Wabah Menyebar ke Pedesaan, Di mana-mana Kesulitan dalam Mengakses Perawatan Medis dan Kremasi Hingga Situasinya Terus Memburuk

oleh Liu Haiying dan Mingyu

Situasi epidemi di Tiongkok menjadi semakin serius,  tak hanya sejumlah besar warga sipil yang meninggal karena penyakit ini, tetapi juga orang-orang dalam sistem Partai Komunis yang  biasanya menikmati sumber daya medis yang lebih baik, baru-baru ini meninggal dunia. Mari simak perkembangan terbaru tentang epidemi di Tiongkok.

Di bawah dampak epidemi, rumah sakit di kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai mengalami kelebihan beban dan jumlah kematian melonjak. Sekarang dunia luar umumnya khawatir bahwa gelombang mudik selama Tahun Baru Imlek dapat menyebabkan epidemi menyebar di daerah pedesaan, terutama di daerah pedesaan di mana terdapat banyak orang lanjut usia dan sistem medisnya tidak sempurna, dampaknya mungkin bahkan lebih besar.

Benjamin Cowling, seorang ahli epidemiologi di Universitas Hong Kong berkata : “Jumlah rawat inap akan meningkat, akan berlangsung lebih lama, dan dikhawatirkan tentang situasi daerah pedesaan. Beberapa daerah mungkin sejauh ini belum ada wabah, tetapi dengan lonjakan perjalanan pada akhir Januari, virus akan menyebar ke seluruh negeri. Satu juta atau lebih kematian bisa terjadi. 

Di ibu kota keuangan Shanghai, jumlah kasus parah dan kematian terus melonjak. Rumah sakit penuh sesak dengan pasien, dokter harus bekerja walaupun sakit, dan ada antrean panjang di luar rumah duka- pemandangannya mirip dengan situasi Wuhan tiga tahun lalu.

Seorang dokter di sebuah rumah sakit di Shanghai: “Hadian dan salam pertemuan adalah batuk-batuk. Inilah situasinya sekarang. UGD  kewalahan dengan banyaknya pasien setiap hari dan tidak ada jalan keluar. Meskipun ICU  baru telah dibuka dan tempat tidurnya tidak mencukupi. Ini seperti mode api Penyucian.”

Selama beberapa hari terakhir, rumah sakit Shanghai dibanjiri oleh orang-orang dengan infeksi serius, 200 pengemudi taksi telah mendukung 120 orang, dan ambulans tak berhenti sejenak pun.

Penduduk Shanghai berkata: “Ambulans terus bergerak sepanjang waktu, staf medis bolak-balik. Tempat tidur sudah berada di pintu masuk aula. Pada pukul 7 malam, lorong-lorong sempit sudah dipenuhi oleh orang-orang yang mencari perawatan medis.

Beberapa pasien mengatakan bahwa mereka harus mengantre selama enam atau tujuh jam untuk menemui dokter. 

Pasien Rumah Sakit Yanji Shanghai berkata : “Epidemi di Shanghai sangat serius, banyak informasi yang sebenarnya ditutup. Bahkan  orang-orang pun tidak mengetahuinya. Saya mengantre di rumah sakit dari pukul 9 pagi sampai pukul 3 atau 4 sore baru dapat giliran diinfus. Rumah sakit penuh dengan mayat, banyak orang yang meninggal.”

Ada antrian panjang di rumah duka di Shanghai. Pemandangannya mirip dengan yang terjadi di Wuhan tiga tahun yang lalu.

Rumah duka di Shanghai: “Sekarang semua di rumah duka di Shanghai mengantre untuk mengkremasi jenazah dan tidak dapat menjemput jenazah, mirip dengan di Wuhan tiga tahun lalu. Jumlah calo yang menjual nomor kremasi mayat dengan puluhan ribu RMB meningkat. Kuburan juga sangat mahal sekarang.”

