Korea Utara Menembakkan 200 Peluru Artileri Sebagai Provokasi, Korsel Membalas dengan Latihan Tembakan Langsung

Yi Jing – NTD

Korea Utara pada Jumat (5 Januari) menembakkan lebih dari 200 peluru artileri di dekat perbatasan laut yang disengketakan dengan Korea Selatan. Korea Selatan segera melancarkan latihan penembakan dan merespons dengan tegas.

Lee Sung-joon, direktur kantor urusan masyarakat Kepala Staf Gabungan militer Korea Selatan berkata: Antara pukul 09.00 hingga 11.00 pagi ini, militer Korea Selatan menembakkan lebih dari 200 peluru artileri dari sekitar Tanjung Jangsan, sebelah utara Pulau Baekryong, dan Tanjung Deungsan, sebelah utara Pulau Yeongpyeong.”

Militer Korea Selatan mengatakan pada Jumat bahwa semua peluru artileri yang ditembakkan oleh Korea Utara jatuh di wilayah utara perbatasan maritim (NLL) dan tidak menimbulkan korban jiwa. Korea Selatan menekankan bahwa ini adalah provokasi serius oleh RRDK untuk mengancam perdamaian dan memperparah ketegangan di semenanjung Korea.

Lee Sung-joon berkata: “Kami dengan serius memperingatkan Korea Utara bahwa mereka bertanggung jawab penuh atas meningkatnya ketegangan dan mendesak Korea Utara untuk segera menghentikan tindakan tersebut.”

Korea Selatan mengutuk Korea Utara karena secara sepihak membatalkan perjanjian militer 9-19 antara Korea Selatan dan Korut serta secara sembrono melanjutkan latihan penembakan di zona penyangga militer di pantai barat. Korea Selatan dan Korea Utara menandatangani perjanjian pada 2018 untuk menghentikan latihan militer di dekat perbatasan dan batas maritim.

Sebagai tanggapan, Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan mengatakan bahwa unit marinir angkatan laut yang ditempatkan di pulau Yeonpyeong dan Baengnyeong melakukan latihan tembakan langsung dengan senjata berat di perairan selatan perbatasan maritim pada hari yang sama.

Sebelumnya, ribuan warga di Pulau Yeonpyeong dan Baengnyeong diperintahkan untuk mengungsi sementara waktu.

Dalam menghadapi meningkatnya ketegangan antara Korea Selatan dan Korea Utara, warga Korea Selatan telah menyatakan keprihatinannya.

Seorang Warga Korea Selatan berkata: “Saya bertugas di Pulau Baengnyeong hingga bulan lalu, jadi saya rasa tidak mengherankan jika Korut melakukan provokasi setiap saat. Ketika saya mendengar berita itu, saya merasa  khawatir akan terjadi perang.”

Militer Korea Selatan dengan kerja sama militer AS, memantau dengan seksama pergerakan Korea Utara di dekat pantainya dan bersiap untuk mengambil tindakan balasan kapan saja. (Hui)