PKT Menggunakan Mao Memandang Rendah Deng, Jiang dan Hu, yang Merupakan Pertanda Buruk bagi Generasi Terakhir

Zhong Yuan

Partai Komunis Tiongkok (PKT) pada 26 Desember,  mengadakan simposium untuk memperingati 130 tahun kelahiran Mao Zedong yang mencoba meningkatkan penilaiannya terhadap pemimpin partai generasi pertama dan mengambil kesempatan untuk meremehkan pemimpin partai generasi kedua, ketiga dan keempat. Namun, hal itu tak mampu menopang pamor pimpinan partai generasi kelima saat ini. Ketika ketua partai terakhir berkomentar tentang pemimpin generasi pertama, dia sebenarnya mengomentari dirinya sendiri. Pertunjukan politik ini tidak dapat menyelesaikan berbagai krisis politik Partai Komunis Tiongkok saat ini, namun malah mengungkap tanda buruk berakhirnya Dinasti Merah.

Meminjam Mayat Mao Hidup Kembali dalam Bentuk Lain,  Menambah Suasana Jahat

Kantor Berita Xinhua melaporkan bahwa pada  26 Desember pagi, tujuh anggota Komite Tetap Biro Politik Partai Komunis Tiongkok dan pejabat senior lainnya di Beijing pergi ke aula peringatan Mao, membungkuk tiga kali ke patung duduknya dan memberi penghormatan kepada jenazah Mao.

Penulis tidak tahu ide buruk siapa yang mendorong para pemimpin PKT dan yang lainnya ke dalam kubur. Beberapa ahli Feng Shui telah lama mengatakan bahwa jenazah Mao ditempatkan di Lapangan Tiananmen dalam jangka waktu panjang, yang setara dengan mengolah energi yin di Lapangan Tiananmen, kebetulan juga menekan poros tengah Kota Terlarang, menekan tulang belakang naga, Ini adalah tata letak yang sangat yin.

PKT mengaku ateis, namun para pejabat di semua tingkatan mencari bimbingan dari orang pintar. Dikatakan bahwa ada orang pintar di sekitar Xi Jinping, dan mereka sangat prihatin dengan apa yang dikatakan dalam gambar ke-46 dari kitab “Tui Bei Tu”: “Ada seorang tentara dengan busur, yang hanya mengatakan bahwa saya manusia berkepala putih ; Ada pedang emas tersembunyi di gerbang timur, orang kuat dan berani memasuki istana kekaisaran melalui pintu belakang.” dan “Membunuh tanpa pisau” dan “puluhan ribu orang tidak mati namun satu orang tak akan lolos”. Akibatnya, Xi Jinping bepergian tidak berani naik pesawat, dia terutama naik kereta khusus dan juga sering meninggalkan Beijing, sepertinya tidak mau tinggal di Zhongnanhai.

Mayat Mao membawa hawa jahat menyeramkan yang kuat, menekan pembuluh darah naga. Kebanyakan orang mengetahui hal itu, orang pintar di sekitar Xi Jinping tidak mungkin tidak tahu, tetapi tampaknya tidak mampu mencegah Xi Jinping.

Xi Jinping sendiri seharusnya mengetahui asal usul penunjukan Unit 8341 dan pantangan Mao yang mutlak tidak boleh memasuki istana. Tak seorang pun di Partai Komunis Tiongkok yang berani memutuskan untuk memindahkan jenazah Mao dari Tiananmen, namun harus ditinggalkan sejauh mungkin. Seorang pemimpin partai yang tidak pernah berani memasuki istana, setelah meninggal  jenazahnya malahan ditempatkan di pintu masuk utama kota kekaisaran, bagaimanapun itu sangat sial.

Para pemimpin tertinggi Partai Komunis Tiongkok tidak pedulikan hawa jahat,  bersikeras meminjam mayat Mao untuk hidup kembali dalam bentuk lain, mungkin mereka sudah tidak pedulikan terlalu banyak. Banyak kebenaran terungkap pada pertemuan Politbiro pada tanggal 21 dan 22 Desember. “Komite Sentral Partai” sangat merasa bahwa otoritasnya dipertanyakan, pada saat ini sangat dibutuhkan sebuah pertunjukan politik lain untuk mencoba mendapatkan kembali sedikit rasa “kepemimpinan “.

Terus belajar “Seni Perjuangan” Mao?

