Proyek Millenium dan Nasional Xi Jinping Distrik Baru Xiong’an Sedang Layu Sebelum Berkembang 

oleh Ning Haizhong

Pemimpin Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping berkunjung ke Distrik Baru Xiong’an, Baoding di Provinsi Hebei bulan lalu dalam rangka inspeksi proyek millenium dan kelas nasional yang telah ia canangkan beberapa tahun silam, sekaligus mendesak pihak yang berwenang untuk sesegera mungkin merelokasikan kantor badan usaha milik pemerintah pusat di Beijing, kantor-kantor tingkat kedua dan ketiga dari anak perusahaannya, serta sejumlah institusi penting lainnya ke wilayah baru tersebut. Namun, hampir sebulan setelah Xi Jinping mengakhiri kunjungannya, selain relokasi institusi Beijing tidak optimis, tersendat tetapi kondisi “senin kamis” dalam pembangunan Xiong’an juga terekspos.

Media Hongkong pro-Beijing “Sing Tao Daily” yang telah mengirim seorang reporter untuk pergi ke Distrik Baru Xiong’an untuk melakukan wawancara di tempat pada 6 Juni melaporkan, bahwa walau sudah banyak infrastruktur yang mencapai kemajuan besar dalam pembangunannya, sehingga distrik baru tampaknya sudah “siap menyongsong masa depan”. Namun, masih sangat sedikit penumpang dalam gerbong kereta api berkecepatan tinggi, stasiun yang lebar dan megah masih lengang, nyaris tidak terlihat ada orang. Selain 2 restoran atau rumah makan di dalam stasiun yang sudah beroperasi, tidak terlihat ada toko lain yang buka. Area-area seperti untuk pemukiman kembali warga, pusat bisnis, dan pusat layanan warga di distrik itu juga tampak sepi.

Seorang dosen sebuah universitas di Beijing yang sedang menanti relokasi mengatakan : “Bagaimana dengan kualitas pendidik dan tingkat pendaftaran siswa di Distrik Baru Xiong’an ini ? Dan bagaimana dengan kelas rumah sakit dan dokternya nanti masih menjadi pertanyaan”. Sebagian besar dosen paruh baya seangkatannya memiliki keinginan yang sama, mereka lebih memilih untuk tetap tinggal dan mengajar di Beijing ketimbang pindah ke lokasi baru yang belum tentu sesuai.

Kabarnya, populasi penduduk Xiong’an saat ini sudah mencapai 1,2 juta jiwa. Guna menarik minat masuknya para pebakat, pihak berwenang telah mengeluarkan “Kartu Xiong’an” yang dapat digunakan untuk menikmati kebijakan preferensial dalam bidang seperti pendidikan, perawatan medis, dan perumahan. Namun, Yi Xianrong, seorang profesor di Sekolah Ekonomi Universitas Qingdao mengatakan dalam sebuah wawancara, bahwa hanya mengandalkan kebijakan administratif, akan sulit untuk menarik masuknya para pebakat ke Xiong’an, dan juga sulit untuk membujuk badan usaha milik pemerintah pusat dan universitas untuk pindah ke Xiong’an.

Tian Ming (nama samaran), seorang pejabat pemerintah Beijing generasi kedua yang tinggal di Kota Baoding, Provinsi Hebei mengatakan kepada reporter Epoch Times baru-baru ini, bahwa universitas Beijing hanya membuka cabang di Distrik Xiong’an. Sebenarnya, ada dosen yang mau datang atau tidak adalah hal yang lebih penting. Hanya ada kampus tidak berguna.

Menurutnya, karena orang biasa tidak bisa membeli atau menyewa rumah di Distrik Xiong’an meskipun bekerja di sana, kecuali individu pemegang “kartu Xiong’an”. Tidak punya kartu tersebut berarti tidak bisa memiliki Kartu Keluarga di Xiong’an, Jadi mereka hanya bisa ber-KK di Baoding.

Pada 10 Mei 2023, Xi Jinping memimpin Li Qiang dan yang lainnya untuk menginspeksi Area Baru Xiongan di Provinsi Hebei. (Tangkapan layar video)

Seorang penduduk setempat mengungkapkan kepada reporter “Sing Tao Daily” bahwa pembangunan berskala besar di Distrik Xiong’an juga sedang menghadapi kesulitan keuangan sehingga menghambat progresivitas penyelesaiannya. Diantaranya, Stasiun Kereta Cepat Xiong’an, yang telah menelan dana investasi sebesar lebih dari RMB. 30 miliar dan telah beroperasi selama lebih dari 2 tahun, namun karena masih ada tunggakan pembayaran, sehingga serah terima secara formal belum dilakukan.

