Survei : Lebih dari Setengah Generasi Muda Kota Tiongkok Memiliki Tabungan Kurang dari RMB. 100.000,-

oleh Li Jing

Baru-baru ini, sebuah laporan hasil survei terhadap tabungan kaum muda perkotaan Tiongkok telah memicu diskusi hangat di Internet. Laporan tersebut menyebutkan bahwa 53,7% anak muda memiliki simpanan kurang dari RMB. 100.000,- dan 12,2% anak muda masih belum memiliki tabungan.

“Laporan Survei Uang Tabungan Kaum Muda Tahun 2023” yang diterbitkan oleh DT Research Institute (selanjutnya disebut sebagai “Laporan”) menunjukkan, bahwa tidak memiliki banyak tabungan adalah situasi yang dihadapi sebagian besar kaum muda di Tiongkok saat ini.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa 12,2% generasi muda Tiongkok yang berpartisipasi dalam survei ini menyatakan belum memiliki tabungan. sementara 9,3% anak muda memiliki tabungan, namun kurang dari RMB. 10.000,-.  32,2% memiliki tabungan antara RMB. 10.000,- hingga RMB. 100.000,-. Dengan kata lain, terdapat total 53,7% anak muda peserta survei yang memiliki simpanan kurang dari

Selain itu, kemudahan menabung tidak meningkat 100% seiring dengan bertambahnya tahun kerja. Sebaliknya, kemudahan banyak orang untuk mulai menabung hanya meningkat secara signifikan pada tahun ketiga setelah mereka bekerja. Namun pengeluaran yang mulai menyusul seperti biaya pernikahan, pembelian mobil, pembelian rumah, membesarkan anak, dll, dapat mengurangi jumlah dana simpanan.

Untuk menghemat uang, banyak orang memilih untuk membuat pembukuan, menganggarkan dengan hati-hati, atau menjalankan pekerjaan sampingan dan upaya lain pada saat yang bersamaan. Namun, banyak orang yang gagal mempertahankan hal ini. Menurut laporan survei, bahwa meskipun 60% orang telah mencoba untuk membuat pembukuan terhadap keluar masuknya uang, tetapi lebih dari 40% menyerah di tengah jalan.

Menurut laporan tersebut, melonjaknya biaya hidup adalah salah satu alasan mengapa kaum muda mengalami kesulitan untuk menabung.

Sebanyak 1.852 responden berpartisipasi dalam survei ini, lebih dari 70% partisipan adalah generasi pasca-90an dan pasca-95an, dan hampir 90% di antaranya berasal dari kota-kota tingkat pertama dan kedua. Oleh karena itu, hasil survei sampai batas tertentu mencerminkan karakteristik generasi muda kota besar Tiongkok.

Pada hari-hari awal wabah COVID-19, yakni Mei 2020 Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang ketika menjawab pertanyaan dari wartawan Tiongkok dan asing menyebutkan, bahwa tidak kurang dari 600 juta penduduk Tiongkok berpenghasilan sekitar RMB. 1.000,- sebulan. (sin)