Krisis Utang AS Mengancam, Biden Bertemu dengan Para Pemimpin Kongres untuk Membahas Solusi

NTD

Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Ketua DPR AS John McCarthy, Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, dan Pemimpin Senat dari Partai Republik Mitch McConnell di Washington, D.C., pada pukul 16.00 waktu setempat, Selasa (9/5), untuk membahas kenaikan pagu utang.

Setelah pertemuan tersebut, McCarthy mengatakan kepada wartawan bahwa diskusi tersebut tidak menghasilkan kemajuan apapun.

McCarthy, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS: “Semua orang di pertemuan menegaskan kembali posisi mereka, tetapi saya tidak melihat adanya kemajuan. Kita hanya memiliki waktu dua minggu lagi.”

AS telah mencapai batas utangnya sebesar $31,4 triliun dan akan menghadapi bencana gagal bayar atas utangnya pada 1 Juni.

Di Amerika Serikat, kedua partai terpecah secara tajam mengenai apakah akan menaikkan pagu utang, dengan Partai Demokrat menganjurkan kenaikan tanpa syarat dan menentang mengaitkan pemotongan anggaran dengan kenaikan pagu utang.

Bharat Ramamurti, wakil direktur Dewan Ekonomi Nasional: “Tidak ada rencana B. Rencana kami adalah agar Kongres bertindak atas pagu utang. Rencana kami adalah Kongres bertindak untuk mengatasi pagu utang, seperti yang telah mereka lakukan 78 kali di masa lalu, tanpa syarat apapun.

Partai Republik berargumen bahwa mereka tidak akan menyetujui proposal apapun kecuali pemerintah melakukan pemotongan anggaran yang signifikan.

Senator AS Bill Cassidy, dari Partai Republik berkata : “Lihatlah roda inflasi sekarang, 6% hingga 7% pertumbuhan tahunan per bulan. Ini mengosongkan dompet orang-orang.

Kedua  pihak telah berdebat tentang hal ini selama lebih dari tiga bulan.

Stephen Stanle, kepala ekonom AS di Amherst Pierpoint mengatakan: “Dugaannya adalah bahwa mereka akan menemukan cara untuk memperpanjang jangka waktu dan memberikan lebih banyak waktu untuk bernegosiasi.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen telah memperingatkan bahwa gagal bayar utang AS dapat terjadi paling cepat pada Juni.

Para ekonom Gedung Putih mengatakan bahwa jika gagal bayar bersejarah ini benar-benar terjadi, konsekuensi yang paling serius adalah hilangnya lebih dari 8 juta pekerjaan dan turunnya separuh pasar saham, di samping penutupan pemerintah. Tunjangan Jaminan Sosial, pensiun veteran, dan gaji pegawai pemerintah federal juga akan terpengaruh. (Hui)