Xi Jinping mengatakan bahwa Mao “menciptakan Pemikiran Mao Zedong dalam proses perjuangan melawan berbagai kecenderungan yang salah dan merangkum secara mendalam pengalaman revolusi Tiongkok” ; Dia juga mengatakan bahwa Mao memiliki “seni perjuangan yang sempurna”.

Inilah yang sangat dibutuhkan oleh pemimpin Partai Komunis Tiongkok saat ini. “Pemikiran Xi” sedang dipertanyakan di dalam partai, dan otoritas “Xi Inti” sedang diguncang. Hal ini mirip dengan dilema Mao setelah kegagalan Lompatan Jauh ke Depan. Mao mengandalkan “perjuangan” baru bisa terus memegang kekuasaan ; Saat ini, Xi juga butuh mengandalkan “perjuangan” untuk mempertahankan otoritasnya.

Xi Jinping mengatakan bahwa Mao “tidak mempunyai pengalaman siap pakai, dan sulit untuk sepenuhnya menghindari segala macam liku-liku dan kesalahan yang muncul dalam perjalanan ke depan” ; Dia juga mengatakan bahwa Mao “melewati jalan memutar dalam eksplorasinya, terutama dalam melancarkan dan memimpin kesalahan serius “Revolusi Kebudayaan”.  Namun dia tetap mengatakan, “Prestasinya adalah nomor satu dan kesalahannya adalah nomor dua. Kesalahannya adalah kesalahan yang dilakukan oleh seorang revolusioner besar dan seorang Marxis besar”.

Pada pertemuan kehidupan demokrasi Politbiro beberapa hari yang lalu, Xi Jinping berkata, ” Kita harus memimpin penerapan sentralisme demokrasi, berpikir secara hati-hati dan mengungkapkan pendapat kita sepenuhnya ketika berpartisipasi dalam kajian keputusan-keputusan penting oleh Komite Sentral Partai….. kita harus segera merefleksikan situasi nyata yang kita pelajari di tempat kerja.” Hal ini harus tercermin secara obyektif dan komprehensif, tidak boleh hanya melaporkan kabar baik tetapi tidak melaporkan kekhawatiran……. kita harus mengambil opini yang benar dan membuat keputusan ilmiah.”

Ini sebenarnya merupakan pengakuan terselubung atas kesalahan pengambilan keputusan tertentu yang dilakukan oleh “Komite Sentral Partai” namun menyalahkan pihak lain di Politbiro. Beberapa hari kemudian, Xi mengomentari Mao dengan mengatakan, “Tidak ada pengalaman siap pakai untuk dipelajari….. liku-liku dan kesalahan sulit untuk sepenuhnya dihindari” ; Dan “jalan memutar dan kesalahan yang dilakukan dalam eksplorasi”, masih dikatakan sebagai kesalahan “agung”.

Situasi yang dihadapi Partai Komunis Tiongkok saat ini juga dapat dikatakan “belum memiliki pengalaman siap pakai,” sehingga “liku-liku dan kesalahan” juga “sulit untuk sepenuhnya dihindari” ; Tetapi ini masih tetap merupakan “kesalahan” yang “agung”. Xi Jinping mengatakan bahwa Mao “menempa Partai Komunis Tiongkok yang hebat, mulia dan benar” ; hingga hari ini, setiap “kesalahan” PKT juga tetap digambarkan sebagai “Wei Guang Zheng”(Agung, Mulia dan Benar).

Xi Jinping juga mengatakan bahwa “peringatan terbaik” Mao adalah mempromosikan “modernisasi gaya Tiongkok” dan mengatakan bahwa “modernisasi gaya Tiongkok telah membuka prospek luas bagi inovasi teoretis partai”.  Namun, “mayoritas anggota partai dan Kader, khususnya kader pimpinan di semua tingkatan” harus “menggunakan otak, rajin berpikir, aktif mengedepankan wawasan, serta menyumbangkan kebijaksanaan dan kekuatan untuk inovasi teoritis partai”.

“Modernisasi gaya Tiongkok” adalah kalimat yang dikemukakan oleh “Pemikiran Xi”. Xi Jinping mencoba menggunakan Mao untuk menegaskan “modernisasi gaya Tiongkok”, tetapi para pejabat partai hanya mendengarkan satu slogan saja dan tidak melihat isi sebenarnya ; Namun Xi Jinping terus bertanya kepada semua tingkatan Pejabat untuk menyumbangkan “inovasi teoretis”.

