Pasukan Israel Serbu Rumah Sakit Al-Shifa, Menyita Sejumlah Besar Senjata Hamas

Ren Hao – NTD

Tentara Israel pada 15 November, memasuki Rumah Sakit Al-Shifa, yang disebut Israel sebagai tempat markas Hamas bersembunyi dan menyita sejumlah besar peralatan, sementara  kemajuan operasi penyelamatan para sandera masih berlangsung. 

“Kami memasuki rumah sakit kemarin (14 November) malam untuk operasi,” kata Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Mayor Jenderal Daniel Hagari.

Pada Rabu (15 November), fokus perhatian global tertuju pada rumah sakit terbesar di Gaza, Rumah Sakit Shifa. Setelah mengepung rumah sakit, tentara Israel sempat memasuki rumah sakit untuk melakukan perlawanan.Namun, mengingat ratusan staf medis dan pasien terdampar di rumah sakit, tentara Israel mengangkut obat-obatan dan makanan dari negara Israel dan melakukan serangan yang tepat dan tepat sasaran.

Rumah Sakit Shifa dianggap sebagai markas besar Hamas, tempat sebagian besar sandera yang diculik dipenjarakan.Pertempuran antara kedua belah pihak di rumah sakit tersebut pasti akan sengit.

Setelah memasuki rumah sakit hanya satu hari, tentara Israel telah menemukan sejumlah besar senjata, peralatan pengumpulan intelijen, peralatan militer, dan seragam militer Hamas.

Pada 15 November, Perdana Menteri Israel Netanyahu mengunjungi pusat kekuatan tentara Israel di gurun pasir “Kamp Caracal” dan pusat kendali sistem pertahanan udara Iron Dome, mendengarkan suara para prajurit dan menyemangati mereka.

“Tidak ada tempat di Jalur Gaza yang tidak dapat kami jangkau. Tidak ada tempat persembunyian bagi Hamas, tidak ada tempat perlindungan, tidak ada kamp perlindungan bagi algojo. Kami akan pergi ke sana, menghancurkan Hamas dan membawa kembali para sandera yang diculik,” kata Benjamin Netanyahu.

Netanyahu mengatakan Hamas telah meluncurkan sekitar 10.000 peluncur roket dan rudal, yang sebagian besar berhasil dicegat oleh sistem Iron Dome.

Sebuah truk penuh bahan bakar memasuki Gaza dari penyeberangan Rafah pada hari Rabu. Palestina mengatakan ini adalah pengiriman bahan bakar pertama yang masuk ke Gaza sejak perang dimulai. Pada hari yang sama, 644 warga Gaza lainnya yang memegang paspor asing meninggalkan negara tersebut.

Perang juga berkecamuk di perbatasan utara Israel pada Rabu. Ekstremis Hizbullah Lebanon melancarkan serangan udara terhadap Israel dan ditanggapi dengan serangan balik sengit oleh tentara Israel.

Reuters mengutip seorang pejabat yang mengatakan bahwa Qatar berusaha menengahi gencatan senjata selama tiga hari dengan imbalan 50 sandera bisa pulang ke negaranya. (Hui)