Intelijen Berhasil Memprediksi Serangan Udara Hamas, Perang Darat Israel Berlangsung dengan Lancar

Yu Liang – NTD

Perang Israel-Hamas memasuki hari ke-24 pada Senin (30 Oktober), jadi mari kita perhatikan situasi perang terbaru.

Pada Senin, Hamas terus menembakkan roket-roket berat ke Israel, dan peringatan serangan udara dibunyikan lagi di banyak wilayah Israel tengah.

PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa operasi darat melawan Hamas telah membuat kemajuan sistematis di bawah koordinasi banyak cabang militer Israel, dan akan semakin memperluas skala serangan. Unit-unit infanteri, lapis baja, zeni, dan artileri Israel, di bawah perlindungan angkatan udara telah berhasil memasuki Gaza dan menewaskan sejumlah teroris yang memasang penghalang jalan.

Seorang tentara Israel yang ditangkap oleh Hamas berhasil diselamatkan dalam operasi malam itu.

Secara terpisah, media Israel melaporkan bahwa pada tahun 2016, Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman membuat sebuah dokumen setebal 11 halaman yang memperingatkan rencana Hamas untuk menerobos perbatasan Gaza dan mengambil alih masyarakat di Israel selatan, membantai dan menyandera.

Namun hal itu kurang mendapat perhatian dari pemerintah Israel,  beberapa badan intelijen militer Israel sudah berhenti memantau percakapan radio agen Hamas mulai tahun 2022.

Badan-badan intelijen AS juga sebagian besar telah berhenti mengumpulkan informasi tentang Hamas dalam beberapa tahun terakhir, karena percaya bahwa ancaman dari organisasi teroris tersebut telah hilang.

Pada hari yang sama, Gedung Putih menyatakan bahwa tujuan utama serangan udara militer AS terhadap organisasi proksi Iran pekan lalu bertujuan menghancurkan kemampuan militernya, menghalangi Iran dan mencegah serangan di masa depan terhadap militer AS.

Minggu lalu pada 29 Oktober, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menyatakan bahwa Amerika Serikat yakin ancaman dari Iran dan organisasi proksinya adalah nyata dan risiko konflik yang lebih besar di Timur Tengah “semakin meningkat.”

Untuk tujuan ini, Detasemen Ekspedisi Marinir ke-26 yang menaiki kapal serbu amfibi AS USS Bataan sedang menuju ke lokasi di Mediterania timur dekat Lebanon dan Israel dan dapat membantu evakuasi warga sipil.

Selain itu, Kementerian Luar Negeri Israel memanggil duta besar Rusia untuk Israel pada  Minggu lalu untuk menyatakan protes serius, dengan mengatakan bahwa penerimaan Moskow minggu lalu terhadap pemimpin Hamas yang mengarahkan serangan teroris 7 Oktober mengirimkan pesan tentang legalitas kegiatan teroris terhadap Israel. 

Kanselir Jerman OIaf Scholz sekali lagi mengutuk Hamas pada Senin 30 Oktober, dengan mengatakan bahwa Shani Locke, seorang gadis Jerman-Israel yang menghadiri festival musik, diculik dan dipenggal oleh teroris. (hui)