4 Jenis Beras Berbahaya bagi Hati dan Ginjal, Mudah Menyebabkan Kanker

EtIndonesia. Nasi adalah makanan pokok sebagian masyarakat Indonesia. Namun, kita harus berhati-hati saat menanak nasi, kita perlu memperhatikan kondisi beras yang akan kita masak. Ada jenis beras yang sebaiknya kita hindari untuk dikonsumsi, ini demi kesehatan kita.

  1. Beras yang sudah lama disimpan

Karena penyimpanan jangka panjang dan faktor lingkungan, nutrisi pada beras tua mungkin hilang dan menghasilkan beberapa zat berbahaya seperti aflatoksin. Aflatoksin merupakan karsinogen yang dapat menyebabkan kerusakan besar pada hati dan ginjal manusia. Oleh karena itu, sebaiknya pilihlah untuk membeli beras baru.

  1. Beras mengkilap

Beras ini memiliki permukaan yang halus dan mengkilat. Namun kandungan nutrisi pada beras jenis ini sangat rendah. Selama proses pembersihan beras, lapisan dedak dan beberapa unsur hara pada permukaan bulir beras terkikis sehingga menyebabkan penurunan nilai gizi. Selain itu, beberapa pengusaha mungkin menggunakan zat beracun untuk memoles, seperti bedak talk dan formaldehida. Konsumsi beras jenis ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada tubuh manusia, sehingga menyebabkan kanker.

  1. Beras berjamur

Beras berjamur adalah beras yang rusak akibat penyimpanan jangka panjang atau lingkungan lembab. Aflatoksin dan bakteri yang terdapat pada beras berjamur menyebabkan kerusakan serius pada hati dan ginjal manusia. Meski bagian yang berjamur sudah dihilangkan, racun pada beras tetap ada. Oleh karena itu, jika Anda melihat beras berjamur sebaiknya segera dibuang.

  1. Beras mengandung kandungan kadmium yang terlalu tinggi

Kadmium (Cd) merupakan salah satu unsur logam berat yang dapat membahayakan ginjal dan sistem saraf manusia. Kualitas tanah dan air di beberapa daerah mengandung kadar Cd yang tinggi sehingga menyebabkan beras yang dihasilkan memiliki kadar Cd yang berlebihan. Mengkonsumsi nasi dengan kandungan Cd yang terlalu tinggi dalam jangka waktu yang lama akan berdampak serius pada kesehatan manusia, penyakit ginjal, dan penyakit saraf. Oleh karena itu, sebaiknya kita memilih beras dengan kandungan Cd yang rendah atau mengurangi risiko penyerapan Cd dengan melakukan diversifikasi pola makan.

Cara memilih beras yang enak

Pertama, mari kita lihat penampakannya. Beras berkualitas tinggi biasanya memiliki butiran halus, ukuran seragam, tanpa banyak butiran pecah atau kotoran. Warnanya harus cerah atau agak kuning, tidak terlalu cerah atau terlalu kusam.

Kedua, cium baunya. Beras berkualitas tinggi harus harum, tidak pedas atau asam. Jika baunya tidak enak, jangan dibeli.

Ketiga, sentuh berasnya. Beras berkualitas tinggi terasa kering saat disentuh dan tidak meninggalkan banyak tepung di tangan. Jika terasa basah atau banyak tepungnya, berarti beras sudah tidak segar.

Terakhir, Anda bisa mencoba menggigit sebutir beras. Kalau terasa keras berarti beras baru, kalau digigit dan pecah berarti beras lama. (yn)

Sumber: ngoisao.vnexpress.net