Xi Jinping Bersiap Perang Tetapi Khawatir Militer Melakukan Kudeta

 oleh Luo Tingting – NTD

Akhir-akhir ini, Xi Jinping terus melakukan penggantian terhadap pimpinan militer. Penekanan media corong militer tentang “siap berperang” dan “setia” kepada Xi Jinping telah menarik perhatian kalangan dunia luar. Beberapa analis berpendapat bahwa keinginan Xi Jinping yang menggebu untuk menyerang Taiwan belum juga padam meskipun tinggi kekhawatirannya terhadap kudeta yang dilakukan militer bila ia memutuskan berperang. Karena itu mungkin jadi dia terus melakukan pembersihan di jajaran militer untuk mendepak pimpinan yang tidak setia kepadanya.

Media Partai Komunis Tiongkok (PKT) “Harian Tentara Pembebasan Rakyat” menerbitkan sebuah artikel komentar pada 6 Agustus yang berjudul : “Tentara Dipersiapkan untuk Perang”. Artikel menyebutkan : “Tentara dipersiapkan untuk perang, jadi ia harus fokus untuk berperang dan memenangkan peperangan …”, artikel tersebut menekan kepada pihak militer tentang perlunya untuk bersiap untuk perang dengan melakukan antara lain memperkuat pelatihan dan menyediakan perlengkapan militer secara menyeluruh.

Yao Cheng, seorang mantan Letnan Kolonel Komando Angkatan Laut Tiongkok yang tinggal di AS mengatakan dalam suatu acara TV pada 6 Agustus, bahwa Xi Jinping masih terus berupaya untuk menginvasi Taiwan. Namun, baru-baru ini, kasus mutasi dan rotasi pimpinan militer di Pasukan Roket dan Pasukan Pendukung Strategis terus terjadi. Konon katanya terungkap ada pimpinan yang tidak setia kepada Xi Jinping, sehingga Xi Jinping perlu menciptakan suasana perang agar dapat lebih lanjut mengendalikan militer Tiongkok. Ini adalah praktik yang sering dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok.

Yuan Hongbing, seorang ahli hukum liberal yang berbasis di Australia, kepada The Epoch Times pada 7 Agustus mengatakan, bahwa situasi Hongkong yang tercipta saat ini telah membuat Xi Jinping melepaskan gagasan solusi damai untuk mempersatukan Taiwan, dan beralih ke cara kekerasan. Dia percaya bahwa Taiwan dan komunitas internasional tidak mungkin lagi menerima “Satu Negara Dua Sistem” yang ditawarkan PKT, tidak ada jalan lain untuk menyelesaikan masalah Taiwan secara damai.

Yuan Hongbing mengatakan : Namun saat ini, Xi Jinping menghadapi satu masalah yang mendasar, yaitu dia menuntut kesetiaan mutlak dari pihak militer kepadanya, tetapi para perwira militer ini tidak menemukan alasan yang bisa diterima hati dan pikiran untuk benar-benar setia kepadanya. Karena selama belasan tahun Xi Jinping berkuasa, dia menunjukkan kegagalan total dalam mengatur negara, ekonomi jatuh menukik, modal asing telah ditarik dalam jumlah besar, perusahaan swasta Tiongkok pun gulung tikar, dan tingkat pengangguran kaum muda telah mencapai rekor tertinggi. Secara internasional, Gara-gara dia Tiongkok dikepung dari semua sisi, dan dia juga terus bermusuhan dengan negara lain, berjalan menjauhi komunitas internasional.

Menanggapi kesetiaan militer kepada Xi Jinping, Harian Militer Tiongkok pada 3 Agustus menerbitkan sebuah artikel yang menekankan “kepemimpinan mutlak PKT atas militer” dan mewajibkan militer untuk “mematuhi perintah Ketua Xi, bertanggung jawab kepada Ketua Xi untuk meyakinkan Ketua Xi”.

Su Tzu-yun, Direktur Institut Riset Strategi dan Sumber Daya Pertahanan Nasional dari Institut Riset Keamanan Pertahanan Nasional Taiwan, mengatakan kepada The Epoch Times pada 7 Agustus, bahwa mungkin belakangan ini Xi Jinping menemukan bahwa kesetiaan dan pikiran untuk mengikuti dirinya atau PKT dari kalangan militer sudah melonggar, sehingga harian militer Tiongkok berulang kali menekankan masalah ini.

Baru-baru ini, telah terjadi mutasi jabatan di jajaran atas militer Tiongkok. Pimpinan Pasukan Roket diganti. Komandan Tentara Roket baru Wang Houbin dan Komisaris Politik Pasukan Roket Xu Xisheng, keduanya dipromosikan menjadi jenderal pada 31 Juli. Hal mana membenarkan rumor yang pernah beredar bahwa mantan komandan Pasukan Roket Li Yuchao dan mantan komisaris politik Xu Zhongbo telah “bermasalah”. Kabarnya bahwa Ju Gansheng, komandan Pasukan Pendukung Strategis juga sedang diperiksa pihak berwenang.

Yuan Hongbing mengatakan bahwa menurut seorang sumber yang merupakan orang dalam sistem PKT, bahwa melalui agen mata-mata Xi Jinping di militer, Xi menemukan bahwa para pemimpin Pasukan Roket dan Pasukan Pendukung Strategis adalah orang yang bermuka dua, oleh karena itu Xi ingin melakukan pembersihan yang menyeluruh.

Xi percaya bahwa inti dari pembersihan militer adalah untuk memastikan bahwa para perwira militer ini benar-benar setia kepada dirinya. Jadi arti lebih dalamnya adalah, ia menghendaki militer dengan teguh menerapkan skenario strategis yang ia berikan untuk melancarkan perang melintasi Selat Taiwan.

Cai Shenkun, seorang komentator senior melalui akunnya di Twitter menerbitkan komentarnya pada 6 Agustus yang menyebutkan : Para jenderal baru ini dipromosikan oleh Xi Jinping sendiri dengan syarat “kesetiaan mutlak”. Apakah ada masalah dengan kesetiaan para jenderal senior sebelumnya, atau apakah Xi masih merasa tidak aman dan tidak mempercayai para jenderal militer ? Jika ketidakpercayaan ini terus berlanjut, bagaimana Xi Jinping berani menginstruksikan militer untuk mengangkat senjata pergi berperang ? Begitu instruksi diturunkan, tentu saja perlu mendelegasikan wewenang, begitu wewenang didelegasikan maka akan sulit untuk ditarik kembali. Dan, entah ke mana senjata akan diarahkan ? (sin)