Hong Kong Kehilangan 1.000 Milyuner, Tiongkok Ucapkan Selamat Tinggal pada 13.500 Individu dengan Kekayaan Bersih Tertinggi

Analis Pengawasan ketat Partai Komunis Tiongkok (PKT) berdampak pada orang kaya

 Nie Law, Shan Lam dan Summer Lawson

Henley & Partners, perusahaan konsultan migrasi investasi asal Inggris, baru-baru ini merilis Laporan Migrasi Kekayaan Pribadi 2023.

Laporan ini memprediksi tren global mendatang dari arus keluar dan masuknya orang-orang kaya.

Tiongkok akan mengalami kehilangan orang kaya terbanyak di dunia pada tahun 2023, dengan total arus keluar sebanyak 13.500 orang. Sementara itu, Hong Kong diperkirakan akan kehilangan 1.000 miliuner.

Laporan Migrasi Kekayaan Pribadi 2023 mendefinisikan individu-individu dengan kekayaan bersih tinggi sebagai “orang-orang kaya dengan aset yang dapat diinvestasikan lebih dari satu juta dolar AS.”

Tiongkok, India, Inggris, Rusia, dan Brasil akan memiliki arus keluar individu dengan kekayaan bersih tertinggi pada tahun 2023.

Pada tahun 2022, sebanyak 10.800 miliuner meninggalkan Tiongkok untuk selamanya.

Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 13.500 pada tahun 2023, meningkat sekitar 30 persen.

Di India, sementara 7.500 miliuner pindah pada tahun 2022, jumlahnya akan jauh berkurang menjadi 6.500 pada tahun 2023.

Sementara itu, Inggris kehilangan 1.600 miliuner pada tahun 2022 dan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat menjadi 3.200 pada tahun 2023.

Pada tahun 2022, 8.500 miliuner meninggalkan Rusia ke negara lain, tetapi laporan ini memprediksi penurunan yang signifikan menjadi 3.000 orang pada tahun 2023.

Brasil kehilangan 1.800 miliuner pada tahun 2022, tetapi jumlahnya diperkirakan turun menjadi 1.200 pada tahun 2023.

Hong Kong menempati posisi keenam dalam peringkat arus keluar orang kaya terbesar di dunia.

Laporan ini menunjukkan 2.400 miliuner meninggalkan Hong Kong secara permanen pada tahun 2022. Jumlah orang kaya raya di Hong Kong akan turun menjadi 1.000 orang pada tahun 2023.

Lima Besar

Australia, Uni Emirat Arab, Singapura, Amerika Serikat, dan Swiss akan menjadi lima negara dengan arus masuk orang kaya terbanyak pada tahun 2023.

Arus masuk miliuner Australia mencapai 3.800 orang pada tahun 2022. Jumlah ini akan terus meningkat menjadi 5.200 pada tahun 2023, dengan peningkatan sekitar 37 persen.

Pada tahun 2022, 5.200 miliuner bermigrasi ke Uni Emirat Arab, tetapi trennya akan menurun menjadi 4.500 pada tahun 2023.

Sementara itu, Singapura mendapatkan 2.900 miliuner pada tahun 2022, meningkat menjadi 3.200 pada tahun 2023.

Amerika Serikat diperkirakan akan memperoleh 2.100 miliuner pada tahun 2023 dibandingkan dengan 1.500 miliuner pada tahun 2022.

Sebanyak 2.200 miliuner bermigrasi ke Swiss pada tahun 2022. Arus masuk individu-individu dengan kekayaan bersih tinggi akan terus berlanjut dengan proyeksi peningkatan sebesar 1.800 orang pada tahun 2023.

Laporan ini menunjukkan bahwa arus bersih migrasi investasi terus meningkat setiap tahunnya.

Pandemi dan Politik Berdampak pada Migrasi Kekayaan

Migrasi jutawan tumbuh dari 51.000 pada tahun 2013 menjadi 110.000 pada tahun 2019. Namun, jumlahnya menurun selama pandemi COVID-19 pada tahun 2020 dan 2021 menjadi 12.000 dan 25.000.

Ketika pandemi global berkurang pada tahun 2022, jumlah orang kaya raya yang pindah ke negara baru meningkat lagi menjadi 84.000 orang.

