Misteri ‘Pulau Hantu’ yang Hilang Setelah Ratusan Tahun

EtIndonesia. Misteri ‘pulau hantu’ yang hilang dari peta setelah ratusan tahun adalah salah satu misteri yang membuat orang menggaruk-garuk kepala selama bertahun-tahun.

Para ahli dibuat bingung setelah sebidang daratan – juga dikenal sebagai Pulau Sandy – di Pasifik Selatan tampaknya lenyap dari muka bumi setelah muncul di peta selama sekitar 200 tahun.

Kemudian dijuluki ‘pulau hantu’, daratan di antara Australia dan Kaledonia Baru tidak ada lagi setelah banyak penjelajah selama beberapa tahun gagal menentukan lokasi tepatnya.

Seiring kemajuan teknologi dalam beberapa tahun terakhir dan kita membuang peta fisik ke peta digital, pulau ini bahkan mulai muncul di Google Maps.

Hal ini menyebabkan para peneliti melakukan misi untuk pergi keluar dan menemukan pulau misterius tersebut, karena tidak ada seorang pun yang pernah benar-benar melihatnya meskipun pulau tersebut ada di peta digital.

Namun, para ahli gagal menentukan sebidang daratan di lokasi yang diperkirakan, apalagi seluruh pulau.

Para ilmuwan dari Universitas Sydney baru menemukan samudra biru Laut Koral setelah perjalanan selama 25 hari.

Ilmuwan Maria Seton, yang berada di kapal tersebut, mengatakan kepada kantor berita AFP: “Kami ingin memeriksanya karena peta navigasi di kapal menunjukkan kedalaman air 1.400 m di daerah itu – sangat dalam.

“Itu ada di Google Earth dan peta lainnya jadi kami memeriksanya dan tidak ada pulau. Kami benar-benar bingung. Ini cukup aneh.

“Bagaimana cara benda ini bisa masuk ke dalam peta? Kami tidak tahu, tapi kami berencana untuk menindaklanjutinya dan mencari tahu.”

Surat kabar Australia sejak itu melaporkan bahwa pulau tak kasat mata itu akan berada di wilayah perairan Prancis jika memang ada.

Masalahnya, pulau itu tidak ada, ditambah lagi, ‘pulau hantu’ tidak ditampilkan dalam peta Pemerintah Prancis.

Mungkin elemen yang paling mengejutkan adalah fakta bahwa pulau tersebut ditampilkan di Google Maps.

Juru bicara perusahaan teknologi tersebut mengatakan pihaknya berkonsultasi dengan berbagai sumber resmi saat membuat petanya.

“Dunia adalah tempat yang terus berubah dan terus mengikuti perubahan ini adalah upaya yang tidak pernah berakhir,” tambah mereka kepada AFP.

Pada bulan November 2012, Google menghapus pulau tersebut dari aplikasi petanya.

Terlepas dari semua hal tersebut, selama bertahun-tahun banyak orang mengira bahwa benda tersebut adalah sebuah pulau, dan banyak ahli mengatakan bahwa benda tersebut mungkin adalah sisa-sisa letusan subaerial di pesisir pantai yang mengambang.

Aneh, bukan? (yn)

Sumber: unilad