AS, Jepang, Filipina Gelar Latihan Laut Trilateral Pertama di Laut Tiongkok Selatan untuk Memperkuat Hubungan Pertahanan

Aldgra Fredly – The Epoch Times

Pasukan penjaga pantai Amerika Serikat, Jepang, dan Filipina mengadakan latihan maritim trilateral pertama mereka di Laut Tiongkok Selatan untuk memperkuat kerja sama pertahanan di tengah meningkatnya ketegasan Tiongkok.

Sekitar 400 personel pasukan penjaga pantai dari ketiga negara berpartisipasi dalam latihan Kaagapay yang berlangsung selama seminggu, yang dimulai pada 1 Juni di perairan Filipina di lepas pantai provinsi Bataan, demikian yang dilaporkan GMA News.

Pasukan Penjaga Pantai Filipina (PCG) mengerahkan empat kapal dalam latihan trilateral itu, sedangkan pasukan penjaga pantai A.S. dan Jepang mengerahkan dua kapal, yaitu USCG Cutter Stratton dan Akitsushima.

“Keterlibatan trilateral pertama antara pasukan penjaga pantai negara-negara ini akan memberikan peluang tak ternilai untuk memperkuat tata kelola maritim global melalui pertukaran profesional dan operasi gabungan,” ungkap Kapten Brian Krautler, perwira komandan Stratton, dalam sebuah pernyataan.

“Bersama-sama, kami akan menunjukkan standar operasi maritim yang profesional dan berdasarkan aturan dengan mitra kami yang teguh untuk memastikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.”

Latihan  bertujuan untuk memperkuat interoperabilitas melalui latihan komunikasi dan manuver, serta pelatihan penegakan hukum maritim, pencarian dan penyelamatan, dan latihan melintas, demikian ungkap pasukan penjaga pantai Jepang dalam sebuah pernyataan.

Kenichi Matsuda, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Jepang, mengatakan bahwa negaranya “secara konkret akan memajukan kerja sama dengan Filipina untuk meningkatkan kemampuan keamanan maritim dan kebebasan bernavigasi.”

Juru bicara PCG Armand Balilo mengatakan bahwa Australia akan berpartisipasi sebagai pengamat dalam latihan trilateral tersebut. Dia mengklarifikasi bahwa latihan ini tidak ditujukan untuk melawan Tiongkok atau negara pengklaim Laut Tiongkok Selatan lainnya.

Balilo kepada para wartawan pada 1 Juni mengatakan ini adalah kegiatan rutin yang biasa dilakukan oleh badan-badan penjaga pantai. Tidak ada yang salah dengan mengadakan latihan dengan rekan-rekan Anda.”

Pembicaraan Pertahanan Kuadrilateral

Pada tanggal 3 Juni, menteri pertahanan Amerika Serikat, Jepang, Filipina, dan Australia mengadakan pembicaraan kuadrilateral pertama mereka di sela-sela KTT pertahanan Shangri-La Dialogue di Singapura.

Menurut Kementerian Pertahanan Jepang, para menteri pertahanan membahas “isu-isu regional yang menjadi kepentingan bersama dan peluang untuk memperluas kerja sama,” tanpa menjelaskan lebih lanjut.

“Selain itu, mereka menegaskan bahwa mereka memiliki visi yang sama untuk ‘Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka’ dan secara kolektif melakukan upaya untuk memastikan visi itu terus berkembang,” ungkap kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Selama KTT, Menteri Pertahanan Filipina Carlito Galvez mengatakan bahwa “keutamaan supremasi hukum” harus ditegakkan dengan “pengejaran dialog dan multilateralisme yang berkelanjutan” untuk menjaga perdamaian.

Galvez mendesak semua pihak untuk menyatakan dukungannya terhadap Putusan Arbitrase Laut Tiongkok Selatan tahun 2016 untuk “menjaga tatanan global di laut dan menegakkan prinsip-prinsip hukum internasional yang diakui secara universal,” demikian menurut Kementerian Pertahanan Filipina.

Klaim kedaulatan Beijing atas hampir seluruh Laut Tiongkok Selatan dibatalkan oleh putusan arbitrase internasional pada tahun 2016, tetapi putusan itu tidak membuat Partai Komunis Tiongkok (PKT) mengubah perilakunya.

PKT telah berperilaku lebih agresif di Laut Tiongkok Selatan dalam beberapa bulan terakhir, sebagaimana dibuktikan dengan kehadiran lebih dari 100 kapal maritim milisi Tiongkok di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina pada  April.

Bulan lalu, PCG memasang lima pelampung navigasi untuk menandai kedaulatannya atas ZEE Filipina di Laut Tiongkok Selatan sebagai bagian dari upaya untuk melawan kehadiran Beijing yang semakin meningkat di wilayah perairannya.

Filipina dan Amerika Serikat sepakat pada Februari untuk memulai kembali patroli maritim bersama di laut yang disengketakan, yang telah ditangguhkan di bawah pemerintahan mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada tahun 2016.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan bahwa negaranya berupaya memperkuat hubungan dengan Filipina “dengan segala cara yang memungkinkan” dan bersedia membantu memodernisasi kemampuan militer Filipina.

Austin kepada wartawan setelah bertemu dengan Galvez di Manila pada 2 Februari  berkata : Kami melakukan lebih dari 500 latihan militer bersama setiap tahun. Dan,  seperti yang telah dijelaskan oleh Presiden [Joe] Biden, komitmen Amerika terhadap pertahanan Filipina sangat kuat.”

Filipina dan Amerika Serikat adalah sekutu di bawah Perjanjian Pertahanan Bersama 1951, yang menyatakan bahwa kedua negara akan saling membela satu sama lain jika salah satu dari mereka diserang. (asr)