Perusahaan konsultan tersebut memprediksi kenaikan signifikan dari 84.000 menjadi 122.000 dan 128.000 pada tahun 2023 dan 2024.

Pengawasan yang Diperketat PKT Berdampak pada Orang Kaya

Misha Glenny, dekan di Institut für die Wissenschaften vom Menschen (IWM), memperingatkan bahwa Tiongkok dan Hong Kong akan terus kehilangan orang kaya dengan cepat, karena Partai Komunis Tiongkok  memperketat pengawasannya terhadap bank-bank lokal, perusahaan-perusahaan internet, dan para eksekutif senior mereka selama tiga tahun terakhir.

PKT juga  memperkuat pengawasannya terhadap komunitas bisnis non-Tionghoa sembari menindas gerakan pro-demokrasi Hong Kong pada tahun 2019.

Glenny mengatakan bahwa dibandingkan dengan tahun 2021, jumlah individu dengan kekayaan bersih tinggi di Tiongkok daratan menurun lima persen pada tahun 2022, tepat di bawah angka satu juta orang.

Demikian pula, Hong Kong kehilangan 11 persen warga negaranya yang kaya antara tahun 2021 dan 2022.

Juerg Steffen, kepala eksekutif Henley & Partners, menjelaskan bahwa peningkatan arus keluar bersih para jutawan mencerminkan sebuah fenomena: orang kaya kehilangan kepercayaan pada suatu negara atau wilayah.

Setelah penyatuan kembali Hongkong, banyak warga Hong kong khawatir tentang masa depan mereka dan bertekad untuk pindah ke tempat lain. Gambar menunjukkan lanskap kota Hong kong. (pixabay)

Steffen percaya bahwa orang kaya akan memindahkan investasi mereka tergantung pada stabilitas politik, pajak yang rendah, dan kebebasan pribadi.

Ketika orang kaya dan keluarganya pindah dengan membawa kekayaan, perusahaan, koneksi, dan pajak mereka ke negara lain, maka negara asal akan mengalami dampak buruk pada perekonomiannya.

Orang kaya membutuhkan rencana cadangan untuk memastikan keturunan mereka mendapatkan pendidikan terbaik dengan jangkauan yang lebih luas untuk meraih kesuksesan dan peluang.

New York City, Tokyo, San Francisco, London, Singapura, Los Angeles, Hong Kong, Beijing, Shanghai, dan Sydney dinobatkan sebagai sepuluh kota terkaya dalam laporan sebelumnya oleh Henley & Partners, World’s Wealthiest Cities Report 2023.

Tiga kota di Tiongkok dan Amerika Serikat masuk dalam peringkat 10 besar.

Meskipun peringkat Hong Kong naik dari posisi ke-12 pada tahun 2022 ke posisi ke-7 pada tahun 2023, jumlah miliuner dengan aset yang dapat diinvestasikan di atas US $ 1 juta menurun drastis sebesar 27 persen menjadi 129.900 orang dibandingkan tahun sebelumnya.

Saat ini, 290 orang di Hong Kong memiliki lebih dari US$100 juta aset yang dapat diinvestasikan, sementara 32 orang memiliki lebih dari US$1 miliar aset yang dapat diinvestasikan.

Orang Kaya Pergi di Tengah Hukum Keamanan Nasional

Menurut Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong, 60.000 penduduk Hong Kong meninggalkan Hong Kong antara akhir 2021 dan 2022, meningkat dua kali lipat dari hanya 28.900 pada tahun 2021.

Dari pertengahan 2018 hingga pertengahan 2019, arus masuk bersih penduduk Hong Kong yang kaya adalah 5.200 orang sebelum gerakan anti-ekstradisi meningkat.

Sejak pemerintah Hong Kong memberlakukan Undang-Undang Keamanan Nasional pada 30 Juni 2020, 96.400 penduduk dengan kekayaan bersih tinggi  meninggalkan Hong Kong sejak akhir 2019 hingga akhir 2020, mencapai titik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Pada awal tahun 2022, bank investasi Daiwa Capital Markets memperkirakan bahwa arus keluar modal dari Hong Kong akan melebihi US $ 100 miliar dalam dua tahun ke depan, sebagian besar terjadi pada tahun 2022.

Arus keluar bersih sebesar US$48 miliar tercatat di Hong Kong pada tahun 2021.