Tudingan Li Keqiang Meninggal “Saat Beristirahat” di Shanghai Mengarah ke Cai Qi

NTD

Pemakaman mantan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang diadakan pada 2 November. Berbagai spekulasi tentang penyebab kematiannya terus berkembang, terutama peran yang dimainkan oleh Cai Qi, Direktur Kantor Pusat Partai Komunis Tiongkok dalam insiden ini cukup menarik perhatian. Beberapa orang di dalam partai bahkan secara terbuka menyerukan penyelidikan atas penyebab kematian Li Keqiang untuk menemukan “oknum yang berambisi”.

Pada 27 Oktober, Partai Komunis Tiongkok menyatakan bahwa Li Keqiang meninggal karena serangan jantung mendadak saat “beristirahat di Shanghai” dalam usia 68 tahun. Rencananya jenazah dikremasi di Beijing pada 2 November.

Setelah meninggalnya Li Keqiang, otoritas Partai Komunis Tiongkok selain memperkuat kontrol opini masyarakat juga secara ketat memantau dinamika publik.

Gelombang duka terus melanda masyarakat Tiongkok, sejumlah besar warga sipil berbondong-bondong mendatangi bekas kediaman Li Keqiang untuk meletakkan bunga sebagai ucapan belasungkawa, dan jalan-jalan di sekitar kediaman berubah menjadi lautan bunga. Beberapa analis percaya bahwa publik manfaatkan situasi ini untuk mengungkapkan kemarahan mereka terhadap rezim Komunis Tiongkok.

Murong Xuecun, seorang penulis Tiongkok yang cukup populer menyampaikan pesannya lewat platform “X” pada 29 Oktober : “Apakah Li Keqiang pantas atau tidak mendapat ucapan belasungkawa adalah satu hal, tetapi ketika sejumlah besar warga sipil memanfaatkan ucapan belasungkawa untuk menyampaikan sikap mereka itu adalah masalah lain. ….ketika jutaan warga turun ke jalan dengan mengatasnamakan kematiannya untuk berkabung, sudah tidak penting lagi siapa orang yang meninggal itu, tetapi yang penting adalah mengapa warga sipil berbondong-bondong turun ke jalan”.

Fokus perhatian publik lainnya adalah mengapa Li Keqiang meninggal di Shanghai ? Apakah kematian mendadaknya terkait dengan pertikaian di antara para pemimpin tertinggi PKT ?

Menurut media resmi Partai Komunis Tiongkok, Li Keqiang menderita serangan jantung saat “beristirahat di Shanghai” dan meninggal dunia setelah rumah sakit gagal menyelamatkannya. Namun pernyataan ini menimbulkan banyak keraguan, karena menurut tata tertib yang berlaku di kalangan petinggi PKT, para pemimpin PKT yang sudah pensiun umumnya tidak begitu mudah untuk diizinkan tampil di depan publik, lantaran penampilan biasanya dianggap mengirimkan sinyal politik.

Oleh karena itu, para pensiunan pemimpin harus terlebih dahulu melapor ke Kantor Umum Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok untuk mendapat “anggukan”, kemudian ada pengawal atau ahli medis yang sesuai dengan kesehatan pejabat bersangkutan mendampingi dalam perjalanan. Staf terkait diatur oleh Kantor Umum Komite Sentral PKT, sedangkan Direktur Kantor Umum Komite Sentral PKT saat ini adalah Cai Qi, orang kepercayaan Xi Jinping.

Apalagi bagi pemimpin tingkat negara seperti Li Keqiang yang mantan Perdana Menteri Tiongkok, menurut lazimnya, ia seharusnya tinggal di Beijing, tapi mengapa tiba-tiba ia “beristirahat di Shanghai” ? Jadi Cai Qi wajib harus bertanggung jawab terhadap hal ini.

