Mengapa Kekurangan Sinar Matahari Sama Mematikannya dengan Merokok

Sayer Ji

Sebuah penelitian inovatif yang diterbitkan dalam Journal of Internal Medicine pada tahun 2016 mengungkapkan sesuatu yang sangat menakjubkan tentang peran matahari dalam kesehatan manusia: kekurangan sinar matahari dapat membahayakan kesehatan manusia seperti halnya merokok

Penelitian berjudul, “Menghindari paparan sinar matahari sebagai faktor risiko penyebab utama kematian: analisis risiko yang bersaing dari kohort Melanoma di Swedia Selatan,” dilakukan oleh para peneliti Swedia pada populasi 29.518 wanita.

Mereka menilai perbedaan paparan sinar matahari sebagai faktor risiko untuk semua penyebab kematian, dalam tindak lanjut prospektif selama 20 tahun dari kelompok Melanoma di Swedia Selatan. Para wanita tersebut berusia 25-64 tahun pada awal penelitian dan direkrut dari tahun 1990 hingga 1992. Ketika kebiasaan paparan sinar matahari mereka dianalisis menggunakan statistik kelangsungan hidup modern, mereka menemukan beberapa hal.

Pertama:  

“Wanita dengan kebiasaan terpapar sinar matahari secara aktif memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular (CVD) dan kematian akibat kanker/non-CVD dibandingkan dengan mereka yang menghindari paparan sinar matahari.”

Kedua :

“Sebagai hasil dari peningkatan kelangsungan hidup mereka, kontribusi relatif kematian akibat kanker meningkat pada para wanita ini.”

Temuan kedua mungkin agak sulit untuk dipahami, jadi mari kita lihat lebih dekat.

Dikarenakan risiko kanker meningkat seiring dengan bertambahnya usia biologis, semakin lama Anda hidup, semakin tinggi pula risiko kanker Anda. Oleh karena itu, karena peningkatan paparan sinar matahari benar-benar meningkatkan umur panjang Anda, maka hal ini juga akan meningkatkan risiko kanker. Namun, hal ini tidak berarti bahwa sinar matahari secara intrinsik bersifat “karsinogenik,” seperti yang umumnya diasumsikan.

Dikarenakan penyakit jantung adalah pembunuh No.1 di negara maju, dan karena sinar matahari mengurangi penyebab kematian dini yang paling umum ini, meskipun meningkatkan risiko penyebab kematian No. 2 yang paling umum (kanker), efek bersih dari paparan sinar matahari adalah Anda masih akan hidup lebih lama, yang membantu untuk mengkontekstualisasikan dan menetralisir “peningkatan risiko kanker” yang sering diamati.

Perlu diingat juga, bahwa sejumlah besar kanker didiagnosis secara berlebihan dan diobati secara berlebihan, tanpa pengakuan yang memadai dari pihak medis, yang kesalahannya jarang sekali ditangani. “Kanker” ini sangat menggelembungkan angka statistik. Dengan jutaan kanker yang disebut kanker stadium awal seperti ini-terutama payudara, prostat, tiroid, paru-paru, dan ovarium-yang didiagnosis dan diobati secara salah, kompleksitas topik ini membuat penentuan peran paparan sinar matahari dan risiko kanker menjadi semakin sulit untuk dipastikan.

Ketiga:

Selanjutnya, poin tentang sifat-sifat sinar matahari yang dapat meningkatkan umur panjang sangat didukung oleh pengamatan utama yang ketiga:

“Bukan perokok yang menghindari paparan sinar matahari memiliki harapan hidup yang sama dengan perokok dalam kelompok paparan sinar matahari tertinggi, yang mengindikasikan bahwa menghindari paparan sinar matahari merupakan faktor risiko kematian yang sama besarnya dengan merokok.”

Ini adalah temuan  kuat dengan implikasi yang mendalam. Dikatakan bahwa “menghindari paparan sinar matahari adalah faktor risiko kematian yang besarnya sama dengan merokok” berarti menunjukkan bahwa paparan sinar matahari, alih-alih menjadi ancaman mematikan terus menerus seperti dipersepsikan, yang mengharuskan pengolesan tabir surya sintetis ke seluruh tubuh, yang secara virtual dijamin dapat menyebabkan kerusakan akibat paparan toksik, sangat penting bagi kesehatan kita.