Laporan itu juga mengatakan bahwa beberapa jalan di sana yang sudah selesai dibangun juga belum ada serah terima karena hal yang sama. Reporter “Sing Tao Daily” yang naik taksi terpaksa harus berputar-putar cari jalan karena menemui beberapa jalan yang ditutup akibat belum serah terima.

Selain itu, Tian Ming, pejabat pemerintah Beijing generasi kedua mengungkapkan kepada reporter Epoch Times bahwa banyak orang yang tinggal di Distrik Baru Xiong’an sekarang merupakan penduduk lama yang direlokasi kembali. 

“Jadi kelihatannya distrik baru ini sudah ada orang yang tinggal. Sejujurnya saya katakan bahwa pada dasarnya tidak ada warga dari luar yang tinggal di sana”, katanya.

Distrik Baru Xiong’an yang didirikan pada bulan April 2017 telah diklaim sebagai “Proyek Milenium” Xi Jinping. Para pejabat telah menyatakan dukungan mereka untuk menyediakan dana sebesar RMB. 30 triliun demi “pembangunan kota masa depan” ini. Distrik Baru Xiong’an secara resmi diposisikan sebagai “lokasi penampungan bagi institusi di Beijing yang non-fungsi kapital”. Karena itu diharapkan sejumlah institusi pemerintah yang berbasis di Kota Beijing nantinya satu demi satu harus dipindahkan ke Xiong’an.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pembangunan Distrik Baru Xiong’an tersendat-sendat akibat keuangan. “Terbengkalai” adalah rumor yang acap tersiar. Stasiun kereta api berkecepatan tinggi Xiong’an, yang dikenal sebagai yang terbesar di Asia, terungkap melalui sebuah video yang diposting pada bulan Januari tahun ini, bahwa rumput liar tumbuh lebat di bagian luar stasiun.

Xi Jinping harus memimpin sekelompok pejabat tinggi, termasuk tiga anggota Komite Tetap Politbiro, ke Xiong’an pada 10 Mei tahun ini. Dia menyatakan bahwa keputusannya tentang Distrik Baru Xiong’an “sepenuhnya benar”, ia juga menegaskan bahwa Xiong’an dibangun untuk menampung institusi di Beijing yang non-fungsi kapital, untuk itu laju penyelesaiannya harus dipercepat. Namun, beberapa detail pidato Xi Jinping mencerminkan bahwa pekerjaan relokasi itu telah menghadapi berbagai perlawanan lunak.

Menurut media resmi, pihak berwenang bermaksud mempercepat penyelesaian pembangunan gedung dan fasilitasnya untuk menampung relokasi institusi gelombang pertama. Sekaligus untuk menarik minat pemindahan dari institusi gelombang kedua seperti perusahaan milik pemerintah pusat, universitas, dan rumah sakit, serta mempelajari dan menetapkan rencana kerja untuk relokasi institusi yang masuk gelombang ketiga.

Dalam pidatonya, Xi Jinping memperingatkan : “(Bagi institusi) yang semestinya direlokasi, sebaiknya segera melakukannya. Kalian tidak dapat mengandalkan suka atau tidak suka menurut kalian sendiri. Jangan pula melakukan ‘relokasi di atas kertas’, ‘penyamaran relokasi’, sepertinya sudah melakukan relokasi tempat usaha padahal kegiatan masih di tempat lama. Lebih-lebih jangan sampai melakukan pengelabuan dengan mendirikan cabang baru di Beijing untuk meneruskan kegiatan”. 

Li Linyi, komentator politik pada 17 Mei mengatakan kepada Epoch Times, bahwa dalam pertemuan di Distrik Baru Xiong’an, mau pun saat berpidato di Konferensi Beijing – Tianjin – Hebei, Xi Jinping terus mendesak institusi yang termasuk gelombang kedua relokasi untuk bersiap-siap menempati kantor atau tempat usaha mereka di Distrik Baru Xiong’an. Hal ini menunjukkan bahwa Xi Jinping sangat peduli dengan proyek relokasinya, tetapi kurang mendapat dukungan dari mereka yang terlibat, yang berusaha mengulur waktu dengan berbagai cara. (sin)