Oleh karena itu, beberapa orang yang akrab dengan politik tingkat tinggi PKT telah melontarkan berbagai keraguan dan menuding langsung Komite Sentral PKT.

Pada 30 Oktober, sebuah surat terbuka berjudul “Usut tuntas penyebab kematian Li Keqiang dan berikan penjelasan kepada rakyat Tiongkok” dari Gu Wanming, anggota Partai Komunis Tiongkok menjadi viral di Internet. Gu Wanming adalah seorang reporter senior Kantor Berita Xinhua, media Partai Komunis Tiongkok. Ia lulusan Departemen Jurnalisme Universitas Fudan, Shanghai.

Beberapa hal kecurigaan yang diarahkan kepada Kantor Komite Sentral PKT, berbunyi antara lain, kedatangan Li Keqiang ke Shanghai untuk “beristirahat” tentu telah mendapat izin dari Kantor Komite Sentral dan diatur oleh pihak ini. Jika tidak bagaimana Li Keqiang bisa meninggalkan Beijing dan memasuki Shanghai ?

Surat terbuka tersebut juga menyebutkan bahwa Li Keqiang tiba di Shanghai pada 25 Oktober untuk “beristirahat” dan meninggal mendadak satu hari kemudian yakni 26 Oktober. Bagaimana dengan kejadian sebenarnya, apakah dia meninggal pada sore atau malam hari ? Mengapa waktu penyelamatan ditunda hingga 27 Oktober pukul 00:10. Rasanya waktu terlalu cepat sehingga banyak anggota partai dan masyarakat yang tidak dapat memahaminya, banyak fakta yang belum dijelaskan secara rinci, sehingga patut dicurigai.

Surat terbuka juga meminta : Pihak berwenang membentuk sebuah tim investigasi gabungan antara Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok dengan Dewan Negara untuk memeriksa para penjaga, dokter kesehatan, staf medis, koki, pemimpin dan pelayan hotel, pengemudi, resepsionis guest house di Shanghai, para kader kantor yang pernah menerima, menghubungi, atau dekat dengan Li Keqiang. Mewawancarai dan memeriksa mereka untuk mengetahui apakah ada yang membocorkan pengaturan kegiatan Li Keqiang, apakah rencana penyelamatan yang dilakukan medis itu sesuai, apakah penggunaan peralatan medis itu wajar, apakah ada kesengajaan menggunakan obat-obatan yang tidak tepat, apakah ada penyimpangan lainnya, dan sebagainya.

Surat terbuka juga menyebutkan : Para pejabat yang ambisius dan konspirator dalam negeri menargetkan Li Keqiang dan ingin segera melenyapkannya serta “merebut partai dan merebut kekuasaan”. Oleh karena itu, pihak berwenang patut segera menemukan mereka ini yang sedang bersembunyi di dalam partai dan di negara.

Sebagian besar netizen setuju dengan seruan surat terbuka di atas, namun ada pula netizen yang tidak lagi menaruh harapan kepada PKT meninggalkan pesan di platform “X” berbunyi : Melihat kembali pengalaman masa lalu tentang bagaimana PKT memperlakukan Liu Shaoqi, Lin Biao, Zhao Ziyang dan para pemimpin penting nasional lainnya, meminta untuk mengetahui penyebab kematian Li sama saja dengan usaha yang sia-sia.

Shi Chuanyun, komentator politik dalam artikelnya menyebutkan : “Yang dimaksud Gu Wanming adalah menyiratkan bahwa Li Keqiang dibunuh oleh musuh politik di dalam partai. Namun dia jelas tidak berani menuding Xi Jinping secara langsung, sehingga menggunakan pendekatan yang mencoba mengesampingkan keterlibatan ‘sang kaisar’, dengan menuding Cai Qi. Tentu saja, dia tidak menutup kemungkinan menuding orang lain. Jadi konklusinya adalah Li Keqiang dibunuh oleh Partai Komunis Tiongkok.” (sin)