Dalam situasi “tidak ada pengalaman siap pakai untuk dipelajari”, tentu saja “Komite Sentral Partai” tidak akan terhindar untuk membuat “kesalahan” ; Tetapi tidak ada yang bisa menyangkal “inti”. Sama seperti ketika mengevaluasi Mao, “Prestasi  adalah nomer satu, kesalahan adalah nomor dua”; Dan “kesalahan” juga “agung”. Logika ini seharusnya dianggap sebagai salah satu “seni perjuangan” oleh para pemimpin tertinggi PKT.

A person standing in front of a podium

Description automatically generated

Gambar : Pada tanggal 21 April tahun 2023, pada forum “Modernisasi Gaya Tiongkok” yang diadakan di Shanghai, potret Xi Jinping muncul di latar belakang podium.(Hector RETAMAL/AFP via Getty Images)

Pernyataan Baru yang Aneh tentang Evaluasi Mao

Xi Jinping menyebut Mao “adalah patriot dan pahlawan bangsa Tiongkok yang agung di zaman modern.”

Ini termasuk cara baru dalam menilai Mao, namun sama sekali tidak sesuai dengan fakta dan sama saja dengan meremehkan Mao. Mao tidak pernah puas dengan pemerintahan di daratan Tiongkok. Setidaknya dia ingin memainkan peran penting dalam kubu sosialis dan juga berfantasi menjadi penguasa dunia.

PKT mulai berkuasa pada 1949, Mao memutuskan untuk menyerang Korea Utara pada tahun 1950, berencana untuk menguasai seluruh Semenanjung Korea dan mengusir militer AS ke laut. Mao juga pernah mengancam akan mengorbankan setengah dari 600 juta penduduk Tiongkok dalam perang nuklir sebagai imbalan atas kehancuran Amerika Serikat. Mao menyebarkan revolusi gaya PKT ke Asia Tenggara, Afrika dan Amerika Latin, juga termasuk mendukung organisasi komunis di Amerika Serikat dan negara-negara Barat.

Mao selalu memimpikan “persatuan dunia”, tetapi sekarang dia telah direduksi menjadi “patriot”, yang merupakan sebuah penghinaan. Menurut teori Marx, komunisme tidak memiliki batas negara dan “patriot” adalah istilah sempit yang ditolak. Saat ini, komunisme internasional terlalu ilusi dan tidak ada yang mempercayainya. PKT tidak punya pilihan selain mengeluarkan slogan “peremajaan bangsa” dan mempromosikan patriotism ; Mao juga telah dinilai kembali sebagai “patriot dan pahlawan bangsa”.

Mao tidak patriotik. Sejak PKT didirikan pada tahun 1921, Partai Komunis Tiongkok adalah cabang Timur Jauh di bawah kepemimpinan Partai Komunis Uni Soviet. Yang disebut perwakilan yang menghadiri Kongres Pertama Partai Komunis Tiongkok, termasuk Mao, semuanya menerima dolar perak yang disediakan oleh Uni Soviet sebelum pergi ke pertemuan. Pada tahun 1929, ketika Tiongkok dan Uni Soviet berselisih mengenai kepemilikan Jalur Kereta Api Timur Laut-Timur, Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok mengeluarkan deklarasi “Menentang Serangan Imperialis Kuomintang terhadap Uni Soviet” dan meneriakkan “Pertahanan Bersenjata Uni Soviet”.

Setelah pecahnya Perang Anti-Jepang, PKT dengan sengaja mempertahankan kekuatannya dan berkolusi dengan tentara Jepang untuk menyerang pasukan Kuomintang yang anti-Jepang. Setelah PKT berkuasa, Mao secara terbuka mengucapkan terima kasih kepada perwakilan Jepang yang mengunjungi Tiongkok, mengatakan bahwa invasi Jepang ke Tiongkok memberikan peluang bagi PKT untuk menjadi lebih besar kembali. Setelah PKT berkuasa, PKT dengan cepat berbalik mendukung bekas Uni Soviet, hingga kemudian hari tidak rukun. Kini, Partai Komunis Tiongkok mengabaikan fakta sejarah dan bersikeras mengatakan bahwa Mao adalah seorang “patriot”.

