Ada 3 Faktor yang Menjelaskan Mengapa Pertumbuhan Ekonomi AS Melebihi Ekspektasi

oleh Zhang Ting – Epochtimes.com

Data pertumbuhan ekonomi AS terus melampaui ekspektasi, menyebabkan para ekonom yang semula memperkirakan resesi berubah pikiran dan menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi AS. Lapangan kerja yang stabil dan belanja konsumen yang kuat menunjukkan bahwa perekonomian AS secara mengejutkan mampu bertahan terhadap kenaikan suku bunga paling agresif yang dilakukan Federal Reserve dalam 40 tahun terakhir.

Laporan ketenagakerjaan yang dirilis Kementerian Tenaga Kerja AS pada Jumat (1 September) menunjukkan, bahwa pemberi kerja menambah 3,1 juta pekerjaan dalam 12 bulan terakhir, termasuk penambahan lapangan kerja Agustus tahun ini sebesar 187.000.

Wall Street Journal memberitakan bahwa terdapat tiga faktor yang menjelaskan mengapa kinerja perekonomian AS mampu melampaui perkiraan resesi.

Pertama, pertumbuhan angkatan kerja dan kenaikan harga yang melambat telah meningkatkan pendapatan orang Amerika yang disesuaikan dengan inflasi tahun ini, sehingga mendorong lebih banyak perekrutan dan menaikkan daya beli warga.

Kedua, sifat pandemi COVID-19 yang tidak biasa ini telah mengubah pola konsumsi normal masyarakat, sehingga menyebabkan kekurangan barang, perumahan, dan pekerja. Hal ini telah menciptakan permintaan terpendam (pent-up demand) yang sangat besar yang saat ini tidak terlalu sensitif terhadap kenaikan suku bunga The Fed.

Ketiga, pemerintah pada awalnya membanjiri perekonomian dengan uang tunai dan mempertahankan suku bunga pada level terendah, sehingga dunia usaha dan konsumen dapat menikmati biaya pinjaman yang lebih rendah. Undang-undang berikutnya, termasuk Undang-Undang Inflasi Rendah (Inflation Reduction Act) dan Undang-undang CHIP dan Ilmu Pengetahuan (CHIPS and Science Act) senilai USD. 53 miliar, semakin meningkatkan daya belanja pemerintah federal, dan mendorong penambahan investasi sektor swasta di bidang manufaktur.

Perusahaan-perusahaan Amerika sedang menaikkan gaji karyawannya. Pendapatan riil setelah pajak Juli 2023 meningkat sebesar 3,8% YoY. Pendapatan riil setelah pajak setiap bulan sejak bulan Januari tahun ini juga mengalami peningkatan. Peningkatan ini membantu mendorong kekuatan belanja konsumen. Belanja konsumen ini menyumbang sekitar dua pertiga output perekonomian AS. Neil Dutta, ekonom di firma riset Renaissance Macro, mengatakan pendapatan riil itulah yang menggerakkan perekonomian AS.

Kenaikan suku bunga The Fed telah secara signifikan memperlambat aktivitas yang sensitif terhadap kredit, termasuk ekuitas swasta dan real estat komersial. Namun jika berbicara tentang pilar-pilar perekonomian AS, pilar-pilar tersebut bisa kuat berkat pertumbuhan pendapatan yang kuat, kata Neil Dutta.

Lembaga pemeringkat kredit Moody’s pada Jumat (1 September) menaikkan perkiraan ekonomi Amerika Serikat pada tahun 2023. Moody’s mengatakan dalam sebuah laporan bahwa pihaknya / lembaga tersebut mengakui bahwa AS memiliki potensi momentum ekonomi yang kuat, karena itu menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2023 menjadi 1,9% dari 1,1% yang ditetapkan pada bulan Mei tahun ini.

Kepala Ekonom JPMorgan Chase Michael Feroli mengatakan pada 4 Agustus, bahwa seiring dengan pertumbuhan ekonomi AS pada “kecepatan yang sehat,” bank tersebut tidak lagi memperkirakan resesi di AS tahun ini dan telah menaikkan perkiraannya pertumbuhan untuk kuartal kedua dan ketiga tahun ini.

Ahli strategi dari Bank of America juga mengatakan mereka tidak lagi memperkirakan resesi AS pada tahun 2024 dan menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2023. Saat ini, perusahaan memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 2% pada tahun 2023, 0,7% pada tahun 2024, dan 1,8% pada tahun 2025.

Namun ketiga faktor yang menjadikan perekonomian AS tangguh saat ini tidak menjamin bahwa perekonomian AS akan selalu tangguh. The Fed menaikkan suku bunga acuan federal fund ke level tertinggi dalam 22 tahun pada Juli, sehingga membuka kemungkinan kenaikan lebih lanjut jika aktivitas ekonomi meningkat.

Buffer di era Covid pada akhirnya akan terkikis – misalnya, karena rumah tangga menabung lebih sedikit, namun juga karena perusahaan yang memiliki biaya pinjaman lebih rendah harus memperpanjang utangnya dengan tingkat bunga yang lebih tinggi di tahun-tahun mendatang. Bank-bank mulai mengurangi pinjamannya setelah dua kegagalan besar di sektor ini menimbulkan kekhawatiran mengenai profitabilitas mereka. Jika pemberi kerja terus menerapkan praktik kerja hibrida, nilai gedung perkantoran akan turun dan pemberi pinjaman akan menghadapi potensi kerugian. (sin)