1.600 Orang Ilmuwan Dunia Menandatangani Deklarasi yang Menyangkal Darurat Iklim

EtIndonesia. Cuaca ekstrem sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir, banyak ahli percaya bahwa itu adalah akibat dari perubahan iklim. Namun, sekitar 1.600 orang ilmuwan dari seluruh dunia bersama-sama menandatangani “Deklarasi Iklim Dunia” yang menyangkal adanya apa yang disebut “darurat iklim”.

Menurut data yang disampaikan oleh yayasan independen “Climate Intelligence” (CLINTEL) yang didirikan pada tahun 2019, bahwa jumlah ilmuwan dari seluruh dunia yang menandatangani “Deklarasi Iklim Dunia” hingga bulan Agustus tahun ini telah mencapai lebih dari 1.600 orang. Sedangkan deklarasi yang memiliki latar belakang akademis yang kuat ini, menyangkal adanya “darurat iklim”.

Di antara 1.600 orang ilmuwan tersebut, terdapat juga dua pemenang Hadiah Nobel, masing-masing adalah Ivar Giaever, yang dianugerahi Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1973, dan John Giaever, pemenang Hadiah Nobel Fisika 2022.

Dalam beberapa tahun terakhir, kebakaran hutan, angin topan, dan panas ekstrem sering terjadi di seluruh dunia, dan banyak media arus utama serta pemerintah menyalahkan perubahan iklim sebagai penyebab terjadinya bencana tersebut. Namun, “Deklarasi Iklim Dunia” menunjukkan bahwa tidak ada bukti statistik bahwa pemanasan iklim yang menyebabkan peningkatan bencana alam.

Mengenai penyebab pemanasan iklim, menurut deklarasi tersebut bahwa itu bukan diakibatkan oleh aktivitas manusia. Para ahli ini percaya bahwa dari perspektif siklus iklim global, Zaman Es Kecil yang terakhir telah berakhir pada tahun 1850-an, sehingga pemanasan Bumi saat ini merupakan hal yang normal.

Deklarasi tersebut juga menunjukkan bahwa laju pemanasan global saat ini jauh lebih lambat dibandingkan model yang diprediksi oleh beberapa organisasi iklim. Pada saat yang sama, banyak model yang digunakan untuk mempelajari perubahan iklim ternyata memiliki sejumlah kekurangan yang tidak cukup untuk dijadikan alat pengambilan keputusan bagi pemerintah.

Menurut deklarasi tersebut, karbon dioksida bukanlah suatu polutan, namun merupakan senyawa penting bagi kehidupan di Bumi, karena karbon dioksida bermanfaat bagi pengembangan pertanian.

Dalam kesimpulan deklarasi tersebut disebutkan, bahwa para ahli sangat menentang kebijakan “nol emisi karbon”, dan menyerukan agar kebijakan iklim dapat lebih menghormati realitas ilmiah dan ekonomi. (sin/yn)

Sumber: ntdtv