Setelah Perang Korea, pasukan PKT diusir, dan Korea Utara terus menuntut Gunung Changbai dari PKT. Pada tahun 1962, PKT menyerahkan sebagian Pegunungan Changbai dan 54% Danau Tianchi ke Korea Utara. Pada tahun 1975, ketika Mao bertemu dengan Kissinger, dia berkata, “paling baik Taiwan di tangan Anda. Jika Anda sekarang mengembalikan Taiwan kepada saya, saya juga tidak mau……. sekarang Taiwan lebih baik dikelola oleh Amerika Serikat”.

Mao disebut sebagai “patriot dan pahlawan bangsa”, sama sekali tidak cocok, bagai kepala keledai tidak cocok dengan mulut kuda, Sekretaris yang menulis manuskrip untuk Xi Jinping mungkin mengalami gangguan otak atau mungkin diminta untuk menulis seperti ini.

Pidato Xi Jinping menggunakan paragraf yang panjang untuk mengevaluasi Mao, tetapi menyebutkan reformasi dan keterbukaan dengan sangat singkat, dan kemudian berbicara tentang apa yang terjadi setelah Kongres Nasional ke-18, sama sekali tidak menyebutkan nama Deng, Jiang dan Hu. 

Tampaknya seperti pemimpin PKT hanya Mao dan Xi. Ketika Xi mengatakan Mao adalah “patriot dan pahlawan bangsa”, itu lebih seperti mengatakan bahwa dia adalah “patriot dan pahlawan bangsa”. Dalam beberapa tahun terakhir, PKT juga secara terbuka kembali memulai jalur ekspansi dan secara langsung berkonfrontasi dengan Amerika Serikat.

 Jalur “Reformasi dan Keterbukaan” Sekali Lagi Diturunkan Menjadi “Langkah Penting”

Setelah Mao, Deng Xiaoping mengusulkan jalur “reformasi dan keterbukaan”, yang sebenarnya menyangkal jalur Mao. Apa yang disebut eksplorasi Mao tidak membuahkan hasil dan semuanya gagal. Untuk menutupi kegagalannya tidak membiarkan dalam partai mengomentari kegagalan tersebut, barulah melancarkan “Revolusi Kebudayaan”, yang tidak segan-segan mengacaukan seluruh masyarakat, juga hendak menyingkirkan semua lawan politik dia dari kekuasaan.

Setelah Deng Xiaoping, Jiang Hu melanjutkan jalur “reformasi dan keterbukaan” Deng. Xi Jinping mengatakan dalam pidatonya bahwa “reformasi dan keterbukaan” adalah “langkah penting yang menentukan keberhasilan atau kegagalan modernisasi Tiongkok”. 

Pernyataan ini telah diulang berkali-kali. Pemimpin partai saat ini telah mengubah “modernisasi gaya Tiongkok” menjadi sebuah jalur baru, “reformasi dan keterbukaan” telah diturunkan dari sebuah jalur menjadi “langkah penting”. “Modernisasi ala Tiongkok” menekankan pada “kemandirian” dan “sirkulasi internal”, yang sebenarnya merupakan kebalikan dari “reformasi dan keterbukaan”.

Xi Jinping mengatakan bahwa Mao “menciptakan sistem sosialis yang maju” ; Pada  1956, “pada dasarnya menyelesaikan transformasi sosialis atas kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi” dan “telah meletakkan premis politik mendasar dan landasan kelembagaan bagi semua pembangunan dan kemajuan di Tiongkok kontemporer.” 

Eksperimen sosialis Mao gagal total. Deng Xiaoping sangat merasakan krisis rezimnya dan hanya bisa mencari bantuan dari kapitalisme Amerika. PKT mengandalkan ekonomi kapitalis untuk mendapatkan kembali legitimasi kekuasaannya, namun kini menghadapi krisis kekuasaan baru. “Sirkulasi internal” dari “modernisasi gaya Tiongkok” tidak berjalan sama sekali. Perekonomian Tiongkok sedang memburuk, jalur seperti ini sedang dipertanyakan secara luas di dalam partai.

Jika PKT mengeluarkan Mao untuk menekan situasi saat ini, hal itu tidak akan berdampak apa pun pada pejabat saat ini. Xi dan Mao duduk diposisi sama, mencoba menggambarkan “kesalahan” Xi sebagai “agung”; Namun para pejabat dalam partai mungkin tidak menghargai.