Faktanya, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), merokok bertanggung jawab atas 6 juta kematian yang tidak perlu setiap tahunnya, dan “angka kematian secara keseluruhan di antara perokok pria dan wanita di Amerika Serikat sekitar tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok.”

Mengingat semua itu, paparan sinar matahari mungkin merupakan unsur penting yang sangat kuat dalam kesehatan manusia sehingga secara medis mungkin dianggap tidak etis untuk tidak memberikan akses ke sana, atau menyarankan paparan yang lebih rutin.

Keempat:

Pengamatan keempat dan terakhir dari penelitian ini adalah:

“Dibandingkan dengan kelompok yang terpapar sinar matahari paling tinggi, harapan hidup mereka yang menghindari paparan sinar matahari berkurang 0,6-2,1 tahun.”

Sinar Matahari Menjadi Komponen Kesehatan yang Sangat Diperlukan

Meskipun kita dapat mengatakan bahwa kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan kematian yang setara dengan merokok, kita dapat mengulangi informasi tersebut secara positif dengan menegaskan bahwa matahari dan cahayanya mungkin sama pentingnya bagi kesehatan manusia seperti halnya makanan atau air bersih. Faktanya, penelitian yang meyakinkan menunjukkan bahwa energi dari matahari menggerakkan bioenergi seluler dari biomachinery tubuh kita melalui proses yang tidak bergantung pada non-ATP [adenosin trifosfat].

Pertimbangkan karya Gerald Pollack, Ph.D., penulis “The 4th Phase of Water” yang menjelaskan bagaimana energi infra merah matahari mengisi molekul air di dalam tubuh kita (99 persen molekul dalam tubuh kita adalah air) seperti triliunan baterai molekuler.

Ketika dikaitkan dengan kesehatan jantung, energi sinar matahari dalam bentuk molekul air bermuatan inframerah mendukung kerja jantung dalam memompa darah ke seluruh pembuluh darah dengan menghasilkan suatu bentuk air yang sangat terstruktur dan berenergi yang dikenal sebagai air Zona Pengecualian, atau air EZ, dan yang sebenarnya dapat memberikan lebih dari 99,9 persen energi biomekanik yang dibutuhkan untuk mendorong 1,2-1,5 galon darah pada tubuh orang dewasa pada umumnya melalui pembuluh darah yang panjangnya mencapai ribuan mil.

Penelitian provokatif juga menunjukkan bahwa tubuh mengandung berbagai akseptor foto/kromofor (misalnya, sitokrom C oksidase) yang mampu menerima dan memanfaatkan sinar matahari untuk menghasilkan apa yang disebut “sintesis ekstra” ATP. Selain itu, melanin dapat menyerap berbagai spektrum elektromagnetik Matahari, mengubahnya menjadi energi yang berguna dan mungkin juga informasi penting secara biologis, bahkan mungkin mengambil radiasi gamma yang berbahaya dan mengubahnya menjadi energi yang berguna secara biologis.

Penelitian provokatif juga menunjukkan bahwa tubuh mengandung berbagai akseptor foto/kromofor (misalnya, sitokrom C oksidase) yang mampu menerima dan memanfaatkan sinar matahari untuk menghasilkan apa yang disebut sebagai “sintesis ekstra” ATP. Sebagai tambahan, melanin dapat menyerap berbagai spektrum elektromagnetik Matahari, mengubahnya menjadi energi yang berguna dan mungkin juga informasi yang penting secara biologis, bahkan mungkin mengambil radiasi gamma yang berbahaya dan mengubahnya menjadi energi yang berguna secara biologis.

Bahkan sesuatu yang biasa ditemukan dalam makanan manusia seperti klorofil baru-baru ini ditemukan dapat berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan sifat pemanen cahaya sel hewan. Faktanya, kami baru-baru ini melaporkan sebuah penelitian yang menemukan peningkatan produksi ATP (tanpa peningkatan produksi spesies oksigen reaktif yang diharapkan) melalui perantara metabolit klorofil yang berakhir di mitokondria sel setelah proses pencernaan yang dimediasi mikrobioma.

Republished dari GreenMedInfo.com