Otoritas Tiongkok Melarang Produk Akuatik Jepang Tetapi Menangkap Ikan di Perairan Jepang

NTD

Partai Komunis Tiongkok (PKT) memanfaatkan pembuangan air limbah bekas pengolahan nuklir PLTN Fukushima ke laut untuk menyulut warga sipil Tiongkok anti-Jepang. Duta Besar AS untuk Jepang telah berbicara mewakili Jepang menyampaikan, bahwa masalah tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Beberapa hari yang lalu, dia memposting foto kapal nelayan Tiongkok yang menangkap ikan di perairan Jepang, menertawakan soal kemunafikan PKT dalam hal melarang impor produk akuatik Jepang.

Pada 21 September, Rahm Emanuel, Duta Besar AS untuk Jepang memposting beberapa foto di platform X (sebelumnya Twitter) beserta teks yang berbunyi : “Kata banyak orang bahwa sebuah gambar dapat menyampaikan ribuan kata. Setelah Tiongkok (PKT) memberlakukan larangan makanan laut dari perairan Jepang, kapal-kapal Tiongkok pada 15 September masih menangkap ikan di lepas pantai Jepang.”

Ia mengunggah tiga foto perahu yang sedang menjaring ikan. Dua dari kapal itu terlihat ada tulisan “Tiongkok” di bagian lambung kapal. Ada pula foto yang menunjukkan kapal-kapal nelayan tersebut berada di sisi barat pulau Okinawa. Itu adalah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang.

Pada 24 Agustus, hari dimana air limbah bekas olahan nuklir Fukushima mulai dibuang ke laut, di hari yang sama Partai Komunis Tiongkok mengumumkan larangan impor semua produk makanan laut Jepang. PKT juga memanipulasi opini publik dan membesar-besarkan apa yang disebut “polusi nuklir air laut”, yang mengarah pada pemboikotan terhadap makanan laut Jepang dan bahkan semua produk makanan laut oleh masyarakat Tiongkok. Dunia luar umumnya percaya bahwa tindakan Beijing itu lebih dimotivasi oleh motif politik.

Rahm Emanuel kemudian mengutuk larangan PKT, dan pergi ke Fukushima beberapa kali untuk mendukung nelayan Jepang, dan menerbitkan foto dia sedang makan sashimi di platform X untuk membuktikan keamanan produk akuatik Jepang.

Ia juga menerbitkan dua artikel yang mengejek otoritas Komunis Tiongkok terkait hilangnya Menteri Pertahanan Tiongkok Li Shangfu, sehingga menimbulkan ketidakpuasan Beijing.

Pada 20 September, NBC News AS melaporkan bahwa agar Biden dapat bertemu dengan Xi Jinping di San Francisco pada  November mendatang, pemerintahan Biden telah meminta Emanuel untuk “menahan diri”, tidak membuat marah Beijing lagi. Namun, Emanuel kemudian mengklarifikasi kepada Sankei Shimbun Jepang bahwa dirinya diminta untuk “menahan diri” tersebut adalah tidak benar.

Selain terus-menerus menerbitkan artikel untuk menyangkal PKT, Rahm Emanuel juga mengambil tindakan untuk mendukung Jepang.

Menurut Kyodo News, Kedutaan Besar AS untuk Jepang sedang menjajaki kerja sama dengan pemerintah Jepang dalam hal memberikan dukungan kepada produsen akuatik kerang. Kedutaan berencana untuk memperkenalkan fasilitas pemrosesan yang terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) di Taiwan, Thailand, dan Vietnam untuk membantu dalam pemrosesan kerang Jepang, sehingga ekspor kerang Jepang ke Amerika Serikat dapat dipertahankan.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa kerang Jepang yang sebelumnya diekspor ke Amerika Serikat sebagian besar diproses melalui Tiongkok. Nilai kerang Jepang yang diproses di Tiongkok dan diekspor ke Amerika Serikat tahun lalu mencapai nilai USD. 100 juta. (sin)