Militer Rusia Mengebom Banyak Tempat di Ukraina, G7 Akan Terus Menjatuhkan Sanksi

Yu Ting

 Pada  Sabtu 14 Januari, para pejabat Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia telah melancarkan serangan rudal secara besar-besaran, menewaskan sedikitnya lima orang, dan menargetkan menyerang fasilitas energi penting di banyak bagian negara itu. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, yang mengunjungi Amerika Serikat pada hari yang sama, menegaskan kembali bahwa G7 akan terus menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas agresinya.

Ini adalah penampakan kota Dnipro di Ukraina, sebuah bangunan sembilan lantai yang dibom oleh pasukan Rusia pada Sabtu 14 Januari, asap tebal membumbung ke angkasa, meninggalkannya menjadi reruntuhan.

Para pejabat di Ukraina mengatakan setidaknya lima orang  tewas dan 15 orang telah diselamatkan, tetapi lebih banyak lagi yang terjebak dalam reruntuhan. Setidaknya 27 orang, termasuk enam anak-anak, juga terluka dalam serangan itu.

Pihak berwenang Ukraina mengatakan, tentara Rusia juga mengebom infrastruktur utama di negara itu, di bagian timur Kharkiv, di perbatasan Ukraina-Rusia, dan di bagian barat Lviv, di perbatasan Ukraina-Polandia.

Di Kharkiv, pemadaman listrik darurat dipaksakan di seluruh wilayah dan gubernur Lviv mengatakan bahwa pasokan listrik dan air ke wilayah tersebut juga terputus  kapan saja.

Nasib kota kecil Soledar di wilayah Donbass Ukraina tak menentu saat perang antara Rusia dan Ukraina berkecamuk. Penduduk kota, yang dikenal dengan tambang garamnya, terpaksa dievakuasi ke tempat tinggal sementara pada hari Sabtu 14 Januari.

Lyudmila, seorang pengungsi dari kota Soledad berkata : “Hanya ada reruntuhan, hanya beberapa fondasi, mungkin beberapa pilar, semuanya telah diledakkan, tidak ada yang tersisa.

Yelena Vinogradova, seorang pengungsi dari kota Soledad menceritakan :  “Semuanya hancur, semuanya rusak, pada usia ini kami tidak punya apa-apa, kami menerima pensiun dan sekarang kami tidak punya rumah.”

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pada Jumat 13 Januari bahwa mereka telah mengambil kendali penuh atas kota itu, tetapi pihak Ukraina mengatakan pada Sabtu 14 Januari bahwa pasukannya masih berjuang untuk mempertahankan kendali atas kota itu.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, yang sedang mengunjungi Amerika Serikat, menegaskan kembali pada Sabtu 14 Januari  bahwa G7 akan bersatu untuk menjaga ketertiban internasional dan terus menjatuhkan sanksi terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Dia juga mengatakan bahwa KTT G7 di Hiroshima pada Mei tahun ini harus memperdalam gagasan ini.

PM Fumio Kishida berkata : “Saya menunjukkan bahwa invasi Ukraina bukan hanya masalah Eropa tetapi juga tantangan bagi tatanan internasional, dan saya setuju dengan para kepala negara dan pemerintahan bahwa KTT G7 Hiroshima harus menunjukkan keinginan kuat untuk menegakkan tatanan internasional berdasarkan aturan hukum. Para pemimpin juga menegaskan bahwa mereka akan terus menjatuhkan sanksi berat terhadap Rusia dan sangat mendukung Ukraina.” (hui)