Duduk Adalah ‘Merokok Baru’! Para Ahli Ungkap Dampak Mengkhawatirkannya Terhadap Kesehatan

EtIndonesia. Banyak pakar kesehatan kini membandingkan duduk dengan efek merokok, dan menyoroti dampak signifikan gaya hidup yang tidak banyak bergerak terhadap kesehatan. Penelitian demi penelitian menggarisbawahi hal ini mengenai kenyataan. Jadi, bagaimana gaya hidup yang didorong karena rasa tanggung jawab dalam pekerjaan ini mempengaruhi kesehatan kita?

Apa kata para ahli?

Penelitian terbaru yang mengeksplorasi kesehatan wanita telah menemukan hubungan yang mengejutkan: mereka yang menghabiskan lebih dari enam jam sehari untuk duduk dapat melipatgandakan peluang mereka terkena fibroid rahim.

Penelitian ini menunjukkan adanya korelasi langsung antara perilaku sedentary dan risiko fibroid rahim. Faktanya, penelitian tersebut mengungkapkan bahwa wanita yang duduk selama enam jam atau lebih setiap hari menghadapi risiko dua kali lipat dibandingkan dengan mereka yang duduk kurang dari dua jam setiap hari.

Fibroid adalah pertumbuhan non-kanker yang terbentuk dari otot dan jaringan yang berkembang baik di dalam rahim, di dinding rahim, atau bahkan di luar rahim.

Mengapa duduk begitu Mempengaruhi wanita?

Penulis penelitian menunjukkan adanya hubungan kuat antara kebiasaan kurang gerak dan peradangan kronis, serta kekurangan vitamin D. Korelasi ini mungkin menawarkan penjelasan potensial untuk peningkatan risiko fibroid rahim yang terkait dengan duduk terlalu lama.

Penelitian sebelumnya telah menyoroti hubungan antara rutinitas tidak aktif dan kanker seperti kanker endometrium, ovarium, dan payudara, yang semuanya dipengaruhi oleh estrogen. Mengingat fibroid juga berkembang dengan adanya estrogen, para ahli kesehatan bertujuan untuk menyelidiki apakah ada hubungan potensial antara perilaku menetap dan perkembangan fibroid.

Bagaimana peneliti menemukan hubungan antara duduk dan fibroid?

Sebuah tim peneliti dari Universitas Kunming di Tiongkok melakukan penelitian yang melibatkan lebih dari 6.600 wanita berusia antara 30 hingga 55 tahun yang belum mencapai menopause.

Para peserta dikategorikan menjadi empat kelompok berdasarkan durasi duduk harian mereka: mereka yang duduk di bawah dua jam per hari, mereka yang duduk selama dua hingga empat jam per hari (terdiri dari 61% perempuan), individu yang duduk selama empat hingga enam jam per hari, dan mereka yang duduk selama enam jam atau lebih setiap hari.

Sebanyak 562 wanita (8,5% dari peserta) menderita fibroid, dengan angka tertinggi terjadi pada mereka yang berusia di atas 50 tahun.

Selain fibroid pada wanita, penelitian yang dilakukan bersama oleh University of Southern California dan University of Arizona juga menunjukkan bahwa individu yang menghabiskan 10 jam atau lebih untuk duduk setiap hari mungkin menghadapi peningkatan risiko terkena demensia. (yn)

Sumber: indiatimes