De-Risking Barat Membuat Resah PKT, Wakil Xi Jinping Secara Terbuka Menentangnya

NTD

Han Zheng, Wakil Kepala Negara Tiongkok pada Minggu (2/7/2023), secara terbuka menentang strategi ekonomi Barat de-risking (mengurangi risiko) di sebuah forum yang diikutinya. Para ahli mengatakan bahwa strategi Barat untuk mengurangi ketergantungan dan mengurangi risiko  negara-negara Eropa dan Amerika terhadap Tiongkok bukan cuma slogan belaka, tetapi benar-benar diimplementasikan. Bagi Eropa dan Amerika Serikat, de-risking sangat besar artinya, namun strategi itu bagai momok bagi Partai Komunis Tiongkok (PKT).

De-risking menjadi konsensus global, para pemimpin puncak PKT berulang kali menentang

Baru-baru ini, negara-negara Eropa dan Amerika Serikat menerapkan strategi ekonomi mengurangi risiko, yang sebenarnya merupakan decoupling sebagian dari kepentingan ekonomi dengan Tiongkok. Langkah ini membuat resah para pemimpin puncak PKT, sampai mereka berulang kali menyatakan penentangannya di berbagai kesempatan.

Pada 2 Juli, Forum Perdamaian Dunia (World Peace Forum) ke-11 dibuka di Beijing, Han Zheng mengatakan pada upacara pembukaannya, bahwa keterbukaan dan kerja sama sangat dibutuhkan oleh semua negara, oleh karena itu “menghilangkan risiko dan tidak bekerja sama” itulah risiko yang paling besar.

Sebelumnya, Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang pernah menyatakan di Forum Davos, Tianjin pada 27 Juni bahwa promosi sensasional Barat tentang “mengurangi ketergantungan dan mengurangi risiko” terhadap ekonomi Tiongkok adalah tidak tepat.

Li Qiang juga sempat melontarkan ucapan untuk membujuk perusahaan multinasional yang berpartisipasi dalam forum agar mereka dapat menentang atau mempengaruhi pemerintah. Ia mengatakan bahwa masalah pengambilan risiko itu seharusnya menjadi penilaian dan pilihan perusahaan, dan pemerintah tidak semestinya ikut bercampur tangan.

Strategi de-risking ini untuk pertama kalinya diusulkan oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada bulan Maret tahun ini, kemudian diikuti oleh negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Dalam KTT G7, negara-negara peserta sepakat dengan usulan “de-risking” daripada “decoupling” sebagai cara untuk menangani paksaan ekonomi PKT.

Pakar ekonomi Taiwan Edward Huang mengatakan dalam sebuah wawancara dengan NTDTV pada 28 Juni tahun ini, bahwa “de-risking” saat ini telah menjadi konsensus global. Amerika Serikat dan negara-negara di seluruh dunia sedang melakukan hal ini, dan investor internasional atau modal asing benar-benar melihatnya dengan sangat jelas. Klaim bahwa de-risking adalah proposisi yang salah itu hanyalah pernyataan yang dibuat Tiongkok, tetapi semua negara tidak demikian melihatnya.

Bagi Edward Huang : “Dari G7 hingga pertemuan di berbagai negara, semua ingin mengurangi ketergantungan terhadap rantai pasokan Tiongkok, dari istilah decoupling di masa lalu menjadi sebutan penurunan risiko atau pengurangan risiko saat ini.”

Frank Tian Xie, seorang profesor di Aiken School of Business di University of South Carolina dalam artikelnya yang diterbitkan “Epoch Times” pada 2 Juli menyebutkan, bahwa negara-negara Eropa dan Amerika Serikat ingin “mengurangi ketergantungan” adalah mengacu pada ketergantungan terhadap Tiongkok, dan “de-risking” yang mereka maksudkan adalah mengacu pada menghilangkan risiko politik dari Tiongkok.

Frank Tian Xie menjelaskan bahwa upaya mengurangi ketergantungan dan menghilangkan risiko adalah apa yang sedang dilakukan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat sekarang, dan itu bukan hanya slogan belaka, tetapi tindakan nyata. “Bagi Eropa dan Amerika Serikat, strategi tersebut sangat besar artinya, namun bagi Tiongkok menjadi sebuah pukulan yang berat”.

Frank Tian Xie : De-risking Barat membuat resah Zhongnanhai

Forum Perdamaian Dunia (World Peace Forum) pertama kali diadakan pada tahun 2012, ia adalah forum keamanan internasional tahunan tidak resmi yang diselenggarakan oleh Universitas Tsinghua bersama Institut Urusan Luar Negeri Rakyat Tiongkok (China People Diplomacy Academy). Pada 2 Juli, Liu Jianchao, Menteri Departemen Penghubung Internasional Partai Komunis Tiongkok yang menghadiri forum tersebut, ketika berbicara tentang hubungan Tiongkok – AS saat ini ia mengatakan, bahwa kepentingan dan tanggung jawab bersama antara Tiongkok dan Amerika Serikat tidak berubah.

Liu Jianchao secara terbuka mengakui bahwa dalam urusan internasional, Amerika Serikat masih menjadi satu-satunya negara adikuasa di dunia. Ini berbeda dengan sikap Partai Komunis Tiongkok terhadap status internasional Amerika Serikat.

Dalam pertemuan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok di bulan Maret tahun ini pemimpin PKT Xi Jinping pernah mengkritik Amerika Serikat dengan mengatakan bahwa dalam 5 tahun terakhir, negara-negara Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat telah menerapkan berbagai larangan, pemblokiran dan penekanan ekonomi terhadap PKT, sehingga menimbulkan tantangan berat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Frank Tian Xie mengatakan bahwa terjadi perbedaan konsep dasar “de-risking” dan “decoupling” antara PKT dengan Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa. Inti dari “mengurangi risiko” di Eropa dan Amerika Serikat adalah untuk menyingkirkan keinginan dan upaya PKT mengendalikan ekonomi dunia dan rantai pasokan internasional.

Frank Tian Xie berpendapat bahwa Eropa dan Amerika Serikat tidak memiliki niat untuk memutuskan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Tiongkok, hanya lepas pada produk high end dan benar-benar memisahkan diri dalam hal teknologi mutakhir terutama untuk penggunaan militer dan sipil, dan teknologi militer. Namun, dalam hal produk kelas menengah dan bawah, serta produk tanpa nilai militer, Eropa dan Amerika Serikat masih membutuhkan produk murah Tiongkok. Tetapi bagi Tiongkok yang enggan menghasilkan sedikit uang dari menjual produk kelas menengah dan bawah, tidak lagi diberikan kesempatan untuk mendapatkan uang dari produk high end, dan tidak bisa lagi mendapatkan peralatan tercanggih, ini adalah “pemisahan” paling realistis dari Eropa dan Amerika Serikat.

Karena itulah “Zhongnanhai tidak senang, tidak nyaman, dan cemas terhadap ‘de-risking’ Eropa dan Amerika Serikat,” kata Frank Tian Xie. (sin)