laju pertumbuhan paling lambat selama 12 bulan sejak Mei 2021. Sebelumnya, ekonom yang sempat disurvei oleh Dow Jones memperkirakan bahwa kenaikan PPI adalah 0,2%.

Jika tidak termasuk harga makanan dan energi, maka Core PPI naik 0,4%, juga lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yang 0,2%. Core PPI naik 6,2% YOY, sedangkan Core PPI bulan Oktober adalah 6,6%.

Setelah laporan dirilis, harga saham AS jatuh. Sebelumnya, harga saham Wall Street sempat dibuka lebih tinggi, dan imbal hasil Treasury bergerak lebih tinggi.

Kini, pasar akan mengalihkan perhatiannya ke Indeks Harga Konsumen (IHK) yang akan dirilis pada Selasa (13 Desember) pagi. Sehari kemudian, The Fed akan mengumumkan arah suku bunga pada akhir pertemuan dua harinya.

Data inflasi yang masih tinggi dapat mendorong The Fed untuk melanjutkan kenaikan suku bunga. Kali ini kenaikan suku bunga mungkin akan berkisar di 0,5%. Jika demikian, maka akan mendorong suku bunga pinjaman acuan naik ke kisaran target 4,25% hingga 4,5%.

Pembuat kebijakan moneter telah secara agresif mendorong suku bunga lebih tinggi dalam upayanya untuk mengekang inflasi membandel yang terjadi selama 18 bulan. Padahal dalam 10 terakhir ini, inflasi nyaris tidak bergerak.

Jeffrey Roach, kepala ekonom di LPL Financial mengatakan : “Kenaikan PPI bulanan menggarisbawahi perlunya pengetatan lanjutan, meskipun pada kecepatan yang relatif lambat. Saluran inflasi sedang dibersihkan, sehingga harga konsumen secara perlahan akan bergerak mendekati target jangka panjang yang ditetapkan The Fed”.

Dalam berita ekonomi lainnya yang disajikan pada Jumat, tercatat bahwa Michigan Consumer Sentiment Index (Indeks Sentimen Konsumen Michigan) berada di 59,1 lebih tinggi dari ekspektasi Dow Jones yang 56,5. dan lebih rendah dari 56,8 di November. Ekspektasi inflasi satu tahun juga lebih rendah, menjadi hanya 4,6%, turun 0,3 poin persentase dari satu bulan sebelumnya.

Selain itu, persediaan perdagangan grosir naik 0,5% pada Oktober, di bawah ekspektasi yang 0,8%.

Meskipun laporan PPI tetap menjadi fokus utama pasar, tetapi survei kepercayaan konsumen masih memberikan optimisme dalam mengendalikan inflasi.

Inflasi di sektor jasa melaju cepat bulan ini (November), padahal di bulan lalu kenaikan hanya 0,1%. Di antaranya, 1/3 kenaikan itu berasal dari sektor jasa keuangan yang melonjak sebesar 11,3%. Tapi itu sebagian diimbangi oleh penurunan tajam biaya penumpang sebesar 5,6%.

Di bidang komoditas, indeks naik hanya 0,1%, meskipun turun tajam dari kenaikan Oktober yang 0,6%. Meskipun harga sayuran segar dan kering meningkat sebesar 38,1%, tetapi kenaikannya secara keseluruhan masih relatif rendah. Bahkan ketika indeks bensin menurun sebesar 6%, harga di beberapa kategori makanan tetap masih meningkat.

Menanggapi hal itu, Jeffrey Roach mengatakan bahwa lonjakan harga pangan “mungkin merupakan anomali yang belum tentu mencerminkan perubahan tren”.

Pada saat yang sama, ada beberapa tanda lain yang mengindikasikan bahwa laju kenaikan harga setidaknya sudah melambat. Namun, data Jumat menunjukkan bahwa mungkin masih perlu waktu lama untuk menyingkirkan inflasi, yang cenderung menjadi indikator utama dari tekanan harga yang mendasarinya.

Mike Loewengart, kepala konstruksi model portofolio di Kantor Investasi Global Morgan Stanley memberikan komentar : “PPI bulanan naik sedikit dan sedikit melampaui ekspektasi. Hal ini mengingatkan kita bahwa betapa rumitnya untuk mengatasi inflasi. Jadi masih butuh waktu sebelum kita bisa melihat itu kembali menjadi normal. Tapi ingat, kita berada di tempat yang lebih baik sekarang dan menuju ke arah yang benar jika dibandingkan dengan situasi setahun sebelumnya.

Ini adalah bulan ketiga berturut-turut PPI utama naik 0,3%. Secara tahunan, pertumbuhan turun dari puncak 11,7% yang tercatat pada Maret tahun ini, tetapi masih jauh di depan laju pra-pandemi dan tertinggi setidaknya sejak tahun 2010.

Meskipun biaya energi untuk permintaan akhir telah turun sebesar 3,3%, Tapi masih saja naik karena adanya kenaikan indeks makanan yang juga 3,3%. Indeks perdagangan naik 0,7%, sedangkan transportasi dan penyimpanan turun 0,9%.

Jika tidak termasuk makanan, energi, dan jasa perdagangan, PPI naik 0,3% dari bulan sebelumnya dan naik 4,9% secara tahunan. Ini masih merupakan nilai terendah sejak April 2021. (sin)