Kematian bukan hanya bagi rakyat jelata, tetapi juga mereka yang berada dalam sistem yang selalu menikmati hak istimewa medis, telah meninggal dunia dalam jumlah besar yang menimbulkan kekhawatiran. Teng Biao, mantan profesor di Universitas Ilmu Politik dan Hukum, mengatakan kepada Radio Free Asia pada  5 Januari  bahwa 61 akademisi dari Akademi Ilmu Pengetahuan dan Akademi Teknik Tiongkok telah meninggal dunia pada tahun lalu, termasuk 32 orang sebulan lalu. Kementerian Luar Negeri juga sangat terpukul oleh epidemi.  Menurut  Teng Biao, lebih dari 60 kader veteran Kementerian Luar Negeri telah meninggal dunia baru-baru ini.

Beberapa pakar telah mengungkapkan alasan yang mendasari hal ini.

Komentator urusan terkini Lan Shu berkata : “Banyak dari kader veteran ini, terutama kader senior, banyak dari mereka, menurut apa yang kita ketahui sekarang, berumur panjang karena mereka telah menerima transplantasi organ.

Lan Shu menunjukkan bahwa sejumlah besar penelitian dan pengungkapan data menunjukkan bahwa sebagian besar transplantasi organ PKT diambil secara paksa dari tubuh yang masih hidup. Pada awalnya, organ praktisi Falun Gong yang ditahan diambil secara ilegal, kemudian, kelompok yang lebih rentan di Tiongkok juga menjadi korban. Hilangnya banyak remaja di daratan Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir diduga terkait dengan pengambilan organ secara hidup-hidup yang dipimpin oleh PKT.

Menurut Lan Shu, banyak penelitian dan informasi mengungkapkan bahwa sebagian besar organ yang ditransplantasikan oleh Partai Komunis Tiongkok diambil secara paksa dari tubuh yang masih hidup. Pada masa-masa awal, organ tubuh diambil secara ilegal dari praktisi Falun Gong di penjara, dan kemudian kelompok yang lebih rentan di Tiongkok menjadi korban. Hilangnya banyak anak muda di daratan Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir telah dikaitkan dengan pengambilan organ tubuh yang dipimpin PKT.

Lan Shu menjelaskan : Dikarenakan organ yang ditransplantasikan ditolak oleh tubuh, sehingga agar tubuh dapat menerima organ yang ditransplantasikan, mereka harus minum obat dalam  jangka waktu yang lama. Dan kemudian, untuk mengendalikan fungsi kekebalan tubuh mereka sendiri ke tingkat yang sangat rendah. Jadi dalam hal ini, ketika epidemi datang, orang-orang dengan masalah sistem autoimun ini jelas merupakan kelompok berisiko tinggi.

Misalnya, ketika Gao Zhanxiang, mantan wakil menteri Kementerian Kebudayaan Partai Komunis Tiongkok, meninggal dunia di Beijing bulan lalu setelah lama sakit, seorang pejabat memposting sebuah artikel sebagai penghormatan, mengungkapkan bahwa “Gao memiliki begitu banyak organ yang diganti di tubuhnya sehingga dia bercanda mengatakan bahwa banyak bagian yang bukan lagi miliknya. Hal ini mengejutkan netizen daratan, yang mempertanyakan dari mana Gao mendapatkan begitu banyak organ tubuh yang diganti selama hidupnya. Berapa banyak pejabat tinggi Partai Komunis lainnya yang hidupnya bisa diperbarui dengan mengganti organ tubuhnya?

Lan Shu berkata, “Ada pembalasan untuk kebaikan dan kejahatan, dan jika orang melakukan terlalu banyak perbuatan buruk, maka akan mendapatkan balasannya.

Sejak wabah merebak, pada Maret 2020, Master Li Hongzhi, pendiri Falun Gong, memperingatkan dalam artikel “Rasional”:  Tetapi saat ini wabah “virus PKT” (pneumonia Wuhan) kedatangannya adalah dengan maksud – dengan tujuan. Ia adalah datang untuk menyingkirkan partikel partai jahat – orang yang berjalan bersama partai jahat PKT. (hui)