A person with his hand on his head

Description automatically generated

Gambar : Pada 26 Desember tahun 2023, seorang investor di Haian, Provinsi Jiangsu sedang mengamati data penutupan pasar saham. Indeks Komposit Shanghai turun di bawah 2.900 poin pada hari itu.(CFOTO/Future Publishing via Getty Images)

Pemimpin Partai Komunis Tiongkok Menyerukan Agar Tidak ‘Tiarap’ 

Xi Jinping juga mengatakan bahwa dia hendak “mengatur partai secara ketat……. untuk menciptakan tim kader profesional berkualitas tinggi yang loyal, bersih dan bertanggung jawab” ; Dia mengusulkan untuk “meninggalkan semua ide malas yang menganut pemikiran lama, konsep lama, rutinitas lama dan metode lama, dan dengan tegas menentang semua tindakan yang tidak bertanggung jawab, perilaku tidak bertindak, penghindaran dan pikiran tidak mau maju”.

“Komite Sentral Partai” mengetahui bahwa anggota Politbiro dan pejabat di semua tingkatan sedang tiarap, hal ini sebenarnya adalah pertanyaan dan perlawanan terselubung terhadap “Pemikiran Xi” dan “Inti Xi”. Pejabat Partai Komunis Tiongkok yang korup tidak ingin “berdiri di atas kaki sendiri” atau “bekerja keras”, mereka tidak punya cara untuk menghasilkan uang, jadi tentu saja mereka tidak akan melakukan apa-apa.

Xi Jinping mengatakan bahwa Mao “memberikan jawaban pertama dalam pemikirannya yang mendalam untuk melampaui siklus sejarah”, yaitu “membiarkan rakyat mengawasi pemerintah”. Namun, dalam sepuluh tahun terakhir kampanye antikorupsi, PKT hanya melihat lebih banyak pejabat yang korup, rakyat tidak punya hak untuk mengawasi, PKT tidak bisa lepas dari hukum siklus sejarah.

Pada 26 Desember, Kantor Berita Xinhua melaporkan bahwa Komisi Pusat Inspeksi Disiplin mengeluarkan pemberitahuan, hendak “memperbaiki masalah seperti tidak bertanggung jawab, tidak bertindak, perilaku sembarangan, pengambilan keputusan yang disengaja, tugas asal-asalan, dan penolakan dingin…… Kita harus menghukum mereka yang makan dan minum yang melanggar peraturan, serta menerima dan mengirim hadiah yang melanggar peraturan, pemberian tunjangan dan subsidi secara ilegal, pengaturan pernikahan dan pemakaman yang ilegal, penggunaan mobil umum untuk pribadi dan kebiasaan keras kepala lainnya akan dihukum segera setelah mereka terungkap.” 

Corong media PKT itu juga menyebutkan bahw Komisi Inspeksi Disiplin juga mengumumkan bahwa “Kami akan menghukum mereka yang mengadakan pesta makan malam ilegal selama pelatihan dan pertemuan, “tidak makan di tingkat yang sama dan makan di tingkat yang lebih rendah”, menggunakan dana publik untuk makan dan minum dengan kedok resepsi, “mengirim hadiah dengan pengiriman”, mencegah dan menghukum secara ketat variasi yang tidak terlihat seperti pariwisata dengan dana publik atas nama penelitian dan inspeksi, serta kegiatan pembangunan partai, dan segera menemukan dan menyelidiki masalah hedonistik dan boros di balik mengemudi dalam keadaan mabuk oleh anggota partai dan kader, tembakau,anggur dan the kelas atas, “makan malam Tahun Baru yang mewah”, pengemasan hadiah liburan yang berlebihan,..…Terus perbaiki perilaku seperti pertemuan antar rekan kerja, pengelompokan inspeksi dan investigasi, pekerjaan berlebihan yang meninggalkan jejak, peningkatan tugas tahap demi tahap, berulang kali meminta materi untuk mengisi formulir, dan “formalisme di ujung jari”.

Para pejabat PKT bersikap tiarap dalam pekerjaan cuh tak acuh di tempat kerja, energi mereka terutama digunakan untuk korupsi. Petinggi Partai Komunis Tiongkok tidak punya solusi terhadap banyak masalah, mereka sibuk berpura-pura dan mempertahankan otoritas. Mereka juga mengabaikan nasib buruk dan hawa jahat, mencoba mengambil keuntungan dari pemimpin partai generasi pertama untuk menutupi kesalahan. Kemunduran Dinasti Merah terlihat jelas, pemimpin partai generasi terakhir juga seharusnya tahu bahwa mereka tidak akan mampu bertahan hidup.(lin)