Putin : Jatuhnya Pesawat yang Ditumpangi Prigozhin Akibat Ledakan Granat

oleh Chen Ting

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Kamis (5 Oktober) bahwa tim investigasi telah menemukan pecahan granat pada jenazah korban dalam pesawat jatuh yang juga ditumpangi oleh Yevgeny Prigozhin, pendiri Grup Wagner.

“Kepala Komite Investigasi melaporkan kepada saya beberapa hari yang lalu bahwa ada pecahan granat yang ditemukan di antara mayat para korban kecelakaan pesawat itu,” ujar Putin dalam pidato di kota Sochi, Laut Hitam.

Putin mengatakan bahwa para penyelidik tidak menemukan tanda-tanda adanya “serangan dari luar” terhadap pesawat tersebut.

Dia seakan ingin mengisyaratkan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh para pejuang Wagner yang bermain granat saat menggunakan narkoba atau alkohol.

“Sayangnya, tidak dilakukan tes darah para korban untuk mengetahui adanya alkohol dan obat-obatan terlarang. Tetapi menurut saya, penting untuk melakukan analisis seperti itu,” katanya.

Putin juga menyebutkan bahwa ketika polisi Rusia menggerebek markas besar Grup Wagner di St. Petersburg, mereka menemukan 5 kilogram kokain.

The Epoch Times tidak dapat memverifikasi klaim Putin secara independen.

Badan-badan intelijen AS dalam penilaian awalnya berpendapat bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh alat peledak yang sengaja diledakkan di pesawat, dan mengatakan bahwa Prigozhin mungkin tewas dalam upaya pembunuhan. Tetapi Kremlin menyangkal keterlibatannya dan mengatakan tuduhan Barat “ngawur”.

Pada 23 Agustus, pesawat tersebut terbang dari Moskow menuju St. Peterburg. Sebanyak 10 orang tewas dalam kecelakaan tersebut, antara lain Prigozhin, 2 perwira senior Wagner, 4 pengawal pribadi Prigozhin, dan 3 awak pesawat.

Pihak berwenang Rusia belum merilis hasil penyelidikan atas kecelakaan itu. Moskow menolak tawaran Brazil, negara pembuat pesawat yang ditumpangi Prigozhin untuk bergabung dalam penyelidikan.

Grup Wagner yang didirikan oleh Prigozhin telah aktif di Ukraina, Suriah, dan beberapa negara Afrika. Pada puncaknya, mereka memiliki puluhan ribu orang tentara dan memainkan peran penting dalam perang Rusia – Ukraina. Setelah pertempuran berdarah selama beberapa bulan, mereka berhasil menguasai tempat strategis di Bakhmut, Ukraina.

Selama pemberontakan 23-24 Juni, Prigozhin mengatakan tujuannya adalah menggulingkan kepemimpinan Kementerian Pertahanan Rusia. Namun 2 bulan kemudian, Prigozhin meninggal dalam kecelakaan pesawat yang menimbulkan rumor luas bahwa dia telah dibunuh.

Pekan lalu, Putin bertemu dengan salah satu komandan utama Wagner dan menugaskannya untuk memimpin “pasukan sukarelawan” yang bertempur di Ukraina, sebuah tanda bahwa Kremlin bermaksud untuk terus menggunakan kelompok tentara bayaran tersebut setelah kematian Prigozhin.

Putin mengatakan pada Kamis (5 Oktober) bahwa ribuan orang tentara Wagner telah menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia. (sin)