Para Ilmuwan Selangkah Lebih Dekat untuk Menghidupkan Kembali Harimau Tasmania yang Punah 100 Tahun Lalu

EtIndonesia. Harimau Tasmania, yang telah punah hampir 100 tahun yang lalu, mungkin akan kembali berkeliaran di muka Bumi karena para ilmuwan telah menemukan sampel RNA yang dapat membantu menghidupkan kembali hewan karnivora tersebut, yang secara resmi dikenal sebagai harimau Tasmania.

Asam ribonukleat (RNA) adalah materi genetik yang ada di semua sel hidup dan memiliki kemiripan struktural dengan DNA.

Para ilmuwan berencana memanfaatkan kemajuan genetika, pengambilan DNA purba, dan reproduksi buatan untuk menghidupkan kembali hewan yang punah tersebut.

Mereka menemukan RNA dari kulit kering dan otot harimau Tasmania yang disimpan sejak tahun 1891 di sebuah museum di Swedia.

“Kami sangat menganjurkan bahwa yang pertama dan terpenting adalah melindungi keanekaragaman hayati kita dari kepunahan lebih lanjut, namun sayangnya kita tidak melihat adanya perlambatan dalam hilangnya spesies,” kata Andrew Pask, seorang profesor di Universitas Melbourne dan kepala Thylacine Integrated Genetic Restoration Research Lab, yang memimpin inisiatif ini, pada CNN.

“Teknologi ini menawarkan kesempatan untuk memperbaiki hal ini dan dapat diterapkan dalam keadaan luar biasa di mana spesies utama telah hilang,” tambahnya.

Inisiatif ini dilakukan melalui kolaborasi dengan Colossal Biosciences yang berbasis di Texas, yang didirikan oleh pengusaha teknologi Ben Lamm dan ahli genetika Harvard Medical School, George Church.

Keduanya telah menghabiskan hampir 15 juta dolar untuk membawa kembali mamut berbulu itu dalam bentuk yang telah diubah.

Harimau Tasmania, yang seukuran anjing hutan, menghilang sekitar 2.000 tahun yang lalu di mana pun kecuali pulau Tasmania di Australia.

Sebagai satu-satunya predator puncak berkantung yang hidup di zaman modern, ia memainkan peran penting dalam ekosistemnya, namun hal ini juga membuatnya tidak populer di kalangan manusia.

Harimau Tasmania yang pemalu dan aktif di malam hari diburu oleh pemukim Eropa di Australia pada tahun 1800-an yang menyalahkan mereka atas hilangnya ternak.

Namun, belum ada bukti yang mengaitkan hilangnya hewan ternak dengan harimau Tasmania.

Harimau Tasmania terakhir yang hidup di penangkaran, bernama Benjamin, mati karena terpapar pada tahun 1936 di Kebun Binatang Beaumaris di Hobart, Tasmania. Kehilangan besar ini terjadi tak lama setelah harimau Tasmania diberikan status dilindungi, namun sudah terlambat untuk menyelamatkan spesies tersebut.

Selain garis-garis mirip harimau di punggungnya, harimau Tasmania juga mirip serigala. Kedatangan manusia di Australia sekitar 50.000 tahun yang lalu mengakibatkan hilangnya populasi secara besar-besaran. (yn)

Sumber: wionews