Risalah Rapat The Fed : Kenaikan Suku Bunga Telah Berakhir, Penurunan Suku Bunga Belum Dipastikan

oleh Lin Yan – Epochtimes.com

Risalah pertemuan Federal Reserve (The Fed)  Desember yang dirilis pada Rabu (3 Januari) menunjukkan bahwa pembuat kebijakan percaya inflasi AS yang tinggi telah dapat dikendalikan, sehingga penurunannya sudah dapat dilakukan pada 2024, meskipun tahapannya belum dapat dipastikan. Oleh karena itu The Fed masih membuka pintu bagi kenaikan suku bunga di masa mendatang.

Setelah risalah rapat dirilis, saham-saham AS sedikit pulih dari kerugian namun masih menunjukkan tren penurunan, sementara itu nilai dolar AS menguat. Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun nyaris tidak berubah.

Komite Kebijakan Moneter Federal Reserve (FOMC) yang menghadiri pertemuan pada 12-13 Desember 2023, memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25% hingga 5,5%, dan memprediksikan untuk pemangkasan suku bunga sebesar 0,75% pada akhir tahun 2024.

Namun risalah pertemuan yang dirilis pada Rabu menunjukkan bahwa masih ada tingkat ketidakpastian yang tinggi mengenai jalur penurunan suku bunga atau apakah hal itu akan terjadi.

Reporter “Wall Street Journal” Nick Timiraos mengatakan bahwa risalah pertemuan mengisyaratkan berakhirnya kenaikan suku bunga, namun tidak memberikan jadwal penurunan suku bunga. Selain itu, beberapa pejabat telah menyoroti risiko negatif yang dapat ditimbulkan oleh suku bunga yang terlalu ketat terhadap perekonomian.

Dunia luar percaya bahwa sentimen dovish yang terungkap dalam risalah rapat jelas lebih lemah dibandingkan dengan sinyal yang dikirimkan oleh Ketua The Fed Powell dalam pidatonya pada konferensi pers bulan Desember tahun lalu.

Risalah tersebut menyebutkan, hampir semua pejabat yang berpartisipasi mengisyaratkan bahwa perkiraan dasar mereka menunjukkan bahwa kisaran target suku bunga dana federal yang lebih rendah masih bisa diberlakukan hingga akhir tahun 2024. Namun beberapa orang peserta pertemuan menekankan bahwa, mengingat kemajuan yang dicapai dalam menurunkan tingkat inflasi, masih juga terdapat ketidakpastian yang besar mengenai berapa lama kebijakan moneter yang restriktif ini akan dipertahankan.

Dalam hal mengenai prospek suku bunga, risalah tersebut menyebutkan : “Ketika membahas prospek kebijakan, para peserta pertemuan berpendapat bahwa kebijakan suku bunga mungkin telah berada pada atau mendekati pada puncak siklus pengetatan. meskipun mereka mencatat bahwa jalur kebijakan sebenarnya akan bergantung pada bagaimana perekonomian berkembang.”

Para peserta pertemuan melihat bahwa perkiraan jalur suku bunga ini masih memiliki ketidakpastian yang cukup tinggi, sehingga tidak menutup kemungkinan memerlukan kenaikan suku bunga lebih lanjut karena terjadi perubahan situasi ekonomi di waktu mendatang. Beberapa peserta mengatakan suku bunga mungkin perlu dipertahankan tinggi lebih lama dari perkiraan mereka saat ini.

“Para peserta secara umum menekankan pentingnya mempertahankan pendekatan yang hati-hati dengan bergantung pada data yang ada ketika menentukan keputusan kebijakan moneter, selain itu juga menegaskan kembali bahwa lebih tepat untuk mempertahankan sikap restriktif melalui kebijakan (moneter) selama beberapa waktu sampai inflasi benar-benar bergerak turun secara signifikan sesuai kebijakan yang diarahkan Komite”. Demikian bunyi risalah.

Sebagian besar pedagang suku bunga berjangka memprediksikan bahwa Federal Reserve akan mulai memotong suku bunga pada bulan Maret 2024, dan suku bunga kebijakan diperkirakan akan berada di kisaran 3,75% hingga 4,00% pada akhir tahun ini, 1,5 poin persentase lebih rendah dari periode yang sama pada tahun 2023.

Beberapa pejabat The Fed mengatakan, mereka yakin bahwa di waktu mendatang komite tersebut bisa saja melakukan “trade-off” antara tujuan kembarnya yaitu mengendalikan inflasi dan mencapai lapangan kerja penuh di periode mendatang.

Reuters dalam laporannya menyebutkan bahwa ini adalah harapan para pengambil kebijakan The Fed untuk menghindari pengorbanan ketika mengupayakan soft landing bagi perekonomian dari inflasi terburuk dalam 40 tahun.

Risalah tersebut dengan jelas menyebutkan bahwa pejabat The Fed mengakui bahwa FOMC telah membuat “kemajuan nyata” dalam mencapai target inflasi 2% pada tahun 2023. Secara khusus, data inflasi telah menurun dalam enam bulan terakhir, dan tingkat inflasi pada November 2023 juga menunjukkan sedikit lebih rendah dari target The Fed yang 2%.

Para peserta pertemuan menyatakan bahwa mereka perlu melihat lebih banyak bukti bahwa tekanan inflasi telah mereda sebelum mereka dapat yakin bahwa inflasi dapat turun kembali ke angka 2%. (sin)